Karbondioksida (CO2) dan air (H2O) merupakan sisa dari metabolisme karbohidrat dan lemak. CO2, H2O, NH4OH dan NH3 merupakan sisa dari metabolisme protein. Untuk membuang sisa-sisa metabolisme, tubuh mempunyai organ ekskresi yaitu kulit mengekskresikan keringat, ginjal mengekskresikan urine, paru-paru mengekskresikan CO2 dan hati mengekskresikan urobilin.
KULIT
Struktur kulit
Perhatikan bagian-bagian kulit di atas, bagian manakah yang menghasilkan dan mengeluarkan keringat?
Kulit merupakan organ yang melapisi permukaan tubuh, yang terdiri atas beberapa jaringan. Kulit mempunyai fungsi sebagai alat pelindung terhadap segala rangasangan. Selain itu di dalam terdapat beberapa reseptor yang dapat menerima rangsangan panas, dingin, peraba dan nyeri, serta mempunyai fungsi membantu pengaturan suhu tubuh dan pengendalian hilangnya air tubuh.
Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan kurang lebih 1 liter keringat perhari melalui kurang lebih
2,5 juta pori-pori. Dengan mekanisme penyerapan keringat akan membantu mendinginkan kulit, seerta mengatur suhu tubuh. Kulit tidak hanya mengekskresi air saja melainkan mineral-mineral terlarut seperti Na, Cl, K dan juga senyawa ureum/urea (NH4). Secara anatomis kulit terdiri dari dua lapis, yaitu lapisan epidermis (luar) dan lapisan dermis (dalam)
1. Lapisan epidermis
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling luar. Tebal
lapisan ini kurang lebih 0,1 mm. Kalian bisa langsung menyentuhnya. Kulit
paling luar itulah epidermis. Pada epidermis tidak ada pembuluh darah, tetapi
mendapatkan zat-zat makanan dan oksigen melalui proses difusi dari lapisan
dermis. Lapisan epidermis ada 5 lapis (stratum)
– Stratum corneum
Stratum corneum merupakan lapisan paling luar. Lapisan ini
terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dalam artian sel-sel tidak lagi memiliki
inti. Protoplasma sel menjadi keratin/lapisan tanduk. Nah, kalo lapisan ini
berlebihan, kulit jadi bersisik. Pada kondisi patologis (penyakit) ada namanya
psoriasis. Yaitu kondisi dimana turnover atau pergantian kulit lebih cepat,
jadi terbentuk stratum corneum yang berlapis-lapis, kulit jadi bersisik.
–
Stratum lucidum
Stratum ini cukup sulit diperhatikan dibawah mikroskop.
Stratum lucidum merupakan lapisan dibawah stratum corneum dan berisi sel-sel
yang tidak memiliki inti. Protoplasma sel menjadi protein (eleidin).
– Stratum granulosum
Statum granulosum merupakan lapisan ketiga dibawah stratum
lucidum. Pada lapisan ini sel-sel masih memilki inti. Protoplasma mengandung
banyak granul (butir-butir kasar). Lapisan ini terlihat jelas di telapan tangan
dan kaki. Dan pada mukosa (seperti pada pipi bagian dalam, atau hidung bagian
dalam) tidak ada lapisan ini.
– Stratum spinosum
Stratum spinosum merupakan lapisan dengan kumpulan bentuk
sel yang beragam. Bagian bawah lapisan ini bentuk sel umumnya polygonal dan
semakin ke atas, bentuk sel makin gepeng. Sitoplasma nya jernih,intinya ditengah.
Pada lapisan ini terdapat sel Langerhans yang berfungsi sebagai prajurit
pertahanan tubuh.
– Stratum basale
Stratum basale merupakan lapisan terbawah dari epidermis.
Sel-sel pada bagian ini berfungsi seperti stem sel, yang memproduksi sel-sel
diatasnya. Jadi pada stratum basale ini terus terjadi proses mitosis atau
pembelahan. Sel basal tersusun palisading (atau seperti pagar, berjejer
susunannya). Diantara sel basal terdapat sel melanosit. Sel melanosit
menghasilkan melanin yang memberi pigmen warna kulit. Semakin banyak melanosit
maka warna kulit seseorang itu semakin gelap.
( https://galaksimedika.wordpress.com/2013/09/12/mengenal-kulit-anatomi-dan-fisiologi/)
2. Lapisan Dermis.
Pada lapisan dermis kulit terdapat lapisan penyambung yang sebagian besar terdiri dari jaringan ikat, dimana penyususn utama adalah serabut kolagen, rutikuler, elastin dan otot erectorvili.
Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada
epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada
epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus
yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein
yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur
berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah
tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah
lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas beberapa bagian, yaitu a)Akar
Rambut ; Pembuluh Darah ; Kelenjar Minyak (glandula sebasea) ; Kelenjar
Keringat (glandula sudorifera) ; dan Serabut Saraf
Pada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang
merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera
perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya. Oleh karena itu kulit merupakan
organ terluas dimana pada organ ini terdapat reseptor panas (ruffini), tekanan
(paccini), dingin (krause), rasa nyeri atau sakit (ujung saraf bebas), serta
reseptor sentuhan (meissner). Jika Anda ingin mengetahui tekstur dari suatu
permukaan, seperti halus atau kasar benda, maka dapat Anda lakukan dengan
merabanya. Inilah fungsi kulit sebagai indera peraba. Kulit kita mempunyai
kepekaan terhadap rangsang seperti panas, dingin, tekanan, sentuhan dan rasa
sakit karena di bagian tersebut banyak terdapat saraf-saraf sensori yang
bekerja secara spesifik, misalnya rangsang sentuhan diterima oleh reseptor
korpuskel meissner, rangsang tekanan diterima oleh reseptor korpuskel paccini,
dan rangsang dingin diterima oleh reseptor ruffini. (http://www.pustakasekolah.com/struktur-dan-anatomi-kulit.html)
Proses Berkeringat
Kelenjar keringat bekerja untuk memproduksi keringat di bawah pengaruh hipotalamus. Apabila hipotalamus dirangsang oleh perubahan suhu panas akan menstimulasi pelebaran pembuluh darah sehingga darah banyak mengalir ke kulit dan rangsangan akan dipindahkan oleh saraf simpatis menuju ke kelenjar keringat. Selanjutnya, air beserta larutan dikeluarkan melalui pembuluh ke permukaan kulit dan menguap untuk menyerap panas sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Sebaliknya pada suhu yang rendah pembuluh darah akan menyempit sehingga darah melewatinya sedikit. Akibatnya terjadi kontraksi otot polos penggerak rambut tegak dan merasa menggigil.
Komposisi keringat yang dikeluarkan oleh kulit terdiri atas air, garam mineral,urea, kreatinin, dansebagian kecil minyak. Keringat sebenarnya tidak berbau, namun karena adanya urea, keratinin dan minyak yang berhubungan dengan bakteri Micrococcus, Propionibacteri dan Dypteroid aerob dari udara bebas dan diuraikan menjadi senyawa asam hexanoid maka keringat menjadi berbau. Minyak yang tidak terurai oleh bakteri menyebabkan kulit terasa berminyak dan lengket.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah keringat antara lain sebagai berikut :
Aktifitas tubuh
Aktivitas tubuh yang tinggi akan membawa konsekuensi pada peningkatan metabolisme yang menghasilkan zat sisa yang banyak dan peningkatan suhu tubuh sehingga akibat lanjutannya adalah keringat yang dikeluarkan banyak untuk menurunkan suhu tubuh.
Suhu lingkungan tinggi
Untuk mempertahankan suhu tubuh yang tetap, sementara suhu lingkungan tinggi maka diperlukan keringat yang banyak untuk menyerap panas.
Goncangan emosi
Goncangan emosi akan meningkatkan proses fisiologis dan metabolisme tubuh yang membawa konsekuensi pada terbentuknya zat sisa dan pengkatan suhu tubuh. Oleh karena itu diperlukan keringat yang banyak untuk mempertahankan suhu tubuh.
Rangsangan saraf parasimpatis
Pengeluaran keringat rutin tidak dipengaruhi oleh saraf simpatis, tetapi karena emosi, saraf simpatis akan terangsang untk mempersempit ukuran pembuluh darah sehingga menurunkan aktivitas pengeluaran keringat.
MATERI YANG BERKAITAN :
Sumber :
BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI, R Gunawan Susilowarno, dkk, Penerbit Grasindo, 2007
Proses Berkeringat
Kelenjar keringat bekerja untuk memproduksi keringat di bawah pengaruh hipotalamus. Apabila hipotalamus dirangsang oleh perubahan suhu panas akan menstimulasi pelebaran pembuluh darah sehingga darah banyak mengalir ke kulit dan rangsangan akan dipindahkan oleh saraf simpatis menuju ke kelenjar keringat. Selanjutnya, air beserta larutan dikeluarkan melalui pembuluh ke permukaan kulit dan menguap untuk menyerap panas sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Sebaliknya pada suhu yang rendah pembuluh darah akan menyempit sehingga darah melewatinya sedikit. Akibatnya terjadi kontraksi otot polos penggerak rambut tegak dan merasa menggigil.
Komposisi keringat yang dikeluarkan oleh kulit terdiri atas air, garam mineral,urea, kreatinin, dansebagian kecil minyak. Keringat sebenarnya tidak berbau, namun karena adanya urea, keratinin dan minyak yang berhubungan dengan bakteri Micrococcus, Propionibacteri dan Dypteroid aerob dari udara bebas dan diuraikan menjadi senyawa asam hexanoid maka keringat menjadi berbau. Minyak yang tidak terurai oleh bakteri menyebabkan kulit terasa berminyak dan lengket.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah keringat antara lain sebagai berikut :
Aktifitas tubuh
Aktivitas tubuh yang tinggi akan membawa konsekuensi pada peningkatan metabolisme yang menghasilkan zat sisa yang banyak dan peningkatan suhu tubuh sehingga akibat lanjutannya adalah keringat yang dikeluarkan banyak untuk menurunkan suhu tubuh.
Suhu lingkungan tinggi
Untuk mempertahankan suhu tubuh yang tetap, sementara suhu lingkungan tinggi maka diperlukan keringat yang banyak untuk menyerap panas.
Goncangan emosi
Goncangan emosi akan meningkatkan proses fisiologis dan metabolisme tubuh yang membawa konsekuensi pada terbentuknya zat sisa dan pengkatan suhu tubuh. Oleh karena itu diperlukan keringat yang banyak untuk mempertahankan suhu tubuh.
Rangsangan saraf parasimpatis
Pengeluaran keringat rutin tidak dipengaruhi oleh saraf simpatis, tetapi karena emosi, saraf simpatis akan terangsang untk mempersempit ukuran pembuluh darah sehingga menurunkan aktivitas pengeluaran keringat.
MATERI YANG BERKAITAN :
- GANGGUAN ATAU PENYAKIT SERTA TEKNOLOGI PENANGGULANGAN KELAINAN SISTEM EKSKRESI
- GINJAL (STRUKTUR DAN FUNGSI)
- HATI MANUSIA
- KULIT MANUSIA
- PARU-PARU MANUSIA
- PENGERTIAN SISTEM EKSKRESI
- SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
- Soal Sistem Ekskresi (2)
- soal biologi sistem ekskresi
- soal biologi sistem ekskresi (2)
Sumber :
BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI, R Gunawan Susilowarno, dkk, Penerbit Grasindo, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar