PENCEMARAN LINGKUNGAN
A. MEMAHAMI PENCEMARAN LINGKUNGAN.
Dalam dasawarsa terakhir ini, masalah lingkungan hidup telah menjadi pusat perhatian masyarakat dunia. Beberapa lembaga studi tentang lingkungan serta organisasi yang menangani masalah lingkungan tumbuh dimana-mana bagaikan jamur di musim hujan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam konfrensi lingkungan hidup pada bulan juni 1972 di Rio de Janeiro, PBB juga menyelenggarakan konferensi yang diberi nama Earth Summit. Konferensi ini merumuskan “agenda 21”, yaitu langkah-langkah yang harus ditempuh oleh negara-negara seluruh dunia untuk menyelamatkan lingkungan planet kecil yang bernama Bumi, satu-satunya tempat tinggal manusia di alam semesta.
Telah disadari
secara luas bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dibayar oleh
umat manusia berupa pencemaran lingkungan hidup. Bagi kemajuan transportasi
otomobil, kita harus membayar biaya berupa penyakit dan kerusakan akibat asap
buangan knalpot. Bagi efek ampuh dari insektisida, ongkosnya adalah punahnya
beberapa spesies hewan dan goyahnya jaringan ekologi. Bagi energi nuklir, kita
menanggung bahaya yang ditimbulkan oleh radiasi. Dengan pemakaian pupuk pada
lahan pertanian, kita telah mengurangi kualitas tanah. Proses diatas melibatkan
zat kimia dan reaksi kimia. Itulah sebabnya cabang ilmu kimia lingkungan sangat
berperan dalam menanggapi masalah pencemaran. Generasi muda selayaknya tanggap
terhadap masalah ini, agar bangsa dan negara kita tetap melangkah menuju era
industrilisasi pada abad ke-21, dengan senantiasa menjaga kelestarian
lingkungan.
Pencemaran
(pollution) didefinisikan sebagai segala perubahan yang tidak dikehendaki pada
sifat udara, air, tanah, atau makanan yang dapat mempengaruhi kegiatan
kesehatan, dan keselamatan makhluk hidup. Kebanyakab zat pencemar (pollutans)
merupakan hasil samping atau buangan tatkala suatu materi diolah menjadi produk
dan digunakan. Perlu disadari bahwa pencemaran lingkungan adalah masalah
bersama umat manusia, tidak tergantung pada batas wilayah negara yang kita
gambarkan dalam peta. Zat pencemar yang dihasilkan oleh suatu wilayah dapat
terbawa oleh angin atau aliran sungan ke wilayah lain.
Beberapa dampak
negatif yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan, antara lain sebagai
berikut :
1.
Terganggunya kenyamanan dan estetika; bau yang
tak sedap, mengurangi daya pandang di udara, dan bangunan menjadi berdebu.
2.
Kerusakan barang; perkaratan logam dan pelapukan
material bangunan.
3.
Bahaya bagi kesehatan; tersebarnya penyakit
menular, iritasi saluran pernapasan, timbulnya kanker, dan kelainan genetika.
4.
Ancaman bagi tumbuhan dan hewan; berkurangnya
hasil pertanian, pepohonan menjadi layu, dan punahnya spesies hewan langka.
5.
Terpenggalnya sistem alami penunjang kehidupan;
perubahan ikllim suhu, berlubangnya lapisan ozon, siklus materi dan energi
menjadi terputus, dan hilangnya rantai makanan yang diperlukan bagi kelestarian
spesies tertentu.
Ada tiga faktor yang menentukan seberapa jauh dampak
suatu zat pencemar. Pertama ; sifat kimia, yaitu kereaktifatn dan bahaya yang
dapat ditimbulkan zat tersebut. Kedua, konsentrasi, yaitu jumlah zat persatuan
volume udara, air, tanah atau berat tubuh. Ketiga, kestabilan, yaitu terurai
menjadi zat lai yang tidak berbahaya.
Dengan memahami pencemaran lingkungan, diharapkan kita semua,
terutama generasi muda memiliki kearifan dalam mengolah sumberdaya alam di
sekitar kita serta ikut memikirkan cara penganggulangan dampak negatif dari
teknologi modern.
B. PENCEMARAN UDARA
Atmosfer atau
selubung tipis gas yang membungkus bumi, terdiri atas lapisan seperti kulit
bawang. Hampir semua (95%) massa udara terdapat pada lapisan paling bawah,
yaitu tropposfer yang tebalnya hanya mencapai 17km di atas permukaan bumi. Jika
bumi kita ibaratkan sebuah apel, maka lapisan troposfer ini seperti kulit apel.
Komposisi udara
kering dan bersih pada lapisan troposfer dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Gas
|
% Volume
|
Ppm
|
Nitrogen (N2)
|
78,1
|
-
|
Oksigen (O2)
|
20,9
|
-
|
Argon (Ar)
|
0,934
|
-
|
Karbon dioksida (CO2)
|
0,033
|
330
|
Neon (Ne)
|
0,002
|
20
|
Helium (He)
|
0,0005
|
5
|
Metana (CH4)
|
0,0002
|
2
|
Kripton (Kr)
|
0,0001
|
1
|
Hidrogen (H2)
|
0,00005
|
0,5
|
Karbon monoksida (CO)
|
0,00001
|
0,1
|
Gas lain kurang dari 0,1 ppm
|
Udara pada
lapisan troposfer juga mengandung uap air dalam jumlah yang bervariasi, dari
0,01% pada gurun yang kering sampai 5% pada daerah tropis yang lembab.
Aktivitas manusia
modern telah menyebabkan gas pencemar dibuang ke atmosfer dalam jumlah jutaan
ton setiap tahun. Gas ini meliputi oksida karbon, oksida nitrogen, oksida
belerang, serta senyawa CFC (Chlorofluorocarbons). Gas tersebut berasal dari
kendaraan bermotor, aktivitas industri, cerobang pabrik, pembakaran hutan,
serta peralatan rumah tangga seperti kulkas, AC, dan obat semprot aerosol.
Beberapa data gas
pencemaran atmosfer dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Gas
|
Sumber utama
|
Emisi ke udara tiap thn (dalam juta ton)
|
Lama tinggal di udara
|
Kadar tahun 1995
|
CO
|
Pembakaran minyak bumi
|
2000
|
6 bulan
|
0,2 ppm
|
CO2
|
Pembakaran minyak bumi
Pembakaran hutan
|
5500
|
100 bulan
|
350 0ppm
|
NO
|
Pembakaran minyak bumi
|
50
|
Bebara hari
|
0,05 ppm
|
SO2
|
Pembakaran minyak bumi
Pengolahan bijih sulfida
|
200
|
Beberapa minggu
|
0,05 ppm
|
CFC
|
Kulkas, AC, dan obat semprot aerosol
|
1
|
60 bulan
|
0,003 ppm
|
Selain
mengeluarkan gas pencemar, knalpot kendaraan bermotor juga memuntahkan debu halus
karbon dan logam timbal (Pb) yang beracun.
1. Karbon monoksida
Pada udara segar, kadar gas CO hanyalah sekitar 0,1 ppm.
Akan tetapi knalpot kendaraan bermotor telah melipatgandakan kadar CO di udara.
Untunglah cukup banyak mikroorganisme tanah yang mengkonsumsi gas CO, dan
lapisan stratosfer mempunyai kemampuan untuk menyerap CO dari lapisan atmosfer
yang paling bawah. Lama kehadiran rata-rata CO di udara adalah sekitar enam
bulan. Waktu ini cukup lama bagi CO untuk berperan sebagai pencemar yang beracun,
terutama di daerah pusat perkotaan tempat kesibukan lalu lintas sangat tinggi.
Gas CO memiliki kemampuan yang luar biasa untuk terikat
kuat pada hemoglobin, senyawa kompleks protein-besi dalam darah yang bertugas
mengangkut O2 dari paru-paru ke seluruh tubuh. Daya ikat hemoglobin terhadap CO
200 kali lebi kuat daripada terhadap O2
Hb
+ O2 <========> HbO2
Hemoglobin
oksihemoglobin
Hb
+ CO <=======> HbCO
Hemoglobin
karboksihemoglobin
Jika seseorang
mengisap udara yang tercemar oleh CO, maka yang diikat oleh hemoglobin adalah
CO terlebih dahulu, baru kemudian O2. Jadi apabila CO cukup banyak,
O2 sedikit trangkut, sehingga tubuh kita kekurangan O2
untuk metabolisme sel.
Di kota besar yang lalu lintas kendaraannya cukup sibuk,
kadar CO di udara mencapai 50pmm, bahkan di daerah sekitar lampu lalu lintas
dapat mencapai 120ppm. Udara dengan kadar CO lebih dari 100ppm dapat
menimbulkan sakit kepala dan cepat lelah. Udara dengan kadar CO 250 ppm dapat
menyebabkan pingsan bagi orang yang menghirupnya. Pada konsentrasi CO 750ppm,
seseorang dapat mati setelah menghirup udara ini selama beberapa jam. Dan pada
konsentrasi CO lebih dari 1000 ppm (0,1%) orang akan mati seketika.
2. Karbon dioksida
Gas CO2 dalam kadarnya yang normal (0,03%
volume atmosfer) tidaklah dianggap sebagai zat pencemar. Bahkan sudah menjadi
pengetahuan umum bahwa kalaulah tidak ada CO2 di udara tentu
tumbuhan tidak dapat berfotosintesis, dan kehidupan di muka bumi terancam
punah. Gas CO2 di udara berasal dari pernapasan makhluk hidup,
letusan gunung api, hasil fermentasi, dan hutan yang terbakar.
Di samping sebagai bahan baku fotosintesis, CO2
di udara berfungsi untuk menjaga suhu permukaan bumi. Energi matahari yang
dipantulkan oleh bumi dalam bentuk cahaya inframerah ditangkap oleh molekul CO2
sebelum lolos ke angkasa luar, lalu dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Pada
pertengahan abad ke-19 kadar CO2 di udara hanya 265 ppm. Dengan
munculnya industri dan kendaraan bermotor pada abad ke-20, kadar CO2
melejit naik, yaitu 315 ppm, paada tahun 1958, dan mencapai 350 ppm pada tahun
1995. Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency, EPA) di
amerika serikat memperingatkan bahwa jika pemakaian bahan bakar minyak terus
meningkat dengan laju seperti sekarang, maka pada pertengahan abad ke-21 suhu
rata-rata permukaan bumi akan meningkat sebesar 4oC dari suhu yang
sekarang. Pemanaasan global ini dikuatirkan akan mencairkan es di daerah kutub
dan mengubah iklim, yang pada gilirannya dapat membahayakan makhluk hidup
secara keseluruhan.
3. Oksida belerang.
Sacara alami, oksida belerang di udara berasal dari
letusan gunung berapi, hutan terbakar, pelapukan organisme, dan sumber air yang
mengandung belerang. Akan tetapi jumlah yang berasal dari proses alami ini
sangat kecil dibandingkan dengan yang berasal dari aktivitas manusia modern.
Gas SO2 di atmosfer sebagian besar berasal dari
pembakaran minyak bumi dan batubara yang mengandung belerang. Minyak bumi dari
timur tengah mengandung kadar belerang yang lebih rendah dari pada minyak bumi
di asia tenggara, dan minyak bumi dengan kadar belerang paling tinggi berasal
dari Amerika Latin. Sudah tentu minyak bumi yang rendah kadar belerangnya akan
lebih mahal.
Gas SO2 di atmosfer juga berasal dari
pengolahan bijih sulfida di bidang industri. Dalam suatu industri logam, biaya
mereduksi senyawa oksida jauh lebih murah daripada mereduksi senyawa sulfida.
Jadi bijih sulfida biasanya diubah dahulu menjadi oksida dengan cara
pemanggangan.
2ZnS + 3O2 ----------> 2ZnO
+ 2SO2
Udara yang mengandung SO2 dengan kadar cukup tinggi dapat
menyebabkan radang paru-paru dan tenggorokan, serta memperparah sakit asma dan
bronkhitis. Batas konsentrasi SO2 yang masih diperkenankan dalam
udara yang dihirup selama 24 jam adalah 0,14 ppm. Gas SO2 di udara
sebagian teroksidasi menjadi gas SO3, yang pada gilirannya akan bereaksi dengan
uap air membentuk asam sulfat
2SO2 (g)
+ O2 (g) ---------> 2SO3 (g)
Reaksi ini berjalan lambat pada fase gas, namun cepat
dalam tetesan air. Dalam reaksi ini
SO2 (g)
+ NO2 (g) ---------> SO3(g) +
NO(g)
Terlihat bahwa nitrogen dioksida yang keluar dari knalpot
kendaraan bermotor dapat mempercepat oksida SO2.
SO3 (g)
+ H2O(g) --------> H2SO4
(g)
Asam sulfat yang larut dalam air hujan menyebabkan adanya
hujan asam (acid rain). Secara alamiah, air hujan memang bersifat asam (pH 5,5
– 6,0), akibat kandungan CO2 yang terlarut. Akan tetapi asam sulfat
dapat menurunkan pH air hujan menjadi 3 dan 4. Akibatnya timbul perkaratan
logam, kerusakan bangunan yang terbuat dari pualam (marmer), dan memudarkannya
cat pada lukisan dan peralatan rumah tangga.
Air hujan yang mengandung asam dapat membebaskan ion Al3+
yang terikat pada tanah liat. Ion Al3+ yang terikat pada tanah liat.
Ion Al3+ ini dapat mendesak mineral yang seharusnya diserap akar
tumbuhan, sehingga kesuburan tanah menjadi berkurang. Jika ion Al3+
dalam kadar yang tinggi mencemari air danau, ikan dan hewan air lainnya
mengalami keracunan.
Al2S2O5(OH)4 +
6H+ --------> 2Al3+ +
2SiO2 + 5H2O
Tanah liat
Air hujan yang mengandung asam juga dapat merusak klorofil
pada daun, sehingga banyak pepohonan di daerah industri mengalami klorosis
(kepucatan) dan layu.
4. Senyawa nitrogen
Jumlah kendaraan bermotor di kota besar telah menimbulkan
sejenis pencemaran udara berupa kabut tipis coklat kemerahan, yang dikenal
dengan nama smog (gabungan dari kata smoke, “asap” dan fog= “kabut”. Kota Los
Ageles menduduki peringkat pertama di dunia dalam ketebalan smog, disusul oleh
Denver, Mexico City, Sydney, dan buenos Aires.
Smog tersusun dari campuran oksida nitrogen dan ozon dalam
kadar yang tinggi. Pada pagi hari tatkala lalu lintas kendaraan mulai sibuk,
knalpot otomobil melepaskan gas NO ke atmosfer. Gas NO ini terbentuk dari
reaksi N2 dan O2, ketika udara memasuki ruang silinder
bahan bakar kendaraan untuk membakar bensin, lantaran suhu yang cukup tinggi
dalam ruang tersebut.
N2
+ O2 ---------> 2NO
Gas NO yang dilepaskan ke udara kemudian teroksidasi lebih
lanjut menjadi gas NO2 yang berwarna coklat kemerahan.
2NO + O2 ---------> 2NO2
Pada tengah hari, sinar ultraviolet matahari menyebabkan
sebagian NO2 mengalami penguraian, menghasilkan atom oksigen bebas
yang selanjutnya bereaksi dengan O2 untuk membentuk ozon (O3)
NO2 --------> NO + O
O2
+ O -------> O3
Campuran NO2 dan O3 inilah yang
disebut smog. Kabut ini dapat memerihkan mata dan menyesakkan hidung, disamping
mengganggu pandangan. Kadar ozon diatas 0,15 ppm jika dihirup terus – menerus
dapat menyebabkan radang paru – paru. Disamping membahayakan kesehatan, gas
ozon juga dapat megeraskan dan membuat retak bahan dari karet, seperti ban
kendaraan bermotor.
Pada sore hari, konsentrasi ozon dan no2 lambat laun
berkurang karena megalami penguraian.
O3 +NO ----------> NO2 + O2
2NO2 ----------> N2 + 202
Jika lalu lintas kendaraan mulai sepi, smog lambat laun
menghilang, sehingga udara di malam hari relatif lebih bersih.esok paginya,
proses pembentuka smog di udara akan berulang kembali.
5. Senyawa CFC
Di kalangan para ahli lingkungan hidup, dikenal istilah bad
ozone dan good ozone. Jika pada troposfer dekat permukaan bumi ozon tergolong
gas pencemar, maka pada stratosfer (20-40 km diatas permukaan bumi)gas ozon
justru melindungibumi dari sinar ultraviolet matahari. Tanpa adanya lapisan
ozondi stratosfer, kehidupan dimuka bumi tidak mungkin ada, sebab sinar
ultraviolet yang berlebihan mampu memusnahkan segenap makhluk hidup!gas ozon
adalah zat pengabsopsi sinar ultra violet yang sangat baik. Dengan adanya
lapisan ozon di bagian atas atmosfer, sinar ultraviolet yang sampai ke bumi
relatif kecil sekali, sehingga hidup kita aman sentosa.
Pada dasawarsa 1960-an, ketika pesawat supersonik mulai
digunakan dalam penerbangan umun, para ahli lingkungan mulai bahwa gas NO yang
dibuang oleh pesawat dapat bereaksi dengan gas ozon.
O3
+ NO --------> NO2 + O2
Lalu pada dasa warsa 1970-an mulai disadari bahwa lapisan
ozon di stratosfer makin tipis akibat senyawa klorofuorokarbon yang terlalu
banyak dibuang ke atmosfer oleh manusia modern. Tiba-tiba pada tahun 1985 dunia
di kejutkan dengan munculnya “lubang ozon”, ( ozone hole) di atas amerika.
Senyawa klofluorokarbon (CFC), terutama freon Fr11 (CFCl3)
dan freon 12 (CF2Cl2), banyak digunakan pelaarut dalam bidang
industri, pembersih alat elektronik, pendingin pada kulkan dan AC serta zat
pendorong (propellant) pada kosmetika dan alat semprot aerosol. Senyawa CFC
pada mulanya dianggap zat kimia yang idal, sebab tidak mudah bereaksi dan tidak
beracun. Ironisnya , justru sifatnya yang stabil inilah yang menyebabkan
senyawa CFC mampu terbang bebas ke lapisan Stratosfer. Di sana, sinar
ultrafiolet akan membebaskan atom C1 dari CFC, yang mampu menkatalisis
penguraian ozon.
CF2Cl2 ---------> CF2Cl+ + Cl-
Cl-
+ O3 ----------> ClO- + O2
ClO-
+ O -------> Cl- +
O2
Pada reaksi yang terakhir, atom Cl dihasilkan kembali dan
siap untuk bereaksi dengan O3 yang lain. Menurut perhitungan satu
atom Cl dapat menghancurkan 100.000 molekul ozon. Berkurangnya lapisan ozon
akan menyebabkan makin banyak sinar ultraviolet matahari yang sampai kie bumi.
Reaksi ini dapat merusak DNA, menyebabkan penyakit katarak, kangker kulit, dan
penurunan kekebalan (Immun deficiencies). Seandai lapisan ozon di stratosfer
habis, kehidupak dimuka bumi secara keseluruhan terancam punah.
C. PENCEMARAN AIR DAN TANAH
Air merupakan karunia Tuhan yang paling berharga bagi umat manusia. Tidak ada zat yang lebih penting dan sangat banyak kegunaannya selain air. 70% berat tubuh kita tersusun oleh air, dan tanpa adanya air seluruh metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak mungkin berlangsung. Kita memerlukan sekitar 1,5 liter air setiap hari untuk minum. Disamping untuk keperluan tubuh, kita memerlukan air untuk mandi, mencuci, memasak, mengairi lahan pertanian, menyirami tanaman dan melarutkan berbagai macam zat. Air juga merupakan salah satu sumber energi baik energi uap maupun energi listrik. Air juga berfungsi sebagai salah satu sarana olahraga dan rekreasi.
Sebagai cairan yang paling umum dijumpai di planet
bumi, air memiliki beberapa sifat fisis yang istimewa sebagai berikut :
1.
Air merupakan pelarut yang sangat baik untuk
berbagai jenis zat padat, cair, dan gas. Hal ini menyebabkan air mampu membawa
zat makanan melalui jaringan dan organ makhluk hidup, menjadi zat pembersih
yang baik, serta memindah kotoran atau sampah yang larut dalam air. Oleh karena
itu mampu melarutkan bermacam-macam zat, air juga mudah mengalami pencemaran.
2.
Air mempunyai kalor penguapan yng sangat tinggi,
hal ini sangat penting bagi tubuh kita, sebab sejumlah besar dari panas tubuh
dapat dihilangkan dengan penguapan. Sejumlah kecil air melalu kulit. Dengan
demikian suhu tubuh kita selalu terjaga secara optimal. Penyerapan energi
ketika air diuapkan oleh sinar matahari serta pembebasan enegi itu ketika uap
air berkondensasi mrnjadi hujan yang kembali ke bumi sangat berperan dalam
mendistribusikan energi dari matahari ke seluruh permukaan bumi.
3.
Air mempunyai kapasitas kalor (kemampuan
menyimpan panas) yang sangat tinggi, sebagai contoh, 1 gram air dapat menyerap
panas sepuluh kali lipat dari 1 gram besi pada perubahan suhu tertentu. Akibatnya,
air memanas dan mendingin lebih lambat daripada kebanyakan zat lain. Hal ini
melindungi organisme dari malapetaka apabila suhu mendadak berubah, dan membuat
air sangat effektif untuk memindahan panas pada reaktor nuklir dan
proses-proses industri. Jumlah air yang berlimpah di permukaan bumi bertindak
sebagai termostat yang mengatur suhu bumi sehari-hari. Yang lebih kecil dari
air.
4.
Air mempunyai viskositas yang sangat rendah. Hal
ini menyebabkan air mudah mengalir, cepat meluncur turun dan mudah dipompa ke
atas.
5.
Air berekpansi (volumenya membesar) ketika
membeku sehingga es memiliki kerapatan (density). Akibatnya, es mengambang di
atas permukaan air. Hal ini menyebabkan ikan dan hewan air lainnya dapat
bertahan hidup pada musim salju (winter).
1. Pengolahan air
Oleh karena air merupakan pelarut yang sangat baik
bagi banyak zat, maka lingkungan sekitar kita tidak dijumpai air murni. Pada air
sumber atau mata air yang sangat jernih sekalipun selalu terkandung zat
terlarut terutama garam mineral. Justru zat terlarut inilah yang menyebabkan
air sumur dan air telaga segar rasanya. Air murni tidaklah sesegar air yang
langsung kita ambil dari tanah.
Akan tetapi sifat pelarut inilah yang menyebabkan air
mudah sekali tercemar. Zat yang tidak larutpun, seperti pasir dan lumpur,
sering mengotori dan mengeruhkan air. Di samping itu air dapat mengandung kuman
yang berbahaya bagi kesehatan kita.
Harap dibedakan antara air bersih dan air murni. Air murni
belum tentu murni, tetapi dapat digunakan dengan aman untuk keperluan
sehari-hari.
Pada pengolahan air bersih, mula-mula dilakukan
filtrasi (penyaringan) untuk memisahkan kotoran yang tidak larut. Air yang
mengandung lumpur dilewatkan melalui saringan pasir. Kemudian dilakukan
koagulasi (penggumpalan) terhadap partikel kotoran yang terlalu kecil, biasanya
dengan penambahan tawas atau alumunium sulfat.
Air leiding yang dipakai di rumah tangga tidak perlu
murni. Cuma harus ada jaminan bahwa air tersebut tidak mengandung kuman yang
berbahaya. Oleh karena itu pada air leiding ditambah kaporit (kalsium
hipoklorit), zat desinfektan yang mampu memusnahkan kuman.
Untuk memperoleh air murni yang bebas dari zat
terlarut, dilakukan destilasi (penyulingan): air dididihkan, lalu air
diembunkan kembali. Air murni yang diperoleh dengan cara ini disebut aqua
destilata (air suling), yang sering disingkat aquadest. Aquadest digunakan
dalam reaksi kimia, baik di laboratorium maupun di bidang industri.
2. Air sadah
Air sadah adalah air yang mengandung garam kalsium
dan magnesium. Meskipun tidak berbahaya untuk diminum, air sadah kurang baik
dipakai untuk mencuci dan dipakai pada mesin. Ion Ca2+ atau ion Mg2+
pada air sudah akan mesubtitusikan ion Na+ atau ion K+
yan g di kandung sabun, sehingga sabun sedikit membuih dan daya pembersih sabun
sedikit berkurang. Pada mesin, alat rumah tangga , pipa dan sebagainya, air
sadah membentuk kerak atau endapan yang menempel pada mesin atau alat lain, dan
oleh karena kerak itu bukan penghantar panas, maka hal ini menyebabkan
pemborosan bahan bakar
Air sadah banya kita jumpai di daerah pegunungan,
kapur atau di daerah pesisir pantai. Sebelum digunakan air sudah harus
dilunakkan dahulu, yaitu dengan menghilangkan ion Ca2+ dan ion Mg2+
pada air tersebut.
Jika air sadah itu hanya mengandung garam Ca(HCO3)2
atau Mg(HCO2)2, maka air sadah itu dikatakan mempunyai
kesadahan sementara (temporer). Ion Ca2+
dan ion Mg2+ dalam larutan dapat diendapkan dengan cara pemanasan.
Ca(HCO3)2 ----------> CaCO3(s) +
CO2 + H2O
Mg(HCO3)2 ----------> MgCO3(s) +
CO2 + H2O
Endapan garam karbonat yang terbentuk dipisahkan
dengan penyaringan.
Jika air sadah tersebut mengandung garam sulfat (CaSO4,MgSO4)
atau garam-garam klorida (CaCl2,
MgCl2), maka air sadah itu dikatakan mempunyai kesadahan
tetap (permanen), sebab ion Ca2+ dan ion Mg2+ tidak dapat
dihilangkan dengan pemanasan. Untuk melyunakkan air sadah semacam ini, perlu
ditambahkan batrium karbonat untuk mengendapkan Ca2+ dan Mg2+
CaCl2
+ Na2CO3 ---------> CaCO3 (s) +
2NaCl
MgSO4
+ Na2CO3 --------> MgCO3 +
Na2SO4
3. Kriteria air bersih
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus
jernih, tidak terasa, dan tidak berbau serta mepunyai pH sekitar 7. Kadar oksigen
yang terlarut dalam air (dissolved oxygen atau DO) sering dipakai untuk
menentukan kualitas air. Jika air mengandung zat pencemar yang banyak, maka
harga DO akan turun, sebab oksigen dalam air banyak terpakai oleh bakteri untuk
menguraikan zat pencemar tersebut.
Banyaknya oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan
zat pencemar disebut bioochemical oxygen demand (BOD). Harga BOD berbanding
terbalik dengan harga DO. Air bersih memiliki harga DO tinggi dan BOD rendah. Jika
harga DO lebih rendah dari 4mg/liter, berarti air tersebut cukup tercemar.
4. Pencemaran air
Di daerah pemukiman yang padat atau di daerah industri,
manusia sering bertindak ceroboh dengan seenaknya membuang sampah, kotoran, air
limbah atau zat kimia ke dalam sungai. Air yang sudah tercemar ini sudah
tercemar ini sudah tentu tidak dapat diminum dan tidak dapat dipakai sebagai
pencuci atau pelarut. Sungai di kota besar seperti Ciliwung di Jakarta,
Cikapundung di Bandung, Kali Code di Yogyakarta, Kali Brantas di Surabaya dan
Sungai Musi di palembang, telah menunjukkan kadar pencemaran yang sangat tinggi.
Zat kimia yang sering disebut-sebut sebagai pencemar air
adalah deterjen, minyak bumi, logam berat, pupuk, pestisida, zat pewarna,
limbah pabrik, dan sampah radioaktif.
Pada zaman modern ini pemakaian deterjen makin meluas
sehingga menyaingi penggunaan sabun. Kelebihan deterjend dari sabun adalah
bahwa daya kerja deterjen untuk menurunkan tegangan permukaan air lebih kuat
daripada sabun, sehingga air lebih mudah menarik kotoran dari benda yang
dicuci. Disamping itu, deterjen tahan (tetap berbuih banyak ) terhadap air
sadah, sebab ion Na+ pada deterjen sukar disubtitusi oleh Ca2+
dan Mg2+. Akan tetapi deterjen mempunyai keburukan yaitu sukar
diuraikan oleh mikroorganisme. Akibatnya busa deterjen akan stabil dalam air
pada waktu yang cukup lama. Di beberapa negara eropa, penggunaan deterjen telah
dilarang, sebab banyak air sungai dan danau tertutup permukaanya oleh busa
deterjen. Kini sudah dikembangkan deterjen yang dapat mengalami dekomposisi
biologis.
Air limbah yang dibuang dari pabrik dan perumahan,
terutama yang mengandung senyawa belerang dan nitrogen, akan diuraikan oleh
bakteri anaerob dalam air, menjadi gas H2S, CH4, dan NH3 yang
menimbulkan bau busuk. Juga air lembah yang mengandung ion logam dalam jumlah
besar dapat menimbulkan keracunan pada tubuh manusia. Beberapa media masa
melaporkan bahwa kadar logam merkuri (raksa) di perairan teluk jakarta sudah
mencapai tahap mengkhawatirkan, akibat pembuangan bahan industri secara
berlebihan.
Penggunaan pupuk dan pestisida yang terlalu banyak dapat
mengancam kehidupan ikan dan penghuni air lainnya. Ada pula zat pencemar yang
merangsang pertumbuhan ganggang, sehingga sinar matahari tidak masuk ke dalam
air. Fotosistesis tumbuhan air terganggu, dan kadar oksigen dalam air akan berkurang.
Para ahli lingkungan hidup juga giat memperingatkan bahwa
kapal tanki yang terlalu siring membuang kotoran minyak dapat menyebabkan
musnahnya tumbuhan fitoplankton yang merupakan penyumbang oksigen ke atmosfer
dalam jumlah besar.
5. Pencemaran tanah
Selain udara dan air, tanah (kulit bumi) juga terkena
pencemaran oleh aktivitas manusia modern. Kehidupan manusia abad ke-20 ditandai
oleh penumpuknya sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti
plastik, kaleng, dan botol. Di kota besar masalah, sampah menghendaki penganan
serius, sebab sampah ini menutupi permukaan tanah dan menyebabkan tanah tidak
dapat dimanfaatkan untuk suatu keperluan.
Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan juga
menimbulkan pencemaran tanah. Beberapa spesies tumbuhan ternyata tidak tumbuh
subur, sebab pH tanah berubah akibat pemakaian pupuk yang tidak sesuai. Demikian
juga pestisida yang terlalu banyak dapat bereaksi dengan unsur hara dalam tanah
sehingga mengurangi kesuburan.
Kasus bendungan aswan di Mesir merupakan contoh nyata
tentang pencemaran tanah. Dengan adanya bendungan Aswan, memang banyak
keuntungan yang diperoleh rakyat mesir. Banjir tahunan sungai nil tidak lagi
terjadi, dan ekstensifikasi pengairan dapat memperluas daerah pertanian menjadi
jutaan hektar.
Akan tetapi bendungan Aswan memberikan efek negatif yang
semula tidak diperkirakan. Lumpur sungai Nil tertahan di bendungan, sehingga
lahan pertanian di daerah hilir kekurangan zat mineral. Maka penggunaan pupuk
harus banyak modal yang ditanggung oleh petani. Mrngendapnya lumpur di Aswan
juga mengakobatkan tertahannya pembentukan delta di muara sungai Nil, dan hal
ini menyebabkan erosi tanah oleh air laut. Akhirnya, meluasnya daerah pertanian
menyebabkan siput yang menjadi inang penyakit hati (schistosomiasis), sehingga
jumlah penderita paenyakit ini makin meningkat.
Jadi masalah pencemaran tanah bukan hanya disebabkan oleh
zat kimia, melainkan juga oleh perencanaan pembangunan yang tidak peka terhadap
kelestarian lingkungan.
SOAL EVALUASI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Sumber:
KIMIA untuk SMA kelas Xi, Unggul Sudarmo, Penerbit Erlangga, 2004
KIMIA 2 SMU, untuk Kelas 2, Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad, Penerbit Erlangga, 1999
KIMIA untuk SMA/MA, kelas XI, Tarti Harjani, dkk, Penerbit Masmedia, 2012
SOAL EVALUASI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Sumber:
KIMIA untuk SMA kelas Xi, Unggul Sudarmo, Penerbit Erlangga, 2004
KIMIA 2 SMU, untuk Kelas 2, Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad, Penerbit Erlangga, 1999
KIMIA untuk SMA/MA, kelas XI, Tarti Harjani, dkk, Penerbit Masmedia, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar