Pages - Menu

Pages

Minggu, 09 November 2014

LARUTAN ASAM BASA

LARUTAN ASAM DAN LARUTAN BASA


A.      MENGENAL ASAM DAN BASA

1.       Asam
Senyawa asam merupakan salah satu kelompok elektrolit yang banyak berperan dalam reaksi kimia. Suatu asam dapat berupa zat padat, cairan atau gas.
Ada asam yang berbahaya karena bersifat racun, tetapi adapula asam yang diperlukan tubuh kita.
Senyawa asam banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Buah-buahan memiliki rasa asam berkat adanya senyawa yang dikandungnya. Jeruk mempunyai asam sitrat, sedangkan anggur mengandung asam tartrat. Air susu yang rusak dapat menimbulkan asam laktat. Dalam aki kendaraan bermotor kita mempunyai asam sulfat. Pembersih mata mengandung asam borat. Empek-empek yang berkuah mengandung asam cuka atau asam asetat. Banyak zat pembangun tubuh kita yang terbentuk dari asam, seperti lemak serta protein yang terbentuk dari asam amino. Dalam lambung terdapat asam klorida yang berperan pada pencernaan makanan serta dalam darah terkandung asam karbonat dan asam fosfat yang berperan dalam pengankutan makanan tersebut.
Asam sudah dikenal manusia sejak jaman purba, jauh sebelum ilmu kimia lahir. Bangsa sumeria di Mesopotamia sudah menggunakan asam nitrat (yang disebut aqua fortis atau air kuat) untuk memisahkan emas dan perak. Perak dapat larut dalam asam nitrat, sedangkan emas tidak. Akan tetapi pemahaman ilmiah tentang senyawa-senyaawa asam baru dimulai pada akhir abad ke-18. Pada tahun 1777, Antonie Laurent Lavoisier menerangkan semua asam mengandung unsur oksigen. Nama oksigen diciptakan oleh Lavoisier dari bahasa yunani yang artinga “pembentuk asam”. Ternyata pemikiran Lavoisier tidak benar, sebab ada asam yang tidak mengandung oksigen. Kemudian pada tahun 1810, Sir Humpry Davy mengemukakan bahwa unsur hidrogen, bukan oksigen yang dimiliki oleh semua asam.
Tatkala Svante Arrhenius pada tahun 1884 mengemukakan teori ion, barulah dipahami bahwa asam termasuk golongan elektrolit. Arrhenius merumuskan devinisi asam sebagai berikut

Asam adalah zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion (H+)

Di bawah ini tearcantum beberapa asam yang perlu dikutahui.
Rumus
Nama asam
Rumus
Nama asam
HF
HCl
HBr
HI
HClO
HClO2
HClO3
HClO4
HNO2
HNO3
Asam fluorida
Asam klorida
Asam bromida
Asam iodida
Asam hipoklorit
Asam klorit
Asam klorat
Asam perklorat
Asam nitrit
Asam nitrat
CH3COOH
H2S
H2SO3
H2SO4
H2CO3
H2C2O4
H2Cr2O4
H2Cr2O7
H3PO3
H3PO4
Asam asetat
Asam sulfida
Asam sulfit
Asam sufat
Asam karbonat
Asam oksalat
Asam kromat
Asam dikromat
Asam fosfit
Asm fosfat

Ketika suatu asam dilarutkan dalam air, terjadilah penarikan H+ oleh pelarut.
Contoh :
HCl   --->   H+ (aq)   +   Cl- (aq)
H2SO4  ----->  2H+  (aq)   +   SO4 2- (aq)
H3PO4  ----> 3H+ (aq)  +  PO4 3- (AQ)
Sebenarnya H+ terikat pada molekul H2O dalam wujud ion H3O+. Akan tetapi lebih praktis di tuliskan H+ saja.
Perlu diingat  yang menyebabkan sifat asam asalah ion H+. Oleh karena itu senyawa-senyawa seperti etanol (C2H5OH), glukosa (C6H12O6), atau gula pasir sukrosa (C12H22O11), meskipun mengandung ion hidrogen, tidak bersifat asam. Sebab mereka tidak dapat melepaskan ion H+ dalam air.
Beberapa oksida bukan logam mempunyai sifat asam, sebab meraka dapat bereaksi dengan air menghasilkan ion H+. Oksida semacam ini disebut aksida asam.
Contoh :
CO2   +   H2O    ----------->     H2CO3
SO2   +   H2O    ----------->     H2SO3
SO3   +   H2O    ----------->     H2SO4
N2O3   +   H2O   ----------->    2HNO2
N2O5   +   H2O  ------------>      2HNO3
P2O3   +   3H2O  ----------->    2H3PO3
P2O5   +   3H2O  ----------->    2H3PO3
Atmosfer kita secara alamiah selalu mengandung oksida asam. Letusan gunung berapi akan membuang gas SO2 dan SO3 ke udara, sedangkan pembakaran hutan dan pernapasan manusia atau hewan akan melepaskan gas CO2. Ketika terjadi petir, energi listrik timbul menyebabka reaksi gas N2 dan gas O2 di udara membentuk gas N2O3 dan N2O5. Oksida asam ini bereaksi dengan air hujan menjadi asam. Itulah sebabnya air hujan agak bersifat asam.
Dijaman modern ini, pemakaian bahan bakar minyak menyebabkan oksida asam di udara meningkat pesat. Terutama gas CO2, SO2, dan SO3, sehingga menimbulkan berbagai pencemaran kingkungan seperti hujan asam  dan meningkatnya suhu permukaan bumi. Untuk memahami masalah ini sifat asam mutlak diperlukan.


2.       Basa
Seperti halnya asam, kelompok zat yang disebut basa merupakan elektrolit yang penting. Beberapa basa yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Cairan kapur tembok disebut air kapur adalah kalsium hidroksida. Larutan pembersih marmer atau kaca jendela adalah amonium hidroksida. Penderita sakit mag selalu minum obat yang berupa larutan magnesium hidroksida atau larutan alumunium hidroksida.
Arrhenius merumuskan definisi basa sebagai berikut :

Basa adalah zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidroksida    (OH-).

Beberapa basa yang perlu diketahui tertera pada tabel sebagai berikut :
Rumus
Nama basa
Rumus
Nama basa
NaOH
KOH
NH4OH
Ca(OH)2
Ba(OH)2
Natrium hidroksida
Kalium hidroksida
Amonium hidroksida
Kalsium hidroksida
Barium hidroksida
Mg(OH)2
Zn(OH)2
Fe(OH)2
Fe(OH)3
Al(OH)3
Magnesium hidroksida
Seng hidroksida
Besi (II) hidroksida
Besi (III) hidroksida
Alumunium hidroksida
Yang menyebabkan sifat basa adalah ion OH-. NaOH merupakan basa sebab dapat melepaskan OH- jika dilarutka dalam air. Akan tetapi, C2H5OH (etanol) tidaklah bersifat basa sebab tidak dapat melepaskan OH-.
Semua basa, kecuali NH4OH, dalam keadaan murni berwujud padat. Adapun basa NH4OH tidak dijumpai dalam bentuk murninya, sebab NH4OH adalah larutan gas NH3 dalam air.
Beberapa oksida logam mempunyai sifat basa, dan disebut oksida basa, sebab meraka dapat bereaksi dengan air menghasilkan ion OH-.
Contoh :
Na2O   +    H2O --->  2NaOH
K2O   +   H2O ---->  2KOH
CaO   +   H2O ---->  Ca(OH)2
BaO   +   H2O  ---->  Ba(OH)2
Al2O3   +   3H2O -->à  2Al(OH)3

3.       Sifat Asam dan Basa
Senyawa asam bersifat korosif, artinya dapat merusak logam atau marmer. Sebagian besar logam dapat bereaksi dengan asam untuk menghasilkan gas H2, dan marmer dapat bereaksi dengan asam untuk menghasilak gas CO2.
Senyawa basa bersifat kaustik, artinya dapat merusak kulit kita. Jika kita celupkan jari tangan dalam NaOH encer, jari tangan kita terasa licin. Hal ini disebabkan terbentuknya sabun sebagai hasil reaksi NaOH dengan lemak pada kulit kita.
Asam memiliki rasa asam, sedangkan basa memiliki rasa pahit. Tapi kita tidak dianjurkan untuk mencicipinya, sebab mungkin saja zat ini beracun atau berbahaya.
Untunglaglah asam dan basa mempunyai sifat dapat mengubahwarna dari zat yang dikandung tumbuh-tumbuhan, sehingga warna zat dapat dipakai untuk mengindentifikasikan asam dan basa. Para ahli kimia sudah sejak lama menggunakan zat warna lakmus, yang berasal dari spesies lumut kerak (Rocella tinctoria). Lakmus sangat umum digunakan untuk menguji keasaman dan kebasaan sebab memiliki beberala keunggulan sebagai berikut :
1.       Lakmus sukar teroksidasi oleh O2 di udara, sehingga dapat disimpan lama.
2.       Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga dapat disediakan dalam bentuk kertas lakmus.
3.       Perubahan warnya sangat jelas terlihat. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan asam, dan berwarna biru dalam larutan basa.
Zat semacam lakmus, yaitu zat yang berubah warna jika ada asam atau basa, disebut indikator (penunjuk). Di samping lakmus, masih banyak lagi jenis indikator untuk menguji keasaman dan kebasaan. Beberapa indikator yang sering dipakai di laboratorium tercantum dalam taabel berikut
Indikator
Warna dalam asam
Warna dalam basa
Lakmus
Fenolftalein
Metil merah
Brom timol biru
Merah
Tidak berwarna
Merah
Kuning
Biru
Merah
Kuning
Biru


     
Pelajari materi terkait :
  1. LARUTAN ASAM BASA
  2. REAKSI PENETRALAN
  3. TEORI BRONSTED LOWRY
  4. pH ASAM DAN BASA
SOAL EVALUASI LARUTAN ASAM BASA


Sumber:
KIMIA untuk SMA kelas X, Unggul Sudarmo, Penerbit Erlangga, 2004
KIMIA 1 SMU, untuk Kelas 1, Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad, Penerbit Erlangga, 1999
KIMIA untuk SMA/MA, kelas X, Tarti Harjani, dkk,  Penerbit Masmedia, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar