Fluida mengalir adalah fluida yang bergerak terus menerus terhadapsistem luar di fluida. Pembahasan fluida mengalir dibatasi pada fluida ideal, yaitu fluida yang memiliki sifat-sifat berikut :
- alirannya bersifat runak (steady), artinya pada setiap waktu dan pada setiap titik fluida mengalir dengan laju tetap.
- fluida tidak kental, artinya gesekan antarpartikel fluida dan antara partikel fluida dengan dinding diabaikan
- fluida tidak termampatkan (incompressible), artinya bila mendapat tekanan, volume dan massa jenisnya tetap.
1. Garis Alir
Garis alir (flow line) adalah lintasan yang ditempuh oleh suatu partikel dalam fluida yang mengalir. Pada fluida yang mengalir, ada dua kemungkinan aliran fluida yang terjadi, yaitu aliran garis arus (stream line) dan aliran turbulen.
a. Aliran Garis Arus (Stream Line)
Aliran garis arus adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis (lurus atau melengkung) yang jelas ujung dan pangkalnya. Pada aliran fluida bersifat tunak, kecepatan fluida (v) di suatu titik konstan terhadap waktu (t). Artinya, kecepatan dititik A tidak berubah terhadap waktu.
Oleh karena itu, setiap partikel yang tiba di titik A akan terus lewat dengan kelajuan yang sama. Hl ini berlaku untuk sembarang titk yang lain, misalnya di titik B atau C. Jadi, setiap partikel yang tiba di A akan selalu menempuh lintasan yang menghubungkan titik A, B dan C. Lintasan yang ditempuh dinamakan garis arus.
b. Aliran Turbulen
Aliran turbulen ditandai oleh adanya aliran berputar akibat partikel-partikel yang arah geraknya berbeda, bahkan berlawanan arah dengan arah gerak keseluruhan.
2 Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida dalam dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum menurunkan hubungan, Anda harus memahami beberapa istilah dalam aliran fluida. Garis aliran (stream line) diartikan sebagai jalur aliran fluida ideal (aliran lunak). Garis singgung di suatu titik pada garis memberikan kita arah kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak berpotongan satu sama lain. Tabung air adalah kumpulan dari garis-garis aliran.
Q = A v
Keterangan :
Q laju aliran atau debit
A = luas penampang
v = kecepatan.
Soal :
Air keluar dari ujung pipa dengan debit 3,0 cm3/s. Tentukan kecepatan air pada suatu titik di dalam pipa yang memiliki diameter :
Jawab :
Q = Av = π r2 v = 3,14 . 0,252 . 20 = 3,925 cm3/s = 3,925 x 10-6m3/s.
Persamaan Bernoulli dan penerapannya.
a. Persamaan Bernoulli
Misalkan sebuah bola pingpong ditaruh disaluran pompa udara. Kemudian, pompa tesebut dihidupkan. Saat dihidupkan, bola tersebut tidak terpental ke atas, tetapi justru mengarah ke bawah. Hal ini terjadi karena pada saat pompa menyembur udara mengarah ke bola, kelajuan udara di bawah bola lebih besar daripada kelajuan udara di atas bola, sehingga tekanan udara di atas lebih besar daripada tekanan udara di bawah bola (p atas > p bawah).
Peristiwa di atas dapat di jelaskan dengan persamaan Bernoulli, yang menyatakan bahwa tekanan fluida paling kecil terdapat pada fluida yang kelajuannya paling besar dan tekanan fluida paling besar adalah pada fluida paling kecil. Persamaan itu merupakan hukum kekekalan energi dalam bentuk lain.
Persamaan Bernoulli dapat diturunkan dengan sederhana berikut :
Penerapan asas Bernoulli
2) Tabung Venturi
- alirannya bersifat runak (steady), artinya pada setiap waktu dan pada setiap titik fluida mengalir dengan laju tetap.
- fluida tidak kental, artinya gesekan antarpartikel fluida dan antara partikel fluida dengan dinding diabaikan
- fluida tidak termampatkan (incompressible), artinya bila mendapat tekanan, volume dan massa jenisnya tetap.
1. Garis Alir
Garis alir (flow line) adalah lintasan yang ditempuh oleh suatu partikel dalam fluida yang mengalir. Pada fluida yang mengalir, ada dua kemungkinan aliran fluida yang terjadi, yaitu aliran garis arus (stream line) dan aliran turbulen.
a. Aliran Garis Arus (Stream Line)
Aliran garis arus adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis (lurus atau melengkung) yang jelas ujung dan pangkalnya. Pada aliran fluida bersifat tunak, kecepatan fluida (v) di suatu titik konstan terhadap waktu (t). Artinya, kecepatan dititik A tidak berubah terhadap waktu.
Oleh karena itu, setiap partikel yang tiba di titik A akan terus lewat dengan kelajuan yang sama. Hl ini berlaku untuk sembarang titk yang lain, misalnya di titik B atau C. Jadi, setiap partikel yang tiba di A akan selalu menempuh lintasan yang menghubungkan titik A, B dan C. Lintasan yang ditempuh dinamakan garis arus.
b. Aliran Turbulen
Aliran turbulen ditandai oleh adanya aliran berputar akibat partikel-partikel yang arah geraknya berbeda, bahkan berlawanan arah dengan arah gerak keseluruhan.
2 Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida dalam dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum menurunkan hubungan, Anda harus memahami beberapa istilah dalam aliran fluida. Garis aliran (stream line) diartikan sebagai jalur aliran fluida ideal (aliran lunak). Garis singgung di suatu titik pada garis memberikan kita arah kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak berpotongan satu sama lain. Tabung air adalah kumpulan dari garis-garis aliran.
Dalam aliran tabung, fluida masuk dan keluar melalui mulut
tabung. Untuk itu, semua fluida tidak boleh dimasukkan dari sisi tabung karena
dapat menyebabkan persimpangan/perpotongan garis-garis aliran. Hal ini akan
menyebabkan aliran tidak tunak lagi.
Δm1 =Δm2
ρ1A1v1 = ρ2A2v2
Persamaan di atas adalah persamaan kontinuitas. Karena sifat
fluida yang inkonpresibel atau massa jenisnya tetap, maka persamaa itu menjadi:
A1.v1 = A2.v2
Menurut persamaan kontinuitas, perkalian antara luas
penampang dan kecepatan fluida pada setiap titik sepanjang tabung aliran adalah
konstan. Persamaan di atas menunjukkan bahwa kecepatan fluida berkurang ketika
melalui pipa lebar dan bertambah ketika melewati pipa sempit. Karena itulah
ketika kita sedang berperahu disebuah aliran sungai, perahu akan melaju semakin
cepat ketika celah hujan semakin menyempit.
Perkalian antara luas penampang dan kelajuan dinamakan laju aliran atau debit (Q). Laju aliran dinyatakan dengan persamaan berikut :
Q = A v
Keterangan :
Q laju aliran atau debit
A = luas penampang
v = kecepatan.
Soal :
Air keluar dari ujung pipa dengan debit 3,0 cm3/s. Tentukan kecepatan air pada suatu titik di dalam pipa yang memiliki diameter :
a. 0,50 cm
b. 0,8 cm
Jawab :
Q = Av = π r2 v
v = Q/ (π r2)
a. d = 0,50 cm, maka r = 0,25 cm
v = Q/ (π r2) = 3/(3,14 x 0,25 2) = 15,3
cm/s
b. d = 0,80 cm, maka r = 0,4
v = Q/ (π r2) = 3/(3,14 x 0,4 2) = 6 cm/s
Soal :
dalam Darah mengalir dalam pembuluh darah dengan jari-jari 0,25 cm dan kelajuan 20 cm/s. Tentukan laju aliran darah m3/s !Soal :
Jawab :
Q = Av = π r2 v = 3,14 . 0,252 . 20 = 3,925 cm3/s = 3,925 x 10-6m3/s.
Persamaan Bernoulli dan penerapannya.
a. Persamaan Bernoulli
Misalkan sebuah bola pingpong ditaruh disaluran pompa udara. Kemudian, pompa tesebut dihidupkan. Saat dihidupkan, bola tersebut tidak terpental ke atas, tetapi justru mengarah ke bawah. Hal ini terjadi karena pada saat pompa menyembur udara mengarah ke bola, kelajuan udara di bawah bola lebih besar daripada kelajuan udara di atas bola, sehingga tekanan udara di atas lebih besar daripada tekanan udara di bawah bola (p atas > p bawah).
Peristiwa di atas dapat di jelaskan dengan persamaan Bernoulli, yang menyatakan bahwa tekanan fluida paling kecil terdapat pada fluida yang kelajuannya paling besar dan tekanan fluida paling besar adalah pada fluida paling kecil. Persamaan itu merupakan hukum kekekalan energi dalam bentuk lain.
Persamaan Bernoulli dapat diturunkan dengan sederhana berikut :
Ketika kita mencoba menutup lubang selang pipa air yang
sedang mengalir dengan deras apa yang terjadi? Tentu akan terasa pada tangan
kita gaya dorong atau tekanan karna air tersebut. Besarnya tekanan akibat
gerakan fluida dapat dihitung dengan menggunakan konsep kekekalan energi atau
prinsip usaha-energi.
Suatu fluida dialirkan ke dalam pipa dengan penampang yang
berbeda. Tekanan p1 pada penampang A1 disebabkan oleh gaya F1 dan tekanan p2
disebabkan oleh gaya F2.
Perbedaan tekanan antar kedua ujung pipa tersebut adalah:
Hukum Bernoulli untuk fluida yang mengalir pada suatu tempat maka jumlah usaha, energi kinetik, energi potensial fluida persatuan volume fluida tersebut mempunyai nilai yang tetap pada setiap titik. Jadi jumlah dari tekanan, energi kinetik persatuan volume, dan energi potensial persatuan volume mempunyai nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Bagaimanakah persamaan dari hukum Bernoulli ? Persamaan Bernoulli adalah
Hukum Bernoulli untuk fluida yang mengalir pada suatu tempat maka jumlah usaha, energi kinetik, energi potensial fluida persatuan volume fluida tersebut mempunyai nilai yang tetap pada setiap titik. Jadi jumlah dari tekanan, energi kinetik persatuan volume, dan energi potensial persatuan volume mempunyai nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Bagaimanakah persamaan dari hukum Bernoulli ? Persamaan Bernoulli adalah
P + ½ ρ v2 + ρgh
= konstan
maka persamaan Bernoulli :
P1 + ½ ρ v12 + ρgh1 = P2 + ½ ρ v22 + ρgh2
P1 : tekanan pada ujung 1, satuannya Pa
P2 : tekanan pada ujung 2, satuannya Pa
v1 : kecepatan fluida pada ujung 1, satuannya m/s
v2 : kecepatan fluida pada ujung 2, satuannya m/s
h1 : tinggi ujung 1, satuannya m
h2 : tinggi ujung 2, satuannya
Contoh soal :
Pipa besar memiliki penampang 5 cm2, ujungnya mempunyai keran yang luasnya 0,5 cm2. Kecepatan zat cair yang mengalir pada pipa yang besar 4 m/s. Dalam waktu 10 menit, berapakah volume zat cair yang keluar dari keran tersebut......
Jawab :
Dik : A1 = 5 cm2 = 5 x 10-4 m2 Dit : V2 = .............?
A2 = 0,5 cm2 = 5 x 10-5 m2
v1 = 4 m/s
t2 = 10 menit = 6 x 102 s
Q1 = Q2
A1 x v1 = A2 x v2
v2 = A1 x v1 / A2
v2 = 5 x 10-4 (4) / 5 x 10-5
v2 = 40 m/s
maka persamaan Bernoulli :
P1 + ½ ρ v12 + ρgh1 = P2 + ½ ρ v22 + ρgh2
P1 : tekanan pada ujung 1, satuannya Pa
P2 : tekanan pada ujung 2, satuannya Pa
v1 : kecepatan fluida pada ujung 1, satuannya m/s
v2 : kecepatan fluida pada ujung 2, satuannya m/s
h1 : tinggi ujung 1, satuannya m
h2 : tinggi ujung 2, satuannya
Contoh soal :
Pipa besar memiliki penampang 5 cm2, ujungnya mempunyai keran yang luasnya 0,5 cm2. Kecepatan zat cair yang mengalir pada pipa yang besar 4 m/s. Dalam waktu 10 menit, berapakah volume zat cair yang keluar dari keran tersebut......
Jawab :
Dik : A1 = 5 cm2 = 5 x 10-4 m2 Dit : V2 = .............?
A2 = 0,5 cm2 = 5 x 10-5 m2
v1 = 4 m/s
t2 = 10 menit = 6 x 102 s
Q1 = Q2
A1 x v1 = A2 x v2
v2 = A1 x v1 / A2
v2 = 5 x 10-4 (4) / 5 x 10-5
v2 = 40 m/s
maka ;
Q2 = A2 x v2
Q2
= 5 x 10-5 ( 40 )
Q2
= 2 x 10-3
m3/s
Maka V2
:...............
V2 = Q2 . t2
V2 = 2 x 10-3 ( 6 x 102
)
V2 = 1,2 m3 = 1,2
x 103 Liter
Contoh Soal :
Ujung bawah pipa dari sebuah pompa air berjari-jari 5 cm berada pada kedalaman 4 meter di bawah permukaan tanah. Pipa tersebut disambung dengan pipa lain erjari-jari 1 cm untuk mengisi bak mandi yang tingginya 2 m di atas tanah. Jika tekanan air di ujung bawah pips 20 kPa dan air mengalir di bagian itu dengan kecepatan 0,4 m/s, tentukan: a. kecepatan keluarnya air di ujung pipa; b. debit air yang mengalir ; c. tekanan air di ujung pipa; d. bila volume bak mandi 314 liter, berapa waktu yang dibutuhkan pompa untuk mengisi bak dari keadaan kosong hingga penuh ?
Ujung bawah pipa dari sebuah pompa air berjari-jari 5 cm berada pada kedalaman 4 meter di bawah permukaan tanah. Pipa tersebut disambung dengan pipa lain erjari-jari 1 cm untuk mengisi bak mandi yang tingginya 2 m di atas tanah. Jika tekanan air di ujung bawah pips 20 kPa dan air mengalir di bagian itu dengan kecepatan 0,4 m/s, tentukan: a. kecepatan keluarnya air di ujung pipa; b. debit air yang mengalir ; c. tekanan air di ujung pipa; d. bila volume bak mandi 314 liter, berapa waktu yang dibutuhkan pompa untuk mengisi bak dari keadaan kosong hingga penuh ?
a. Dengan persamaan kontinuitas kita dapat menyelesaikan
kecepatan pada pipa atas ( pipa bagian 2 ) yaitu :
A1v1 = A2V2
Π (0,05)2 0,4 = π. (0,01)2 . v2
v2 = 10 m/s
b. Debit air yang mengalir yaitu
b. Debit air yang mengalir yaitu
Q =
A1. v1 = π . (0,05)2 . 0,4 = 0,01 π m3 /s
c. Tekanan air diujung pipa atas dapat dicari dengan cara kita tentukan dulu titik acuannya, dalam hal ini titi acuan untuk mengukur h adalah dari pipa bawah , maka dapat kita tulis bahwa h1 = 0 dan h2= 6 , maka dengan persamaan bernoulli dapat kita cari P2 yaitu :
c. Tekanan air diujung pipa atas dapat dicari dengan cara kita tentukan dulu titik acuannya, dalam hal ini titi acuan untuk mengukur h adalah dari pipa bawah , maka dapat kita tulis bahwa h1 = 0 dan h2= 6 , maka dengan persamaan bernoulli dapat kita cari P2 yaitu :
d. Debit yang digunakan dapat melalui penampang 1
atau penampang 2 , jika kita gunakan penampang 1 maka :
Q = V/t
Maka t = V/Q = 314 liter/0,01 π = 0,314 m3 / 0,01 π =
10 sekon
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum
terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran
tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida
termampatkan (compressible flow).
Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan
dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di
sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai
jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran
tak-termampatkan adalah sebagai berikut:
P + ρgh
+ ½ ρv2 = konstan
di mana:
v = kecepatan fluida
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan
dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Aliran bersifat tunak (steady state)
Tidak terdapat gesekan
Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan
dengan berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.
Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
v2/2
+ φ + w = konstan
di mana:
φ = energi potensial gravitasi per satuan massa; jika
gravitasi konstan maka
Q = gh
w = ε + ( p/ρ)
1. Menetukan Kecepatan Air dalam Dinding Bejana Yang Bocor
Kita
terapkan persamaan Bernoulli pada titik 1 (permukaan wadah) dan titik 2
(permukaan lubang). Karena diameter kran/lubang pada dasar wadah jauh lebih
kecil dari diameter wadah, maka kecepatan zat cair di permukaan wadah dianggap
nol (v1 = 0). Permukaan wadah dan permukaan lubang/kran terbuka sehingga
tekanannya sama dengan tekanan atmosfir (P1 = P2). Dengan demikian, persamaan
Bernoulli untuk kasus ini adalah :
P1 + ½ ρ v1 2 + ρgh1 = P2 + ½ ρ v2 2 + ρgh2
P1 + ½ ρ v1 2 + ρgh1 = P2 + ½ ρ v2 2 + ρgh2
ρgh1 = ½ ρ
v2 2 + ρgh2
Jika
kita ingin menghitung kecepatan aliran zat cair pada lubang di dasar wadah,
maka persamaan ini kita tulis menjadi :
2) Tabung Venturi
Pada dasarnya tabung venturi adalah pipa yang memiliki bagian meyempit. Venturi meter adalah alat yang dipasang dalam suatu aliran pipa untuk mengukur kelajuan zat cair.
Ada dua jenis venturimeter, yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter yang menggunakan manometer berisi zat cair lain.
a. Venturimeter tanpa Manometer
Menghitung kelajuan cairan dalam pipa memakai venturimeter tanpa manometer
Persamaan Bernoulli adalah dan
Persamaan Bernoulli adalah dan
P1 + ½ ρ
v1 2 + ρgh1 = P2 + ½ ρ
v2 2 + ρgh2
kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka
kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka
v2 = (A1/A2) v1
Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2 sehingga P1
– P2 = ½ .ρ.(v22– v12 )
Maka
P1 – P2 = ½ ρ v1 2 [(A1/A2)2
-1]
Pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya : P1 = ρ.g.hA
dan P2 = ρ.g.hB maka
P1 – P2 = ρ.g(hA –hB ) =
ρ.g.h
Substitusi persamaan (1) masuk ke (2) maka persamaan
kecepatan fluida pada pipa besar:
v1 : kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s
h : beda tinggi cairan pada kedua tabung vertikal satuannya m
A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
h : beda tinggi cairan pada kedua tabung vertikal satuannya m
A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
b. Venturimeter dengan Manometer
Persamaan Bernoulli adalah dan
P1 + ½ ρ
v1 2 + ρgh1 = P2 + ½ ρ
v2 2 + ρgh2
kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka
v2 = (A1/A2) v1
Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2
sehingga P1 – P2 = ½ .ρ.(v22– v12
)
Maka
P1 – P2 = ½ .ρ.(v22/A2
2) (A12-A22)
Tekanan hidrostatis pada manometer : P1 = ρ’.g.h dan P2
= ρ.g.h maka
P1 – P2 = g.h(ρ’ – ρ)
Substitusi persamaan (1) ke (2) maka persamaan
kecepatan fluida pada pipa besar:
v :
kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s
h : beda tinggi cairan pada manometer satuannya m
A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
ρ : massa jenis cairan (fluida) yang mengalir pada pipa besar satuannya Kg/m3
ρ’ : massa jenis cairan (fluida) pada manometer satuannya Kg/m3
A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
ρ : massa jenis cairan (fluida) yang mengalir pada pipa besar satuannya Kg/m3
ρ’ : massa jenis cairan (fluida) pada manometer satuannya Kg/m3
3) Tabung Pitot
Tabung pitot berfungsi untuk mengukur kelajuan gas.
Persamaan Bernoulli adalah dan
P1 + ½ ρ
v1 2 + ρgh1 = P2 + ½ ρ
v2 2 + ρgh2
kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka
v2 = (A1/A2) v1
Kelajuan gas
dari lengan kanan manometer tegak lurus terhadap aliran gas maka kelajuan gas
terus berkurang sampai ke nol di B (vB = 0 ) beda tinggi a dan b diabaikan ( ha
= hb )
Maka Pa – Pb = ½.ρ.v2 ———– (1)
Tekanan hidrostatis cairan dalam manometer P – P = ρ’.g.h ——— (2)
Substitusi persamaan (1) ke (2) maka kecepatan gas pada pipa:
Tekanan hidrostatis cairan dalam manometer P – P = ρ’.g.h ——— (2)
Substitusi persamaan (1) ke (2) maka kecepatan gas pada pipa:
v : kelajuan gas, satuan m/s
h : beda tinggi air raksa, satuan m
A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
ρ : massa jenis gas, satuannya Kg/m3
ρ’ : massa jenis cairan pada manometer satuannya Kg/m3
h : beda tinggi air raksa, satuan m
A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
ρ : massa jenis gas, satuannya Kg/m3
ρ’ : massa jenis cairan pada manometer satuannya Kg/m3
4)Gaya
angkat Pesawat
Salah satu faktor yang menyebabkan pesawat bisa terbang adalah adanya sayap. Bentuk sayap pesawat melengkung dan bagian depannya lebih tebal daripada bagian belakangnya. Bentuk sayap seperti ini dinamakan aerofoil. Ide ini ditiru dari sayap burung. Bentuk sayap burung juga seperti itu (sayap burung melengkung dan bagian depannya lebih tebal. Burung bisa terbang karena ia mengepakkan sayapnya, sehingga ada aliran udara yang melewati kedua sisi sayap. Agar udara bisa mengalir pada kedua sisi sayap pesawat, maka pesawat harus digerakkan maju. Manusia menggunakan mesin untuk menggerakan pesawat (mesin baling- baling atau mesin jet).
Bagian depan sayap dirancang melengkung ke atas. Udara yang ngalir dari bawah berdesak-desakan dengan temannya yang ada di sebelah atas. Mirip seperti air yang ngalir dari pipa yang penampangnya besar ke pipa yang penampangnya sempit. Akibatnya, laju udara di sebelah atas sayap meningkat. Karena laju udara meningkat, maka tekanan udara menjadi kecil. Sebaliknya, laju aliran udara di sebelah bawah sayap lebih rendah, karena udara tidak berdesak-desakan (tekanan udaranya lebih besar). Adanya perbedaan tekanan ini, membuat sayap pesawat didorong ke atas. Karena sayapnya nempel dengan badan si pesawat, maka si pesawat ikut terangkat.
Salah satu faktor yang menyebabkan pesawat bisa terbang adalah adanya sayap. Bentuk sayap pesawat melengkung dan bagian depannya lebih tebal daripada bagian belakangnya. Bentuk sayap seperti ini dinamakan aerofoil. Ide ini ditiru dari sayap burung. Bentuk sayap burung juga seperti itu (sayap burung melengkung dan bagian depannya lebih tebal. Burung bisa terbang karena ia mengepakkan sayapnya, sehingga ada aliran udara yang melewati kedua sisi sayap. Agar udara bisa mengalir pada kedua sisi sayap pesawat, maka pesawat harus digerakkan maju. Manusia menggunakan mesin untuk menggerakan pesawat (mesin baling- baling atau mesin jet).
Bagian depan sayap dirancang melengkung ke atas. Udara yang ngalir dari bawah berdesak-desakan dengan temannya yang ada di sebelah atas. Mirip seperti air yang ngalir dari pipa yang penampangnya besar ke pipa yang penampangnya sempit. Akibatnya, laju udara di sebelah atas sayap meningkat. Karena laju udara meningkat, maka tekanan udara menjadi kecil. Sebaliknya, laju aliran udara di sebelah bawah sayap lebih rendah, karena udara tidak berdesak-desakan (tekanan udaranya lebih besar). Adanya perbedaan tekanan ini, membuat sayap pesawat didorong ke atas. Karena sayapnya nempel dengan badan si pesawat, maka si pesawat ikut terangkat.
MATERI FLUIDA :
Sumber :
FISIKA kelas XI untuk SMA/MA, Goris Seran Dalton, dkk, Penerbit Grasindo, 2007
(http://nandanafrizal.blogspot.com/2013/03/soal-fisika-mengenai-persamaan-bernoulli.html)
( http://www.onfisika.com/2014/03/soal-dan-jawaban-penerepan-persamaan.html)
- FLUIDA BERGERAK (MENGALIR)
- FLUIDA SEJATI
- FLUIDA TAK BERGERAK (STATIS)
- Hukum Pascal dan Hukum Archimedes
- TEGANGAN PERMUKAAN, SUDUT KONTAK DAN KAPILARITAS
- soal fluida
Sumber :
FISIKA kelas XI untuk SMA/MA, Goris Seran Dalton, dkk, Penerbit Grasindo, 2007
(http://nandanafrizal.blogspot.com/2013/03/soal-fisika-mengenai-persamaan-bernoulli.html)
( http://www.onfisika.com/2014/03/soal-dan-jawaban-penerepan-persamaan.html)
Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat saya. hehe
BalasHapusJangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja BUMN PT Pegadaian (Persero)
pusing gan rumus venturimeter dengan manometernya
BalasHapus