Enzim dapat diproduksi melalui fermentasi komersial dengan menggunakanbahan-bahan makanan yang tersedia, misalnya sirop jagung atau molase. Kapang (misalnya, Aspergillus) atau bakteri (contohnya, Bacillus) merupakan dua mikroorganisme yang umumnya digunakan untuk memproduksi enzim. Dipilihnya dua organisme itu karena mereka bersifat non-patogen dan tidak menghasilkan antibiotik. Jika enzim yang dihasilkan merupakan enzim ekstraseluler, sari-sari bahan makanan disaring dari mikroorganisme dan enzim diekstraksi. Namun, jika yang dihsilkan adalah enzim intraseluler, mikroorganisme harus disaring dari bahan makanan. Mereka kemudian dihancurkan dan enzim diekstraksi dengan air atau pelarut lainnya.
Melalui teknik rekayasa genetik, gen-gen baru dapat dimasukkan ke dalam mikroba untuk "meningkatkan" kerja enzim yang dikode oleh gen-gen (misalnya, membuat enzim lebih tahan terhadap panas). Gen-gen dari orgenisme yang berbeda dapat dimasukkan ke sel-sel mikroba agar menghasilkan enzim-enzim yang semula tidak dihasilkannya. Contohnya, gen kimosin mammalia dimasukkan ke dalam sel-sel yeast (ragi) sehingga sel-sel ragi menghasilkan enzim-enzim kimosin yang berfungsi menggumpalkan kasein (protein susu) dan membentuk dalih susu dalam proses pembuatan keju.
Dari tahun ke tahun kebutuhan enzim dalam berbagai industri terus meningkat. Sebagian besarn enzim yang diperlukan dalam industri dihasilkan oleh mikroba melalui proses fermentasi.
Tabel Jenis-Jenis Enzim
b. Produksi Asam Organik
Asam organik juga telah lama diproduksi secara mikrobiologis. Salah satunya adalah asam sitrat. Asam sitar banyak digunakan baik dalam industri makanan (misalnya, selai dan permen) maupun minuman sebagai bahan penambah rasa, pengasaman, antioksidan dan pengemulsi. Asam sitrat digunakan dalam pembuatan kosmetik dan obat-obatan untuk menyesuaikanpH. Dalam industri berat, kemampuan asam sitrat untuk berikatan dengan ion-ion logam banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Asam sitrat juga digunakan dalam penyamakan kulit. Mikroorganisme penghasil asam sitrat, diantaranya adalah Aspergillus niger dan A. wentii.
c. Produksi Vitamin
Sejumlah mikroba telah diketahui sebagai penghasil vitamin. Contohnya adalah Eremothecium ashbyii yang diketahui mampu menghasilkan vitamin riboflavin secara effisien. Mikroba ini mampu memperoduksi riboflavin sebanyak 2 mg/ml medium yang digunakan. Vitamin B12 (sianokobalamin) mampu diproduksi oleh sejumlah mikroba, khususnya Streptomyces griceus.
d. Produsi Asam Amino
produk asam secara bioteknologi dengan menggunakan mikroba telah lama dilakukan. Pembuatan asam amino secara mikrobiologis lebih menguntungkan dibandingkan dengan pembuatan secara kimia karena dapat menggunakan bahan yang mudah dan murah, misalnya molase dan glukosa. Salah satu asam amino yang telah diproduksi secara komersial dengan menggunakan mikroba adalah asam glutamat. Mikroba yang diketahui mampu menghasilkan asam amino, antara lain Arthrobacter, Microbacterium, Brevibacterium dan Corynebacterium.
Materi yang berkaitan :
- BIOTEKNOLOGI
- DAMPAK BIOTEKNOLOGI
- PENGERTIAN dan DASAR PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
- PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN
- PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PELESTARIAN LINGKUNGAN
- PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PERTANIAN DAN PETERNAKAN
- PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG REPRODUKSI
- PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM INDUSTRI MAKANAN
- PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM PRODUKSI BAHAN ORGANIK
- SERBA-SERBI BIOTEKNOLOGI
Sumber :
Menjelajah Dunia BIOLOGI, untuk Kelas XII SMA dan MA, Sri Pujiyanto, Penerbit Platinum, 2006
http://aantekuk28.blogspot.com/2013/05/bioreaktor.html
http://kintan-regita.blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-contoh-bioteknologi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar