Protozoa adalah hewan yang bersel satu dimana batas antara lingkungan intern sel dengan lingkungan ekstern hanya dengan membran tipis. Keadaan ini menyebabkan sel protozoa tidak dapat menghindari peristiwa masuknya air secara terus menerus dari lingkungannya yang lembab. Namun pada protozoa sebagai contohnya amoeba dan Paramecium ternyata mempunyai vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator atau mengatur osmosis ke dalam sel tubuhnya dengan mengekskresikan air keluar tubuh melalui membran. Berdasarkan kenyataan ini, dapat dikatakan bahwa alat ekskresi pada protozoa berupa vakuola kontraktil atau disebut vakuola denyut.
2. SISTEM EKSKRESI PADA PLATYHELMINTHES.
Platyhelminthes adalah cacing pipih, di mana salah satu contoh yang mudah dikenali adalah planaria.
Sistem ekskresi pada cacing pipih terdiri atas dua
saluran eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya
berderet-deret pada bagian dorsal (punggung). Kedua saluran eksresi tersebut
bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api (flame cell)
Pada tubuh planaria yang pipih pada sisi kiri kanan terdapat pembuluh yang bercabang-cabang yang disebut protonefridum. Setiap cabang protonefridum berakhir pada sel api (solenosit). Setiap sel api dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang diangkut bergerak untuk mendorong air dan sisa metabolisme keluar melalui saluran ekskresi.3. ALAT EKSKRESI PADA CACING TANAH (Lumbricus terrestris)
Tubuh cacing tanah tersusun atas segmen-segmen. Setiap segmen (somit) tubuhnya mempunyai sepasang nefridia yang terletak disebelah kiri dan kanan sebagai alat ekskresi, kecuali tiga segmen yang pertama dan satu segmen terakhir.
Setiap nefridia dilengkapi oleh corong yang terbuka yang disebut nefrostoma. Nefrostoma terdapat pada setiap sekat tubuh segmen tubuh. Nefrostoma memiliki silia yang apabila bergetar berfungsi untuk menarik dan mengambil cairan sisa metabolisme yang tertampung pada rongga tubuh (Coelom) untuk dimasukkan di dalamnya. Selanjutnya cairan diserap oleh nefrostoma akan melewati nefridia dan terjadi proses penyerapan zat-zat yang berguna oleh darah dan zat sisa yang tidak berguna, seperti air, nitrogen, dan garam-garam yang tidak diperlukan lagi ditampung oleh kantung kemih, kemudian dikeluarkan melalui nefridiofor (lubang nefridia)
4. ALAT EKSKRESI PADA BELALANG
Belalang termasuk kelompok insekta. Insekta mempunyai alat ekskresi berupa pembuluh malphigi. Pembuluh malphigi merupakan pembuluh-pembuluh kecil yang bermuara pada pangkal usus. Sisa metabolisme belelang terbentuk senyawa nitrogen dalam cairan tubuh dan diubah ke dalam bentuk asam urat. Asam urat selanjutnya diserap oleh pembuluh malphigi, kemudian dimasukkan ke usus menuju ke rektum. Di dalam usus masih terjadi proses penyerapan air yang sangat effisien sehingga mengakibatkan kotoran belalang berbentuk kristal atau butiran dengan kadar air rendah.
5. ALAT EKSKRESI PADA IKAN
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal yang berwarna kemerahan, terletak diantara gelembung renang depan dengan belakang. Ginjal dilengkapi dengan saluran urine yang menyatu dengan saluran kelamin (saluran urogenetalia) dan bermuara pada kloaka. Selain itu, ginjal juga menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan larutan di sekitarnya insang dibantu oleh insang sebagai alat ekskresi.
Ikan yang hidup di air laut banyak minum, sedikit urine. Garam yang masuk melalui mulut pada saat minum, akan diekskresikan secara aktif melalui insang. Ikan air tawar sedikit minum, banyak mengeluarkan urine, dan mengabsorbsi kekurangan garam melalui insang.
6. ALAT EKSKRESI PADA KATAK
Alat ekskresi pada katak berupa sepasang ginjal, yang berwarna merah kecoklatan dengan bentuk memanjang dari depan ke belakang. Fungsi ginjal adalah menyaring darah. Zat-zat sisa seperti urine dan garam-garam yang berlebihan akan diserap oleh ginjal dan dikeluarkan. Zat sisa setelah diserap akan dialirkan melalui ureter menuju kantong kemih, bermuara dan menyatu dengan saluran kelamin yang disebut kloaka.
Pada katak jantan saluran ureter dengan saluran kelamin menyatu membentuk saluran urogenetalia. Pada katak betina saluran ureter dan saluran kelamin (oviduk) terpisah, tetapi tetap bermuara pada kloaka.
7.SISTEM EKSKRESI PADA REPTIL
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit
dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat
hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa
asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih. (https://biologiklaten.wordpress.com/bab-19-sist-ekskresi-pada-hewan-manusia-xi/)
8. SISTEM EKSKRESI PADA AVES
Alat pengeluaran pada burung berupa pari-pari, hati, ginjal,
dan kulit.aluran ginjal, saluran kelamin, dan saluran pencernaan bermuara pada
sebuha lubang yang disebut kloaka Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit. Burung menghasilkan kelenjar minyak yang
terdapat pada ujung ekornya. kelenjar ini menghasilkan minyak untuk membasahi
bulu-bulunya. Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan
garam. Kelebihan larutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar
melalui nares (lubang hidung).
9. SISTEM EKSKRESI PADA MAMALIA
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber spon (spongy
texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai luas
permukaan per isipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru.
Paru-paru manusia adalah contoh biasa bagi paru-paru jenis ini.
Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic
cavity), dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi
karung dwi dinding dikenali sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat
pada permukaan luar paru-paru dan lapisan karung luar melekat pada dinding
rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali
sebagai rongga pleural yang berisi cecair pleural ini membenarkan
lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan menghalang ia daripada
terpisah dengan mudah.
Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di
bawah, otot yang mengucup menyebabkan rongga di mana paru-paru berada
mengembang. Sangkar selangka juga boleh mengembang dan mengucup sedikit.
Ini menyebabkan udara tetarik ke dalam dan keluar dari
paru-paru melalui trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang
bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi
oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap
masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut melalui hemoglobin.
Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru
melalui pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke jantung
melalui salur pulmonari. (https://biologiklaten.wordpress.com/bab-19-sist-ekskresi-pada-hewan-manusia-xi/)
MATERI YANG TERKAIT :
MATERI YANG TERKAIT :
BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI, R Gunawan Susilowarno, dkk, PT Grasindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar