STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA
Setiap atom terdiri dari sebuah inti atom dan elektron
bermuatan negatif yang berada di luar inti. Inti atom terdiri dari proton dan
yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan (netral) sehingga inti
atom bermuatan positif. Proton, neutron dan elektron dinamakan partikel dasar
atom.
Tabel 1.1 Partikel Dasar atom dan tempatnya pada atom
Partikel
|
Lambang
|
Muatan
|
Lokasi dalam atom
|
Proton
|
P
|
+1
|
Di dalam inti atom
|
Neutron
|
N
|
0
|
Di dalam inti atom
|
Elektron
|
E
|
-1
|
Di luar inti atom
|
Model atom Niels Bohr menggambarkan bahwa elektron-elektron
mengitari inti atom pada tingkat energi tertentu (kulit atom). Elektron-elektron
bergerak secara stasioner (tidak menyerap atau melepas energi).
Model atom modern merupakan revisi dari model atom Bohr,
menggambarkan elektron bergerak mengitari inti atom dalam orbital tertentu
(konsep orbital).
1. Teori Atom Modern (Berdasarkan Mekanika Kuantum)
Menurut teori fisika klasik , energi radiasi bersifat kontinyu (berkesinambungan), Menurut
Planck, energi radiasi bersifat diskontinyu (tidak berkesinambungan).
Energi radiasi ini terdiri dari paket-paket energi yang disebut kuanta atau
foton. Sejak saat itulah berkembang teori mekanika kuantum.
Teori Niels Bohr adalah teori atom berdasarkan teori mekanika kuantum.
Teori atom Bohr hanya berlaku untuk atom berelektron tunggal seperti H, He+,
dan Li2+. Akan tetapi untuk
atom berelektron lebih dari satu, teori atom Niels Bohr tidak memuaskan. Teori
atom Niels Bohr juga tidak dapat menjelaskan tentang garis-garis halus pada spektrum
hidrogen, terutama jika elektron dalam atom di eksitasikan dalam pengaruh medan
magnet.
Louis de Broglie, th 1924 mengemukakan bahwa materi memiliki sifat dualisme, yakni sebagai partikel
dan gelombang. Sifat gelombang suatu partikel yang bergerak mempunyai panjang
gelombang yang dirumuskan sebagai berikut.
l = h/p = h/mv
Keterangan : l = panjang gelombang
h
= tetapan planck = 6,63 x 10-34 j.det
p
= momentum
m
= massa partikel
v
= kecepatan partikel yang bergerak
Berdasarkan Postulat Broglie tersebut, maka elektron yang
bergerak mengitari inti atom juga melakukan gerak gelombang. Hal ini
bertentangan dengan teori Niels Bohr yang mengatakan bahwa elektron bergerak
mengitari inti pada lintasan tertentu berbentuk lingkaran.
Werner Heisenberg
tahun 1927, mengembangkan persamaan-persamaan matematika
untuk menunjukkan bahwa tak ada metode eksperimen yang dapat dirancang untuk
mengukur dengan serempak posisi maupun momentum secara cermat dari suatu objek.
Untuk suatu partikel sekecil elektron, kurangnya kecermatan ini secara kritis
penting. Prinsip ini
dikenal sebagai asas ketidakpastian Heisenberg
Pada tahun
1927, berdasarkan karya de Broglie,
Schrodinger mengembangkan satu persamaan yang menghubungkan sifat-sifat
gelombang yang dikaitkan dengan energi elektron. Persamaan Schrodinger tersebut
adalah:
Keterangan:
Keterangan:
Y
= fungsi gelombang
E = energi
total
v =
energi potensial
m = massa elektron
x,y,z = ketiga sumbu pada tiga dimensi
Jadi, berdasarkan teori atom modern, elektron dalam atom
berada pada orbital.
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa model
atom modern didasarkan atas tiga hal, yaitu:
- elektron
dalam atom bersifat gelombang dan partikel, oleh Broglie (1924)
- asas
ketidakpastian Heisenberg (1927)
- persamaan
Schrodinger (1927)
Berdasarkan ketiga hal di atas, maka model atom modern
adalah sebagai berikut:
- Atom-atom
terdiri dari inti atom yang mengandung proton, neutron, dan elektron.
Elektron-elektron mengitari inti, atom berada pada orbital-orbital
tertentu yang membentuk kulit atom. Hal
itu disebut dengan konsep orbital.
- Dengan memadukan
asas ketidakpastian dari Heisenberg dan mekanika gelombang dari Broglie,
Erwin Schrodinger merumuskan konsep orbital, yaitu: “orbital adalah suatu
ruang di sekitar inti tempat peluang elektron dapat ditemukan”.
- Kedudukan elektron
pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan bilangan kuantum
2. Bilangan Kuantum
Dari persamaan
Schrodinger, dihasilkan tiga bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n
), bilangan kuantum azimuth (l ), dan bilangan kuantum magnetik (m).
Untuk atom berelektron tunggal (atom hidrogen), posisi elektron cukup
ditentukan oleh 3 bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama, azimuth dan
magnetik. Sementara itu untuk atom berelektron banyak (lebih dari satu), posisi
elektron ditentukan oleh 4 bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama, azimuth,
magnetik dan spin.
Keempat bilangan kuantum tersebut merupakan bilangan yang menunjukkan
posisi elektron dalam suatu atom.
- Bilangan
kuantum utama (n)
Bilangan kuantum utama menyatakan tingkat energi utama
(kulit) tempat elektron itu berada. Bilangan kuantum utama nilainya bulat.
Semakin besar nilai n, berarti makin besar orbital yang dihuni elektron itu.
Kulit
|
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
P
|
Q
|
Nilai
n
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
- Bilangan
kuantum azimuth (l)
Bilangan kuantum azimuth menyatakan
subtingkat energi (subkulit) yang ditempati elektron, membagi kulit menjadi
kelompok-kelompok orbital lebih kecil, yang disebut sub kulit. Bilangan kuantum azimuth juga menyatakan bentuk orbital
dalam sub kulit. Harga-harga l yang dipergunakan bergantung pada n, yaitu
bilangan yang bernilai nol atau bilangan bulat. Harga l ini tidak mungkin
negatif dan tidak boleh lebih besar dari (n-1). Harga l = 0,1,2,3……..(n-1).
Pada subkulit s nilai l = 0, sub kulit p nilai l = 1, dan
seterusnya.
Harga
l
|
0
|
1
|
2
|
3
|
Subkulit
|
s
|
P
|
d
|
f
|
Setiap kulit dapat mengandung jenis
subkulit yang sama.
1.
Kulit K mengandung
subkulit s
2.
Kulit L mengandung
subkulit s dan p
3.
Kulit M mengandung
subkulit s, p dan d
- Bilangan
kuantum magnetik (ml atau m)
Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital khusus mana
yang ditempati elektron pada suatu subkulit, juga menyatakan orientasi khusus
dari orbital itu dalam ruang relatif terhadap inti. Nilai bilangan kuantum
magnetik bergantung pada nilai bilangan kuantum azimuth, yaitu semua bilangan
bulat mulai dari –l sampai dengan +l, termasuk 0.
Nilai m = - l, 0 hingga + l
Contoh:
Jika l = 0, maka nilai m = 0, berarti hanya terdapat 1
orbital.
Jika l = 1, maka nilai m = -1, 0, +1, berarti terdapat 3
orbital
Jika l = 2, maka nilai m = -2, -1, 0, +1, +2, berarti
terdapat 5 orbital.
- Bilangan
kuantum Spin (ms atau s)
Sambil beredar mengelilingi inti, elektron juga berputar
pada sumbunya. Gerak berputar pada sumbu ini disebut rotasi. Hanya ada dua kemungkinan arah rotasi elektron yaitu searah
atau berlawanan arah dengan jarum jam. Kedua arah yang berbeda itu dinyatakan
dengan bilangan kuantum yang keempat yaitu bilangan kuantum spin (s) dengan
nilai s = +1/2 dan s = -1/2. Oleh karena itu satu orbital hanya dapat ditempati
oleh maksimum dua elektron. Kedua elektron itu harus mempunyai spin yang
berlawanan sehingga menghasilkan medan magnet yang berlawanan untuk mengimbangi gaya tolak-menolak listrik
yang ada (karena bermuatan sejenis).
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kedudukan
suatu elektron dalam suatu atom dinyatakan oleh 4 bilangan kuantum yaitu:
1.
Bilangan kuantum utama (n), menyatakan kulit utamanya.
2.
Bilangan kuantum azimuth (l) menyatakan subkulitnya
3.
Bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan orbitalnya
4.
Bilangan kuantum spin (s) menyatakan
spin atau arah rotasinya.
Energi, Bentuk, dan Orientasi Orbital
Orbital mempunyai energi, bentuk, dan orientasi tertentu
yang dikarakterisasi oleh bilangan-bilangan kuantumnya.
a. .Energi orbital
Energi orbital dikarakterisasi oleh bilangan kuantum
utama (n) dan bilangan kuantum azimuth (l). Bilangan kuantum utama (n) terkait
dengan tingkat energi utama, sedangkan bilangan kuantum azimuth (l) terkait
dengan energi subkulit. Jadi orbital-orbital dengan nilai n dan l yang sama
akan mempunyai energi yang sama.
b.Bentuk dan orientasi orbital
Bentuk orbital dikarakterisasi oleh bilangan kuantum azimuth (l).
Orbital-orbital dengan nilai l yang sama akan mempunyai bentuk orbital yang
sama. Sebagai contoh, orbital-orbital di subkulit s memiliki bentuk seperti
bola dan orbital-orbital di subkulit p memiliki bentuk seperti balon terpilin.
Orientasi orbital terkait dengan bilangn kuantum magnetik (ml atau m). Sebagai contoh
-
Untuk l = 0 (orbital s) hanya terdapat 1 nilai ml (ml =
0), sehingga hanya terdapat satu orientasi, yakni sama ke segala arah.
-
Untuk l= 1 (orbital p) terdapat 3 nilai ml (ml =
+1, 0, -1), sehingga terdapat tiga orientasi yang satu sama lainnya membentuk
sudut 90o.
(i)
Bentuk dan orientasi dari orbital di subkulit s
Subkulit s
memiliki 1 orbital. Orbital ini memiliki bentuk seperti bola dengan orientasi
sama ke segala arah.
(ii)
Bentuk dan orientasi orbital-orbital di subkuit p
Subkulit p
memiliki 3 orbital. Orbital-orbital ini memiliki bentuk seperti balon terpilin
dengan orientasi yang membentuk sudut 90o satu sama lain.
(iii)
Bentuk dan orientasi orbital-orbital disubkulit d
Subkulit d
memiliki 5 orbital. Orbital-orbital ini memiliki bentuk yang lebih kompleks
dengan lima orientasi berbeda. Empat orbital pertama memiliki bentuk yang sama,
sedangkan satu orbital lainnya mempunyai bentuk berbeda, yakni dengan tambahan
gelang donat pada bidang xy.
(iv)
Bentuk dan orientasi orbital f
Subkulit f
memiliki 7 orbital. Ketujuh orbital ini memiliki bentuk dan orientasi yang
cukup kompleks.
PELAJARI MATERI YANG BERKAITAN :
KONFIGURASI ELEKTRON
1. Aturan Auf Bau
2. Asas Larangan Pauli
3. Kaidah Hund
Beberapa Catatan Konfigurasi Elektron
Konvigurasi Elektron Ion
Elektron Valensi
Konfigurasi Elektron Dalam Sistem Periodik
TEORI DOMAIN ELEKTRON DAN GAYA ANTAR MOLEKUL
KEPOLARAN MOLEKUL
HIBRIDISASI
GAYA ANTAR MOLEKUL
PELAJARI MATERI YANG BERKAITAN :
KONFIGURASI ELEKTRON
1. Aturan Auf Bau
2. Asas Larangan Pauli
3. Kaidah Hund
Beberapa Catatan Konfigurasi Elektron
Konvigurasi Elektron Ion
Elektron Valensi
Konfigurasi Elektron Dalam Sistem Periodik
TEORI DOMAIN ELEKTRON DAN GAYA ANTAR MOLEKUL
KEPOLARAN MOLEKUL
HIBRIDISASI
GAYA ANTAR MOLEKUL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar