Dina, anak saya baru kelas 5 SD, dan berumur 11 tahun. Pada suatu pagi hari ketika ia ke kamar mandi mau buang air kecil, dia melihat bercak darah merah kecoklatan di celana dalamnya, Dia tahu bahwa itu darah haid, karena saya sering memberi pengetahuan padanya tentang alat reproduksi wanita sebatas umur dia. Walaupun awalnya dia masih belum percaya bahwa dirinya sudah menginjak masa remaja, tapi saya sering memberi pengarahan dan pemahaman, bahwa setiap perempuan normal pasti mengalami fase itu. Kalau sudah mulai baligh maka dia harus mulai menjaga batas-batas pergaulan, memperbaiki ibadahnya dan selalu menjaga kebersihan alat reproduksinya.
PUBERTAS
Setelah meninggalkan massa kanak-kanak dan memasuki massa remaja awal, seseorang akan mengalami perubahan dan perkembangan tubuh yang mencolok. Pubertas berasal dari kata Latin "Pubis" yang artinya adalah rambut, maka istilah pubertas digunakan untuk menandai masa mulai tumbuhnya rambut dibeberapa bagian tubuh (ketiak, organ kelamin, kumis, dan rambut kaki pada pria) yang pada umumnya terjadi pada usia 9 - 14 tahun. Pada massa tersebut anak perempuan mengalami kematangan hormon kelamin (estrogen dan progresteron) yang berfungsi menumbuhkan ciri-ciri seks sekunder, misalnya tumbuhnya payudara, rongga pinggul yang membesar, perubahan suara, pertumbuhan rambut ketiak, dan sekitar organ kelamin mengalami menstruasi.
Pada anak laki-laki juga terjadi kematangan hormon kelamin (testosteron) yang memicu pertumbuhan seks sekunder yaitu perubahan suara, pertumbuhan rambut ketiak, sekitar organ kelamin, rambut kaki, dan beberapa laki-laki disertai pertumbuhan kumis.
Tidak hanya perubahan fisik yang terjadi pada masa ini, perubahan psikis dan sosial akan menyertai perkembangan seorang remaja awal sehingga sering menyebabkan perubahan perilaku, antara lain ketertarikan terhadap lawan jenis, merespon sikap orang yang ada disekitarnya, dan ingin diaui keberadaannya / eksistensinya di antara teman sebayanya. Karena itu, menjadi sagat penting mengekspresikan diri pada aktifitas yang memangun kepribadian, misalnya olah raga, seni, teknik, bidang sosial, jurnalistik dan aktifitas lain yang positif. Sebab, bagaimanapu seorang remaja yang memiliki ketrampilan/kemampuan di bidang tertentu akan lebih memiliki rasa percaya diri dan hidupnya lebih terarah, sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh yang buruk dan juga tidak mudah konfrontasi terhadap pendapat orang lain yang berbeda.
MENSTRUASI
Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasifase, dan menstruasi
a. Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi
Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
Serba-serbi Menstruasi
MATERI DAN SOAL BIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
Sumber :
BIOLOGI untuk SMA/MA kelas XI, R. Gunawan Susilowarno, dkk, Penerbit Grasindo, 2007
http://pewidya.blogspot.com/p/sistem-organ-reproduksi-wanita.html
PUBERTAS
Setelah meninggalkan massa kanak-kanak dan memasuki massa remaja awal, seseorang akan mengalami perubahan dan perkembangan tubuh yang mencolok. Pubertas berasal dari kata Latin "Pubis" yang artinya adalah rambut, maka istilah pubertas digunakan untuk menandai masa mulai tumbuhnya rambut dibeberapa bagian tubuh (ketiak, organ kelamin, kumis, dan rambut kaki pada pria) yang pada umumnya terjadi pada usia 9 - 14 tahun. Pada massa tersebut anak perempuan mengalami kematangan hormon kelamin (estrogen dan progresteron) yang berfungsi menumbuhkan ciri-ciri seks sekunder, misalnya tumbuhnya payudara, rongga pinggul yang membesar, perubahan suara, pertumbuhan rambut ketiak, dan sekitar organ kelamin mengalami menstruasi.
Pada anak laki-laki juga terjadi kematangan hormon kelamin (testosteron) yang memicu pertumbuhan seks sekunder yaitu perubahan suara, pertumbuhan rambut ketiak, sekitar organ kelamin, rambut kaki, dan beberapa laki-laki disertai pertumbuhan kumis.
Tidak hanya perubahan fisik yang terjadi pada masa ini, perubahan psikis dan sosial akan menyertai perkembangan seorang remaja awal sehingga sering menyebabkan perubahan perilaku, antara lain ketertarikan terhadap lawan jenis, merespon sikap orang yang ada disekitarnya, dan ingin diaui keberadaannya / eksistensinya di antara teman sebayanya. Karena itu, menjadi sagat penting mengekspresikan diri pada aktifitas yang memangun kepribadian, misalnya olah raga, seni, teknik, bidang sosial, jurnalistik dan aktifitas lain yang positif. Sebab, bagaimanapu seorang remaja yang memiliki ketrampilan/kemampuan di bidang tertentu akan lebih memiliki rasa percaya diri dan hidupnya lebih terarah, sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh yang buruk dan juga tidak mudah konfrontasi terhadap pendapat orang lain yang berbeda.
MENSTRUASI
Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasifase, dan menstruasi
a. Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi
Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
b. Fase Ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
c. Fase
pasca ovulasi atau fase sekresi
Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan hormon, sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan hormon, sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
d. Fase
menstruasi
Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter
Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter
Siklus Menstruasi Wanita
Serba-serbi Menstruasi
1. Sindrom pramenstruasi
Sindrom pramenstruasi adalah perubahan-perubahan fisik dan psikis yang terjadi di antara hari ke empat belas hingga hari kedua sebelum mestruasi, dan akan hilang segera setelah datang menstruasi.
Sindrom pramenstruasi adalah perubahan-perubahan fisik dan psikis yang terjadi di antara hari ke empat belas hingga hari kedua sebelum mestruasi, dan akan hilang segera setelah datang menstruasi.
Perubahan fisik tersebut antara lain:
- kenaikan berat badan,
- terjadi pembesaran bagian tubuh terutama daerah tertentu (perut, jari tangan, kaki) karena tubuh menahan cairan,
- pegal dan nyeri otot terutama daerah pinggang,
- payudara membesar dan nyeri tekan, timbul jerawat, air seni berkurang, pusing, mual, nafsu makan meningkat.
- kenaikan berat badan,
- terjadi pembesaran bagian tubuh terutama daerah tertentu (perut, jari tangan, kaki) karena tubuh menahan cairan,
- pegal dan nyeri otot terutama daerah pinggang,
- payudara membesar dan nyeri tekan, timbul jerawat, air seni berkurang, pusing, mual, nafsu makan meningkat.
Perubahan psikis meliputi:
- kontrol emosi rendah,
- cepat marah,
- reaksi emosi yang tidak logis,
- daya ingat dan konsentrasi rendah, lesu, depresi, rasa kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga.
- kontrol emosi rendah,
- cepat marah,
- reaksi emosi yang tidak logis,
- daya ingat dan konsentrasi rendah, lesu, depresi, rasa kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga.
Derajad keseriusan gejala sindrom pramenstruasi yang dialami wanita satu dengan
yang lain tidak sama. Pada umumnya wanita; perubahan fisik sindrom
pramenstruasi tidak menjadi masalah yang berarti dan dapat menjalani aktifitas
hidupnya dengan normal. Namun pada beberapa wanita; perubahan psikis sindrom
pramenstruasi dapat menjadi masalah yang serius. Dengan mengidentifikasi
perubahan fisik yang terjadi pada dirinya sebagai sindrom pramenstruasi, wanita
dapat mengantisipasi dengan lebih berusaha mengontrol dan mengendalikan
emosinya sehingga hubungan harmonis dalam keluarga dan lingkungan sosialnya
tetap terjaga.
2. Cairan yang keluar dari vagina
2. Cairan yang keluar dari vagina
Semua wanita mengalami pengeluaran cairan dari vagina selain
darah haid. Cairan tersebut membantu membasahi, membersihkan dan melindungi
vagina dari bacteri-bacteri tertentu. Pengeluaran cairan ini bersifat normal;
jumlahnya relatif sedikit tetapi dapat membuat noda pada celana dalam. Jenis
cairan yang keluar ada yang jernih, ada yang keruh kental berwarna
kekuning-kuningan. Cairan yang jernih, mulur seperti putih telur disekresikan
oleh kelenjar yang terdapat pada cervix selama 3-5 hari menjelang ovulasi
karena pengaruh hormon estrogen. Di saat lain vagina juga mengeluarkan cairan
pekat, keruh berwarna kekuningan serta mempunyai bau yang khas. Dinding vagina
mempunyai sifat yang sama seperti kulit lainnya yaitu sel-selnya selalu
membelah, sel-sel yang telah tua dan mati akan terlepas. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan keruh kental/pekat berwarna
kekuning-kuningan karena mengandung sel-sel mati, bacteri dan lendir. Di dalam
vagina terdapat beberapa jenis bacteri, pada pada orang sehat; 95% diantaranya
merupakan bacteri menguntungkan dan 5% diantaranya merupakan bacteri patogen.
Bacteri menguntungkan tersebut terutama dari genus Lactobacillus yaitu Lactobacillus
doderlein dan Lactobacillus acidophylus yang menghasilkan asam laktat dan
membantu mempertahankan lingkungan asam dalam vagina, beberapa jenis lainnya
menghasilkan hidrogenperoksida dan antibiotik. Suasana asam dalam vagina ini
merupakan pertahanan alami terhadap kemungkinan infeksi. campuran zat yang
dihasilkan bacteri dan sekresi dinding vagina mengasilkan aroma khas vagina.
Bila
cairan yang keluar dari vagina mempunyai sifat; berwarna lain (putih seperti
susu, kuning kehijauan, merah coklat), berbau busuk, jumlahnya relatif banyak,
disertai keluhan gatal, panas, nyeri dsb. Hal ini merupakan tanda; mungkin ada
suatu gangguan pada organ reproduksi. Untuk itu sebaiknya segera periksakan ke
dokter.
3. Hanya sebagian kecil wanita yang memiliki siklus menstruasi
teratur
Pada umumnya orang beranggapan bahwa siklus
menstruasi seseorang adalah teratur. Tapi fakta menunjukkan sebaliknya. Dari
hasil penyelidikan terhadap 4 ribu wanita ternyata hanya 3% yang memiliki
siklus menstruasi yang teratur, bahkan ini merupakan suatu kekecualian yang
jarang terjadi. Pada umumnya wanita mengalami siklus menstrasi yang kurang
teratur; dari siklus yang satu dengan siklus berikutnya ada sedikit perubahan. Jangka
waktu yang normal berkisar antara 20 hari hingga 36 hari, atau rata-rata 28
hari. Namun hanya sekitar 30% wanita yang mempunyai siklus dengan kisaran satu
atau dua hari dari statistik rata-rata 28 hari.
Siklus menstruasi yang tidak teratur pada remaja putri adalah suatu hal yang
normal. Karena sedang berkembang menuju arah kedewasaan. Secara
berangsur-angsur siklus akan menjadi teratur menjelang usia 20 tahun. Sedangkan
pada wanita menjelang menophause, menstruasi berubah menjadi lebih tidak
teratur untuk kemudian berhenti sama sekali. Bagi remaja putri sebaiknya
membiasakan diri membuat catatan tanggal berapa hari pertama menstruasi bulan
ini, tanggal berapa hari pertama menstruasi bulan berikutnya, demikian
seterusnya. Kemudian hitung berapa hari siklus menstruasi tiap bulannya. Catat
pula jenis cairan vagina yang keluar dan perubahan tubuh yang terjadi di
sepanjang siklus tersebut. Catatan tersebut dapat membantu mempelajari
kebiasaan yang terjadi dalam tubuh kita sendiri. Dan data siklus menstruasi
tersebut suatu saat akan mempunyai nilai yang sangat berarti.
MATERI DAN SOAL BIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
- AIR SUSU IBU
- FERTILISASI, KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
- KELAINAN PADA SISTEM REPRODUKSI
- ORGAN KELAMIN WANITA DAN OOGENESIS
- ORGAN REPRODUKSI PRIA DAN SPERMATOGENESIS
- PEMBENTUKAN GAMET PADA TUMBUHAN
- PEMELIHARAAN KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI DAN PERILAKU SEKSUAL YANG SEHAT
- POLINASI/PERSARIAN DAN FERTILISASI
- PUBERTAS DAN MENSTRUASI.
- REPRODUKSI ASEKSUAL
- REPRODUKSI SEKSUAL
- Soal Biologi Sistem Reproduksi (2)
- TEKNOLOGI REPRODUKSI
- soal biologi sistem reproduksi
Sumber :
BIOLOGI untuk SMA/MA kelas XI, R. Gunawan Susilowarno, dkk, Penerbit Grasindo, 2007
http://pewidya.blogspot.com/p/sistem-organ-reproduksi-wanita.html
0 komentar:
Posting Komentar