Penyakit dan kelainan sistem saraf adalah penyakit atau
kelainan yang mempengaruhi fungsi sistem saraf pada manusia. Penyakit dan
kelainan dapat terjadi dan menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang
belakang, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf. Karena otak adalah pusat
kendali dari semua aktivitas sadar kita – berpikir, berkemauan, mengingat, dan
sebagainya – maka penyakit dan kelainan pada otak dapat menyebabkan perubahan
dan gangguan yang dirasakan seluruh tubuh.
Penyakit dan kelainan otak dapat menyebabkan kekacauan pikir
dan emosi, gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologi, dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang khususnya menyerang otak. Baik batang
otak maupun kulit otak dan otak kecil. (http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/04/sistem-saraf-pada-manusia.html)
Penyakit dan gangguan yang mungkun dapat terjadi pada ssistem saraf manusia adalah sebagai berikut :
a. Alzheimer (Demensia persinelis),
Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh. Kurang lebih 5% manusia di atas 65 tahun menderita penyakit tersebut. Teknologi yang digunakan untuk terapi penyakit tersebut adalah terapi hiperbarik oksigen (pemberian tekanan oksigen) untuk menyediakan oksigen di dalam otak, dimana penderita ditempatkan pada ruang khusus sehingga dapat menghirup 100% oksigen
Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh. Kurang lebih 5% manusia di atas 65 tahun menderita penyakit tersebut. Teknologi yang digunakan untuk terapi penyakit tersebut adalah terapi hiperbarik oksigen (pemberian tekanan oksigen) untuk menyediakan oksigen di dalam otak, dimana penderita ditempatkan pada ruang khusus sehingga dapat menghirup 100% oksigen
b. Penyakit paralisa Bell,
penyakit pada otak yang menyebabkan kelemahan uniteral wajah dan kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan infeksi pana meningitis sebagai akibat infeksi dari telinga dalam. Teknologi terapi untuk penderita ini dengan memberikan obat orasone dan kortikosteroiud Oral.
penyakit pada otak yang menyebabkan kelemahan uniteral wajah dan kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan infeksi pana meningitis sebagai akibat infeksi dari telinga dalam. Teknologi terapi untuk penderita ini dengan memberikan obat orasone dan kortikosteroiud Oral.
c. Penyakit Encephalitis (Yunani:
encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah peradangan otak. Peradangan
otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya. encephalomyelitis
adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang, dan meningoencephalitis
adalah peradangan otak dan “meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab
encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme serangga, seperti virus yang dibawa oleh serangga penghisap darah seperti nyamuk maupun virus herpes, gondong, HIV dan adenovirus atau zat-zat
kimia seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dan lain-lain.
Teknologi terapinya adalah dengan membrikan cairan dan elektrolit untuk menghindari dehidrasi, selain memberikan antibiotik dan antivirus.
d. Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan
mendadak dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel
saraf dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat,
gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan
emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian
diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.
Epilepsi menyerang 1 - 2 % populasi manusia. Penyakit ini adalah trauma klahiran (tak cukup oksigen), penyakit infeksi otak (meningitis), memakan racun dan tumur otak se.rta strok.
Teknologi terapinya adalah dengan pemberian obat-obatan khusus entiepilepsi seperti dilatin, tegretol, dan barbitural serta misoline. Teknologi pebedahan otak dapat dilakukan apabila ada bagian tertentu dari otak yang menjadi penyebab penyakit ini.
e. Hidrosefalus,
suatu kondisi dimana cairan serebrospinal dalam jumlah berlebihan, cairan yang membasahi otak dan sumsum tulang belaikang terakumulasi dalam ruang ventrikuler dalam otak. Penyebab kelainan ini adalah kerusakan aliran cairan sereprospinal dan kesalahan obsorpsi. Teknologi terapinya dengan pembedahan atau penyedotan cairan otak.
suatu kondisi dimana cairan serebrospinal dalam jumlah berlebihan, cairan yang membasahi otak dan sumsum tulang belaikang terakumulasi dalam ruang ventrikuler dalam otak. Penyebab kelainan ini adalah kerusakan aliran cairan sereprospinal dan kesalahan obsorpsi. Teknologi terapinya dengan pembedahan atau penyedotan cairan otak.
f. Gegar Otak.Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka
relatif ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang
yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau
setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara, kebingunan berat,
koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.
g. Penyakit Hungtington, penyakit keturunan dimana trjadi degenerasi pada korteks cerebral dan ganglia basal yang menyebabkan gerakan-gerakan tidak sengaja, kemunduran mental dan demensia. Teknologi terapinya belum diketemukan, selama ini hanya diberikan obat penenang untuk membantu pengendalian gerakan-gerakn kornea mata.
h. Dementia. Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian memburuk – yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.
i. Penyakit Radang tulang Belakang (Mielitis), suatu kondisi dimana tulang belakang merandang dikarenakan infeksi poliomyelitis salah satu contoh bentuk infeksi pada tulang beakang bagian kelabu, sehingga saraf motorik tak dapat berfungsi. Sedangkan, apabila yang diserang bagian yang putih maka saraf sensorik tidak akan berfungsi. Teknologi terapinya dengan menggunakan terapi kortikosteroid.
MATERI SISTEM KOORDINASI :
Sumber :
j. Stroke. Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya
secara drastis aliran darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam
otak. Keadaan ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau menetap pada
satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau makan, dan lenyapnya
koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi, diabetes, penuaan, dan kelainan
turunan adalah faktor utama penyebab stroke.
k. Meningitis, suatu kondisi peradangan pada selaput pembungkus otak maupun tulang belakang sebagai akibat infeksi bakteri. Teknologi terapinya adalah dengan terapi antibiotik dan bagi yang alergi antibiotik digunakan glikosida kardiak.
l. Narkolepsi. Narkolepsi
adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan tak
terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa
mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau
berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari
sejam.
m. Multiple Slerosis (MS), penyakit progresif yang disebabkan oleh dileminasi material selubung mielin pada sel-sel putih otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini ditandai dengan ledakan kemarahan dan remisi sehingga menyebabkan ketidakmampuan kronis pada anak muda. Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus yang bersifat laten. Teknologi terapi dengan memberi obat yang mengurangi ledakan kemarahan dan menyebabkan kekurangan neurologis dengan memberikan obat seperti ACTH (corticotropin), orasone dan decadron.
n. Afasia. Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan
kepahaman bahasa yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal
otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.
o. Penyakit Parkison,
penyakit yang menyebabkan kerapuhan otot secara progresif, hilang atau ketidakhadiran gerakan sadar (ainesia) dan tremor yang tidak disengaja. Di duga disebabkan oleh kekurangan neurotransmiter dan dopamine. Teknologi terapinya dengan mengganti dopamine dengan laropoda.MATERI SISTEM KOORDINASI :
- ALAT INDERA-INDERA PENCIUMAN/PEMBAU
- ALAT INDERA-INDERA PENDENGARAN
- ALAT INDERA-INDERA PENGECAP
- ALAT INDERA-INDERA PERABA
- ALAT-ALAT INDERA-INDERA PENGLIHATAN
- GANGGUAN/PENYAKIT PADA SISTEM SARAF.
- MEKANISME KERJA OBAT BERBAHAYA
- MEKANISME PENGATURAN OLEH SISTEM SARAF
- PENGARUH AKOHOL, NIKOTIN DAN ZAT PSIKOTROPIKA
- SISTEM HORMON
- SISTEM INDERA
- SISTEM SARAF PUSAT MANUSIA
- SISTEM SARAF TEPI MANUSIA
- SISTEM SYARAF
- STRUKTUR HORMON, DAN GANGGUAN PADA SISTEM ENDOKRIN
- STRUKTUR SEL SARAF MANUSIA
- STRUKTUR SISTEM ENDOKRIN
- STRUKTUR SISTEM SARAF MANUSIA
- soal biologi sistem Koordinasi
BIOLOGI untuk SMA/MA kelas XI, R. Gunawan Susilowarno, dkk. PT Grasindo, 2007
0 komentar:
Posting Komentar