Rabu, 01 April 2015

Bioteknologi melalui teknik rekayasa genetika telah memberikan keuntungan yang sangat besar bagi bidang pertanian dan peternakan. Di Amerika Serikat sekitar 50% hasil panen kedelai dan 30% panen jageng berasal dari tanaman hasil rekayasa genetika yang resisten terhadap hama serangga.
Teknik rekayasa genetika telah menghasilkan tanaman dan hewan dengan sifat-sifat yang diinginkan oleh manusia. Tanaman dan hewan yang telah mengalami rekayasa genetika untuk menghasilkan substansi yang bukan bagian dari metabolisme normalnya dinamakan transgenik. Sebagai contohnya saat ini telah dihasilkan tanaman tomat transgenik yang buahnya tidak cepat busuk sehingga memperpanjang umur penyimpanan. Dalam hal ini para ahli menghambat kerja gen-gen yang menghasilkan enzim-enzimpenyebab buah tomat menjadi cepat lunak dan kemudian membusuk
Gambar berikut merupakan skema pembuatan tanaman transgenik


Para ahli telah berhasil memasukkan cry dari bakteri Bacillus thuringiensis (Bt) ke dalam sel tanaman jagung sehingga mampu menghasilkan racun yang mampu membunuh hama ulat. Gen cry merupakan gen pada bakteri Bt yang dapat mengkode pembentukan racun yang mampu membunuh ulat atau larva serangga lainnya. Gen yang dimasukkan ke dalam beberapa jenis tanaman dengan menggunakan vektor bakteri. Gen ini dapat diwariskan ke tanaman keturunannya. Adanya tanaman jagung transgenik diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida sintesis yang mencemari lingkungan.
Irigasi menyebabkan banyak tanah pertanian yang mengandung garam dan tidak produktif. Pemindahan gen untuk sifat toleran terhadap garam dari tanaman mangrove, misalnya ke tanaman pangan dapat memulihkan produktifitas daerah tersebut.
Contoh lain rekayasa genetika pada tanaman yang dimasukkan gen-gen yang mengkode pembentukan beta-karoten, yaitu suatu prekusor vitamin A , ke dalam tanaman padi sehingga dalam tanaman padi itu mengandung vitamin A (golden rice). Hal ini bertujuan untuk mengurangi defisiensi vitamin A yang dapat menyebabkan kebutaan dan telah menyerang lebih dari 100 juta anak di seluruh dunia.
Penerapan pupuk hayati atau biofertilezer dalam menyuburkan tanah pertanian juga merupakan contoh teknik rekayasa genetika dalam bidan pertanian. Saat ini banyak dibuat pupuk hayati berisi inokulum mikroba yang dapat menyuburkan tanah. Mikroba yang dapat dijadikan sebagai penyubur tanah ini, misalnya bakteri penambah nitrogen, bakteri pelarut fosfat atau mikoriza. Dalam bioteknologi kehutanan, mikoriza telah diterapkan secara luas.
Teknik kultur jaringan juga merupakan salah satu bioteknologi yang digunakan dalam bidang pertanian untuk menyediakan benih unggul dalam jumlah banyak, seragam, dalam waktu yang singkat. Prinsip teknik kultur jaringan adalah menumbuhkan bagian jaringan yang disebut ekaplan (misalnya potongan daun, batang, akar ataupun bunga) di dalam medium buatan. Tiap sel yang terdapat pada potongan tersebut akan mampu tumbuh menjadi individu yang lengkap.
Penerapan bioteknologi dalam bidang peternakan akan membantu peningkatan kuantitas dan kualitas ternak. Misalnya melalui teknik inseminasi buatan, transfer embrio, multiple oculation, fertilisasi in-vitro, dam mikromanipulasi embrio. Yang termasuk dalam mikromanipulasi embrio antara lain teknologi kloning, partenogenesis, transgenik dan pembuatan khimera. Dengan teknologi tersebut, peningkatan kentitas ternak dan kualitas yang baik dapat dipercepat tanpa harus mendatangkan induk baru.
Gambar dibawah ini merupakan cara inseminasi buatan pada sapi.

Dalam bidang perikanan, teknik rekayasa genetika dapat menghasilkan ikan yang dalam satu generasi berjenis kelamin betina semua. Beberapa jenis ikan yang berjenis kelamin betina memiliki pertumbuhan yang cepat dari pada ikan yang berjenis kelamin jantan, sehingga cara ini lebih menguntungkan.

MATERI YANG BERKAITAN :
  1. BIOTEKNOLOGI
  2. DAMPAK BIOTEKNOLOGI
  3. PENGERTIAN dan DASAR PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI 
  4. PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN 
  5. PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PELESTARIAN LINGKUNGAN 
  6. PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PERTANIAN DAN PETERNAKAN 
  7. PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG REPRODUKSI 
  8. PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM INDUSTRI MAKANAN
  9. PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM PRODUKSI BAHAN ORGANIK 
  10. SERBA-SERBI BIOTEKNOLOGI 

Sumber
Menjelajah Dunia BIOLOGI untuk Kelas XII SMA dan MA, Sri Pujiyanto, PT Platinum, 2006

https://fitrimarwaningsih.wordpress.com/2012/12/12/bioteknologi-dalam-bdang-pertanian/
http://bioteknologipunyasigit.blogspot.com/2011/02/penyisipan-gen-cry-tanaman-transgenik.html

1 komentar:

  1. Halo semua! Saya ingin berbagi artikel terbaru saya yang berjudul "Potensi Budidaya Alga di Indonesia: Sumber Daya Bernilai dan Berkelanjutan". Dalam artikel ini, saya mengeksplorasi potensi luar biasa dari budidaya alga di Indonesia dan dampak positifnya terhadap lingkungan dan perekonomian.

    Alga, mikroorganisme fotosintetik, memiliki potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan di Indonesia. Negara kita memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, dan budidaya alga dapat menjadi alternatif yang menarik dalam memenuhi berbagai kebutuhan kita.

    Dalam artikel ini, saya mengulas manfaat budidaya alga dalam berbagai bidang, seperti pangan, energi, dan lingkungan. Saya juga membahas potensi pasar yang luas untuk produk alga, baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.

    Jadi, jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang potensi budidaya alga di Indonesia, silakan kunjungi artikel saya melalui tautan berikut: Potensi Budidaya Alga di Indonesia

    Saya sangat berharap Anda menemukan artikel ini informatif dan menginspirasi. Jangan ragu untuk memberikan komentar atau berbagi pandangan Anda di halaman artikel. Terima kasih banyak atas dukungannya!

    BalasHapus

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!