Struktur Indera Penciuman
Pada daerah puncak rongga hidung dan meluas ke bawah yang berwarna coklat kekuning-kuningan merupakan daerah yang mengandung reseptor penciuman, disebut daerah olfaktori atau mukosa olfaktori. Jaringan epitel penyusun daerah tersebut adalah epitel silindris bertingkat, yang tersusun atas tiga jenis sel, yaitu sel penyokong, sel basal dan sel olfaktorius.
a. Sel Penyokong.
Sel-sel ini berbentuk silindris, tinggi ramping dan relatif lebar dibagian puncaknya, serta menyempit dibagian dasarnya. Di permukaan apikal sel terdapat mikrofili yang menonjol di dalam lapisan mukus.
b. Sel Basal
Sel berbentuk kerucut, kecil dengan inti berbentuk lonjong, dan gelap terletak di antara sel-sel penyokong di bagian dasar. Sel-sel ini dianggap sel induk yang mampu berkembang menjadi sel penyokong.
c. Sel Sensorik/Sel Olfaktoria.
sel-sel sensorik tersebar di antara sel-sel penyokong dan merupakan modifikasi sel bipolar dengan sebuah badan sel, sebuah dendrit yang meninjol dipermukaan, dan sebuah akson yang masuk lebih dalam ke lamina propria. Dendrit-dendrit mempunyai struktur seperti bola kecil yang disebut vesikula olfaktori. Dari vesikula-vesikula keluar rambut-rambut (silia) yang berfungsi sebagai reseptor. Rangsangan yang diterima oleh sel-sel ini akan diantarkan ke bulbus olfaktorius di otak melalui saluran halus di tulang etmoid.
Macam-Macam Gangguan Pada Hidung :
a. Salesma (COLD) dan Influenza (FLU)
Salesma dan infuenza merupakan infeksi pada alat pernapasan
yang disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit
leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian. Gejala yang
mengiringi diantaranya mencret ringan, terutama pada anak kecil. Salesma dan
influenza hampir selalu sembuh sendiri tanpa obat. Pencegahan bias dilakukan
dengan minum air panas dan cukup
istirahat.
b. Hidung tersumbat dan pilek
Hidung yang tersumbat atau pilek dapat terjadi karena
salesma atau alergi. Banyak lendir dalam hidung menyebabkan infeksi telinga
pada anak-anak atau gangguan sinus (peradangan gawat dan berlangsung lama pada
rongga tulang yang berhubungan dengan rongga hidung) pada orang dewasa.
c. Gangguan Sinus (SINUSITIS)
Sinusitis merupakan
peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan
rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
Tanda-tanda: Sakit pada muka di sekitar mata. Pada daerah ini jika mengetuk
tulang atau menundukkan kepala, muka akan terasa sakit. Hidung sering kali
tersumbat oleh adanya nanan atau ingus yang kental. Kadang-kadang diikuti oleh
panas
d. Alergi (RHINITIS
ALLERGICA)
Rhinitis Allergica
disebabkan oleh adanya reaksi alergi pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya
substansi asing ke dalam saluran tenggorokan.
MATERI SISTEM KOORDINASI :
- ALAT INDERA-INDERA PENCIUMAN/PEMBAU
- ALAT INDERA-INDERA PENDENGARAN
- ALAT INDERA-INDERA PENGECAP
- ALAT INDERA-INDERA PERABA
- ALAT-ALAT INDERA-INDERA PENGLIHATAN
- GANGGUAN/PENYAKIT PADA SISTEM SARAF.
- MEKANISME KERJA OBAT BERBAHAYA
- MEKANISME PENGATURAN OLEH SISTEM SARAF
- PENGARUH AKOHOL, NIKOTIN DAN ZAT PSIKOTROPIKA
- SISTEM HORMON
- SISTEM INDERA
- SISTEM SARAF PUSAT MANUSIA
- SISTEM SARAF TEPI MANUSIA
- SISTEM SYARAF
- STRUKTUR HORMON, DAN GANGGUAN PADA SISTEM ENDOKRIN
- STRUKTUR SEL SARAF MANUSIA
- STRUKTUR SISTEM ENDOKRIN
- STRUKTUR SISTEM SARAF MANUSIA
- soal biologi sistem Koordinasi
Sumber :
BIOLOGI kelas XI untuk SMA/MA, R Gunawan Susilowarno, dkk. Grasindo, 2007
http://wirawan-blogs.blogspot.com/2010/09/penyakit-hidung-dan-pencegahannya_24.html
http://pelajaranbiologi.info/indra-peraba-atau-perasa-kulit-dan-indra-pembau/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar