ALKOHOL DAN ETER
B. ISOMER OPTIK
Untuk mempelajari isomer optik tidak terlepas dari atom C asimetrik. Atom C asimetrik adalah atom C yang terikat pada empat macam gugus atom yang berbeda.
Sebagai contoh perhatikanlah senyawa 2-butanol :
Senyawa ini mengandung atom C asimetrik, yaitu atom C terikat pada empat gugus yaitu: - CH3 (metil), _ C2H5 (etil), - OH, dan - H (hidrogen).
Senyawa yang mengandung atom C asimetrik disebut zat optik aktif, sebab zat ini memiliki keatifan optik yaitu dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi. Arah pemutaran dan besarnya sudut pemutaran adalah khas (spesifik) bagi masing-masing zat optik aktif, dan hal ini dapat dilihat dengan suatu polarimeter.
Zat optis aktif memiliki bentuk isomer yang disebut isomer optis, sebagai berikut :
a. Isomer dekstro (d), yaitu senyawa yang arah pemutarannya ke kanan (sesuai dengan arah jarum jam), dan sudutnya berharga positif.
b. Isomer levo (l), yaitu senyawa yang arah pemutarannya ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), dan sudutnya berharga negatif.
Dengan demikian ada dua macam senyawa 2- butanol, yaitu
a. d-2-butanol, dengan sudut pemutaran = + 13,52
b. l-2-butanol, dengan sudut pemutaran = - 13,52
B. ETER
Nama "eter' berasal dari bahasa arab 'attar' yang artinya bau menusuk, sebab uap eter sangat merangsang hidung. Sebagian besar eter merupakan cairan yang sangat mudah terbakar dan dapat membius. Disamping mudah terbakar eter dapat menyebabkan pening kepala, bahkan membuat pingsan jika terhirup terlalu banyak.
Eter (alkoksi alkana) mempunyai rumus CnH2n+1 - O - CnH2n+1 atau R - O - R. Gugus alkil yang mengikat atom O boleh sjenis dan boleh juga tidak sejenis.
Contoh :
CH3 - 0 - CH3 metoksimetana (dimetil eter)
CH3 - O - CH2CH3 metoksietana (etil metil eter)
CH3CH2 - O - CH2CH3 etoksietana (dietil eter)
1. Tatanama Alkoksi Alkana
a. Rantai C terpanjang yang merupakan nama alkananya harus mengikat gugus alkoksi ( - O - R).
b. Atom C yang mengikat alkoksi harus memiliki nomor serendah mungkin.
CH3 - CH2 - CH2 - O - CH3 1 - metoksipropana (metil propil eter)
CH3 - CH - O - CH3 2 - metoksipropana (metil isopropil eter )
CH3
CH3
CH3 - CH2 - O - C - CH3 2 - metil- 2 - etoksipropana (etil tersbutil eter )
CH3
2. Sifat-Sifat Eter.
a. Berbeda dengan alkohol, eter merupakan cairan yang memiliki titk didih rendah sehingga mudah menguap. Eter sukar larut dalam air, sebab memiliki kepolaran yang rendah. Sebaliknya eter merupakan pelarut yang baik bagi senyawa organik yang tidak larut dalam air.
b. Eter sukar bereaksi, sehingga paling sering dipakai sebagai pelarut dalam reaksi organik. Eter hanya mampu bereaksi dengan asam hallida kuat, terutama HI dan HBr.
R - O - R + HX ---------> ROH + RX
eter asam halida alkohol alkil halida
Gugus alkil yang panjang membentuk alkohol, dan gugus alkil yang pendek membentuk alkil halida.
Contoh :
CH3OCH2CH3 + HBr ---------> CH3CH2OH + CH3Br
etil metil eter etanol metil bromida
c. Eter dan alkohol merupakan isomer fungsi, sebab sama-sama memiliki rumus molekul CnH2n+2O
Tabel senyawa dengan rumus CnH2n+2O
Cn H2n+2 O Isomer Alkohol Isomer Eter Jumlah Isomer
CH4O 1 - 1
C2H6O 1 1 2
C3H8O 2 1 3
C4H10O 4 3 7
C5H12O 8 6 14
d. Alkohol dan eter dapat dibedakan dari sifatnya
Alkohol Eter
a). Mudah larut dalam air a). Sukar larut dalam air
b). Titik didih tinggi b). Titik didih rendah
c). Bereaksi dengan Na c). Tidak bereaksi dengan Na
d). Bereaksi dengan PX3 d). Tidak bereaksi dengan PX3
3. Kegunaan Eter
Eter yang umum dipakai adalah dietil eter (etoksietana). Selain digunakan sebagai pelarut, dietil eter digunakan di rumah sakit untuk anestesi (pemati rasa) para pasien yang akan dioperasi.
Metil tertier butil eter (2 - metil - metoksi propana) kini banyak dipakai sebagai pengganti tetra etil timbal (TEL = tetraethyl lead), untuk menaikkan bilangan oktan pada bensin. Dengan demikian, bensin relatif aman terhadap lingkungan, sebab tidak membuang debu timbal (Pb) yang beracun.
SOAL EVALUASI ALKOHOL DAN ETER
R - O - R + HX ---------> ROH + RX
eter asam halida alkohol alkil halida
Gugus alkil yang panjang membentuk alkohol, dan gugus alkil yang pendek membentuk alkil halida.
Contoh :
CH3OCH2CH3 + HBr ---------> CH3CH2OH + CH3Br
etil metil eter etanol metil bromida
c. Eter dan alkohol merupakan isomer fungsi, sebab sama-sama memiliki rumus molekul CnH2n+2O
Tabel senyawa dengan rumus CnH2n+2O
Cn H2n+2 O Isomer Alkohol Isomer Eter Jumlah Isomer
CH4O 1 - 1
C2H6O 1 1 2
C3H8O 2 1 3
C4H10O 4 3 7
C5H12O 8 6 14
d. Alkohol dan eter dapat dibedakan dari sifatnya
Alkohol Eter
a). Mudah larut dalam air a). Sukar larut dalam air
b). Titik didih tinggi b). Titik didih rendah
c). Bereaksi dengan Na c). Tidak bereaksi dengan Na
d). Bereaksi dengan PX3 d). Tidak bereaksi dengan PX3
3. Kegunaan Eter
Eter yang umum dipakai adalah dietil eter (etoksietana). Selain digunakan sebagai pelarut, dietil eter digunakan di rumah sakit untuk anestesi (pemati rasa) para pasien yang akan dioperasi.
Metil tertier butil eter (2 - metil - metoksi propana) kini banyak dipakai sebagai pengganti tetra etil timbal (TEL = tetraethyl lead), untuk menaikkan bilangan oktan pada bensin. Dengan demikian, bensin relatif aman terhadap lingkungan, sebab tidak membuang debu timbal (Pb) yang beracun.
SOAL EVALUASI ALKOHOL DAN ETER
MATERI DAN SOAL SENYAWA KARBON :
Sumber :
Acuan Pelajaran KIMIA 2 SMU untuk kelas 2, Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad, Penerbit Erlangga, 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar