Larutan memainkan peranan penting dalam berbagai proses yang berlangsung di sekitar kita. Cairan tubuh manusia merupakan larutan dari beraneka ragam senyawa kimia. Semua zat makanan, sebelum disebarkan oleh darah ke seluruh tubuh, diubah dulu menjadi zat yang mudah larut. Tumbuh-tumbuhan mengambil makanan dan mineral dari dalam tanah dalam bentuk larutan. Air laut tiada lain adalah larutan berbagai mineral yang berasal dari kulit bumi. Di laboratorium di bidang industri, sebagian besar zat direksikan dalam bentuk larutan.
Larutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun dari komponen pelarut yang jumlahnya banyak, serta komponen zat terlarut yang julmahnya sedikit.
Larutan = pelarut + zat terlarut
Pelarut yang paling umum dimuka bumi adalah air. Di samping karena jumlahnya melimpah (72% luas permukaan bumi diselimuti oleh air), air memiliki kemampuan yang sangat besar untuk melarutkan berbagai macam zat. Oleh karena itu pembahasan kali ini akan terpusat pada larutan dalam air atau larutan
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Jika garam, asamcuka dan gula pasir secara terpisah dilarutkan dalam air, kemudian arus listrik kita alirkan menuju sebuah bola lampu dengan melewati masing-masing larutan tersebut maka kita mengamati hal-hal sebagai berikut :
a. arus listrik yang melalui larutan garam dapur menyebabkan lampu menyala terang, artinya larutan garam dapur memiliki daya hantar yang kuat
b. arus listrik yang melalui larutan asam cuka menyebabkan lampu menyala redup, artinya larutan asam cuka memiliki daya hantar yang lemah.
c. arus listrik melalui larutan gula pasir tidak mampu menyalakan lampu. Artinya larutan gula pasir tidak dapat menghantarkan listrik.
Dari data eksperimen ini, kita membagi zat terlarut dalam dua kelompok, yaitu :
a. zat yang larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik disebut elektrolit (bahasa Yunani yang artinya "pembawa listrik")
b. zat yang larutnyaannya dalam air tidak dapat menghantarkan listrik disebut non elektrolit.
Mengapa larutan elektrolit mampu menghantarkan listrik ? Hl pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arhenius dari Swedia tatkala ia mengemukakan disertasi Ph.D di Universitas Uppsala tahun 1884. Atas penemuannya ia meraih Nobel dalam bidang Kimia pada tahun 1903.
Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam suatu larutan harus sama dengan muatan negatif.
Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai "ion" ( bahasa Yunaninya yang berarti "mengembara", sebab ion bergerak bebas dalam larutan ). Ioan yang bermuatan positif dinamakan kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion (cata = pergi, ana = pulang). Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion dikenal sebagai proses pengionan (ionisasi)
Adapun zat nonelektrolit tatkala dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan , mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan nonelektrolit tidak dapat menghantar listrik.
Zat elektrolit dapat berupa senyawa ionik atau senyawa kovalen. Semua senyawa ionik sudah tentu merupakan elektrolit, sebab pasti menghasilkan ion-ion tatkala dilarutkan dalam air. Adapun senyawa kovalen yang merupakan elektrolit hanya terbatas pada asam yang mampu menghasilkan
H+ dalam air.
Contoh elektrolit yang berupa senyawa ionik adalah natrium klorida, NaCl. Dalamkeadaan padat, NaCl tersusun dari ion Na + dan Cl -. Ketika NaCl dilarutkan dalam air, ion Na+ dan ion Cl- terlepas dari kristalnya, lalu mengalami hidrasi (terikat oleh molekul air). Dalam keadaan terhidrasi, semua ion bergerak bebas di seluruh bagian larutan.
KEKUATAN ELEKTROLIT
Jika NaCl dilarutkan dalam air, seluruh ion Na+ dan ion Cl- pada kisi Kristal akan terlepas. Demikian pula, jika HCl dilarutkan ke dalam air, seluruh molekul HCl akan terurai membentuk ion H+ dan ion Cl-. Kita katakana bahwa NaCl dan HCl terionisasi sempurna (terurai seluruhnya menjadi ion). Elektrolit yang terionisasi sempurna dalam air disebut elektrolit kuat, sebab memiliki daya hantar listrik yang kuat.
Perbedaan zat elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan non Elektrolit dinyatakan dengan derajat ionisasi
atau derajat disosiasi ( a):
Jika :
elektrolit kuat a = 1
Materi-Materi yang Berkaitan :
Larutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun dari komponen pelarut yang jumlahnya banyak, serta komponen zat terlarut yang julmahnya sedikit.
Larutan = pelarut + zat terlarut
Pelarut yang paling umum dimuka bumi adalah air. Di samping karena jumlahnya melimpah (72% luas permukaan bumi diselimuti oleh air), air memiliki kemampuan yang sangat besar untuk melarutkan berbagai macam zat. Oleh karena itu pembahasan kali ini akan terpusat pada larutan dalam air atau larutan
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Jika garam, asamcuka dan gula pasir secara terpisah dilarutkan dalam air, kemudian arus listrik kita alirkan menuju sebuah bola lampu dengan melewati masing-masing larutan tersebut maka kita mengamati hal-hal sebagai berikut :
a. arus listrik yang melalui larutan garam dapur menyebabkan lampu menyala terang, artinya larutan garam dapur memiliki daya hantar yang kuat
b. arus listrik yang melalui larutan asam cuka menyebabkan lampu menyala redup, artinya larutan asam cuka memiliki daya hantar yang lemah.
c. arus listrik melalui larutan gula pasir tidak mampu menyalakan lampu. Artinya larutan gula pasir tidak dapat menghantarkan listrik.
Dari data eksperimen ini, kita membagi zat terlarut dalam dua kelompok, yaitu :
a. zat yang larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik disebut elektrolit (bahasa Yunani yang artinya "pembawa listrik")
b. zat yang larutnyaannya dalam air tidak dapat menghantarkan listrik disebut non elektrolit.
Mengapa larutan elektrolit mampu menghantarkan listrik ? Hl pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arhenius dari Swedia tatkala ia mengemukakan disertasi Ph.D di Universitas Uppsala tahun 1884. Atas penemuannya ia meraih Nobel dalam bidang Kimia pada tahun 1903.
Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam suatu larutan harus sama dengan muatan negatif.
Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai "ion" ( bahasa Yunaninya yang berarti "mengembara", sebab ion bergerak bebas dalam larutan ). Ioan yang bermuatan positif dinamakan kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion (cata = pergi, ana = pulang). Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion dikenal sebagai proses pengionan (ionisasi)
Adapun zat nonelektrolit tatkala dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan , mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan nonelektrolit tidak dapat menghantar listrik.
Zat elektrolit dapat berupa senyawa ionik atau senyawa kovalen. Semua senyawa ionik sudah tentu merupakan elektrolit, sebab pasti menghasilkan ion-ion tatkala dilarutkan dalam air. Adapun senyawa kovalen yang merupakan elektrolit hanya terbatas pada asam yang mampu menghasilkan
H+ dalam air.
Contoh elektrolit yang berupa senyawa ionik adalah natrium klorida, NaCl. Dalamkeadaan padat, NaCl tersusun dari ion Na + dan Cl -. Ketika NaCl dilarutkan dalam air, ion Na+ dan ion Cl- terlepas dari kristalnya, lalu mengalami hidrasi (terikat oleh molekul air). Dalam keadaan terhidrasi, semua ion bergerak bebas di seluruh bagian larutan.
Contoh elektrolit yang berupa
senyawa kovalen adalah asam klorida, HCl. Senelum dilarutkan ke dalam air, HCl
adalah gas yang tidak mengandung ion. Jadi HCl murni tidak dapat menghantarkan
listrik. Ketika HCl dilarutkan dalam air, terjadilah pembentukan ion, yaitu ion
H+ dan Cl-.
KEKUATAN ELEKTROLIT
Jika NaCl dilarutkan dalam air, seluruh ion Na+ dan ion Cl- pada kisi Kristal akan terlepas. Demikian pula, jika HCl dilarutkan ke dalam air, seluruh molekul HCl akan terurai membentuk ion H+ dan ion Cl-. Kita katakana bahwa NaCl dan HCl terionisasi sempurna (terurai seluruhnya menjadi ion). Elektrolit yang terionisasi sempurna dalam air disebut elektrolit kuat, sebab memiliki daya hantar listrik yang kuat.
Di samping elektrolit kuat, kita
juga mengenal elektrolit lemah, yaitu elektrolit yang tidak seluruhnya terurai
menjadi ion. Karena hanya sebagian kecil molekul yang terionisasi, maka
larutannya menunjukkan daya hantar listrik yag lemah. Contoh elektrolit lemah
adalah asam cuka CH3COOH. Tatkala asam cuka dilarutkan ke dalam air, sebagian
besar molekulnya tidak pecah, hanya 0,4 % molekul yang pecah menjadi ion. Ini bararti
bahwa dari setiap 1000 molekul CH3COOH yangterlarut, hanya 4 butir molekul yang
terurai menjadi ion H+ dan ion CH3COO-
Perbedaan Elektrolit kuat dan
elektrolit lemah
Elektrolit kuat
|
Elektrolit lemah
|
1.
Dalam air
terionisasi sempurna (seluruhnya
2.
Dalam larutan
tidak ada lagi molekul zat terlarut
3.
Jumlah ion
dalam larutan banyak
4.
Menunjukkan
daya hantar listrik yang kuat
|
1.
Dalam air
terionisasi sebagian (tidak seluruhnya)
2.
Dalam larutan
masih banyak molekul zat terlarut
3.
Jumlah ion
dalam larutan sedikit
4.
Menunjukkan
daya hantar listrik yang lemah
|
α = mol zat yang terionisasi
mol zat yang dilarutkan
Jika :
elektrolit kuat a = 1
elektrolit lemah
0< a < 1,
non elektrolit a = 0
Materi-Materi yang Berkaitan :
0 komentar:
Posting Komentar