LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang
saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi
secara fisik.
Larutan terdiri dari zat terlarut ( solute ) dan
pelarut ( solvent )
Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya),
larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik (elektrolit) dan tidak dapat menghantarkan arus listrik (non
elektrolit).
Pada awal diketemukannya listrik banyak orang mencoba
pengaruh arus listrik terhadap suatu benda. Dari percobaan-percobaan yang telah
dilakukan para ahli pada waktu itu di dapati bahwa ada zat cair yang
menghantarkan arus listrik dan ada yang tidak menghantarkan arus listrik. Zat
yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit.
Suatu alat yang disebut alat uji elektrolit dapat digunakan
untuk mengetahui apakah suatu zat cair dapat menghantarkan listrik atau tidak.
Cara untuk mengetahui kemampuan suatu larutan menghantarkan
listrik digunakan alat sebagai berikut:
- Dua
buah electrode yang dirangkaikan dengan lampu pijar dan dihubungkan dengan
tegangan listrik
- Gejala
kelistrikan yang diamati pada larutan yang dapat mengahantar listrik:
1. lampu pijar menyala terang, dan muncul
gelembung-gelembung gas di sekitar elektroda
2. lampu pijar redup, dan muncul
gelembung-gelembung gas disekitar elektroda
3. lampu pijar tidak menyala, tapi timbul
gelembung-gelembung gas disekitar elektroda
- larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, tidak akan memberikan gejala
kelistrikan seperti : lampu pijar tidak menyala dan tidak muncul gelembung gas
pada alat uji elektrolit .
Bagaimana larutan elektrolit dapat menghantar arus listrik?
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius mengajukan teorinya, bahwa dalam
larutan elektrolit yang berperan menghantarkan arus listrik adalah
partikel-partikel bermuatan (ion) yang bergerak bebas di dalam larutan. Bila
kristal NaCl dilarutkan dalam air, maka oleh pengaruh air NaCl akan
terdisosiasi menjadi ion Na+ (kation)dan Cl- (anion) yang bergerak bebas.
Ion-ion inilah yang bergerak sambil membawa muatan listrik ke dua ujung kawat
(kutub elektrode) alat uji elektrolit.
Peristiwa pergerakan ion negatif dan positif ke kutub
elektrode dapat dijelaskan pada gambar berikut :
Dari gambar di atas terlihat bahwa ion-ion positif bergerak menuju kutub negatif dan ion-ion negatif bergerak ke kutub positif. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu zat dapat menjadi elektrolit bila di dalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion yang bebas bergerak.
A. LARUTAN ELEKTROLIT
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
A. LARUTAN ELEKTROLIT
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Hal ini disebabkan oleh adanya
ion-ion yang dapat bergerak bebas di dalam larutan yang dihasilkan dari
peruraian zat elektrolit tersebut.
Larutan ini dibedakan atas :
1. Elektrolit Kuat
- daya
hantar listrik yang kuat,
- zat
didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (ditandai
dengan satu arah panah ke kanan pada persamaan reaksinya)
Contoh
:
NaCl
(s) ----> Na+ (aq) + Cl - (aq)
derajat ionisasi (α) = 1
Yang tergolong elektrolit kuat
adalah:
Asam-asam
kuat
|
Basa-basa
kuat
|
Garam-garam
|
Asam halogen (HCl,HBr), Asam
Sulfat ( H2SO4), Asam nitrat (HNO3)
|
yaitu basa-basa golongan alkali
dan alkali tanah, seperti: NaOH KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2
|
Hampir semua garam (contoh: NaCl,
KI, Al2(SO4)3) kecuali garam merkuri
|
2. Elektrolit Lemah
- larutan
yang daya hantar listriknya lemah
- zat
dalam air terionisasi sebagian
- harga
derajat ionisasi sebesar: O < α < 1.
Yang tergolong elektrolit lemah
Asam-asam lemah
|
Basa-basa lemah
|
Garam-garam yang sukar larut
|
CH3COOH, HCN, H2CO3,
H2S
|
NH4OH, Ni(OH)2
|
AgCl, CaCrO4, PbI2
|
B. LARUTAN NON ELEKTROLIT
adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, karena
zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak
mengion).
Contoh:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain
Senyawa Ion.
Senyawa ion sendiri dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan kuat dan rapat, sehingga bebas bergerak. Jadi dalam keadaan padatan (kristal) senyawa ion tidak menghantarkan arus listrik. Sebaliknya, bila senyawa ion tersebut dalam bentuk leburan atau larutan, maka ion-ionnya dapat bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
Pada proses pelarutan, ion-ion yang terikat dan tersusun rapat tersebut akan tertarik oleh molekul-molekul air, dan air akan menyusup ke sela-sela butir-butir ion tersebut (proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan menyebar diantara molekul-molekul air.
Contoh :
NaCl (s) -----> Na+ (aq) + Cl-(aq)
Senyawa Kovalen.
Beberapa senyawa kovalendi dalam air dapat terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negatif. HCl adalah contoh senyawa kovalen, tetapi karena pengaruh molekul-molekul air HCl dapat terurai menjadi ion H+ dan Cl-. Peristiwa terurainya molekul menjadi ion-ion disebut ionisasi.
Perbedaan zat elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non Elektrolit dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi ( a):
Contoh:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain
Senyawa Ion.
Senyawa ion sendiri dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan kuat dan rapat, sehingga bebas bergerak. Jadi dalam keadaan padatan (kristal) senyawa ion tidak menghantarkan arus listrik. Sebaliknya, bila senyawa ion tersebut dalam bentuk leburan atau larutan, maka ion-ionnya dapat bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
Pada proses pelarutan, ion-ion yang terikat dan tersusun rapat tersebut akan tertarik oleh molekul-molekul air, dan air akan menyusup ke sela-sela butir-butir ion tersebut (proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan menyebar diantara molekul-molekul air.
Contoh :
NaCl (s) -----> Na+ (aq) + Cl-(aq)
Senyawa Kovalen.
Beberapa senyawa kovalendi dalam air dapat terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negatif. HCl adalah contoh senyawa kovalen, tetapi karena pengaruh molekul-molekul air HCl dapat terurai menjadi ion H+ dan Cl-. Peristiwa terurainya molekul menjadi ion-ion disebut ionisasi.
Perbedaan zat elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non Elektrolit dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi ( a):
α = mol zat yang terionisasi
mol zat yang dilarutkan
Jika :
elektrolit kuat a = 1
elektrolit lemah
0< a < 1,
non elektrolit a = 0
Pada konsentrasi sama, elektrolit
kuat mempunyai daya hantar lebih baik daripada elektrolit lemah
Contoh soal:
1. Pada awal reaksi
terdapat 0.5 mol NaCl , setelah bereaksi ternyata NaCl yang terionisasi
sebanyak 0.5 mol . Maka besarnya derajat ionisasi untuk NaCl
adalah:
Reaksi
ionisasi: NaCl (s) Na+ (aq) + Cl - (aq)
α = mol zat yang terionisasi = 0,5
= 1
mol zat yang dilarutkan 0,5
Derajat ionisasi NaCl adalah
1, dengan demikian NaCl merupakan elektrolit kuat
2.
Pada awal reaksi terdapat 0.3 mol HCOOH yang terionisasi
sebanyak 0.15 mol . maka besarnya derajat inisasi untuk HCOOH adalah:Reaksi ionisasi:
HCOOH -----> HCOO- + H+
α = mol zat yang terionisasi = 0,15 = 0,5
mol zat yang dilarutkan 0,3
Derajat ionisasi HCOOH adalah 0.5 , dengan demikian HCOOH merupakan elektrolit lemah
Materi-materi yang berkaitan :
Sumber:
KIMIA untuk SMA kelas X, Unggul Sudarmo, Penerbit Erlangga, 2004
KIMIA 1 SMU, untuk Kelas 1, Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad, Penerbit Erlangga, 1999
KIMIA untuk SMA/MA, kelas X, Tarti Harjani, dkk, Penerbit Masmedia, 2012
KIMIA untuk SMA kelas X, Unggul Sudarmo, Penerbit Erlangga, 2004
KIMIA 1 SMU, untuk Kelas 1, Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad, Penerbit Erlangga, 1999
KIMIA untuk SMA/MA, kelas X, Tarti Harjani, dkk, Penerbit Masmedia, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar