PILIHAN GANDA
1. Hewan-hewan berikut yang merupakan hewan endemik Indonesia adalah....
A. komodo
B. badak bercula satu
C. Burung maleo
D. Cendrawasih
E. penyu hijau
2. Cabang ilmu biologi yang mempelajari pebgelompokkan organisme dengan dasar-dasar tertentu dan menempatkan dalam tingkat-tingkatan tertentu disebut...
A. klasifikasi
B. sistematika
C. taksonomi
D. morfologi
E. anatomi
3. Hewan-hewan yang terancam punah adalah...
A. zabra
B. rusa
C. banteng
D. tapir
E. serigala
4. Langkah-langkah berikut merupakan upaya pelestarian sumber daya alam secara in situ....
A. Penangkaran jalak bali di Wonokromo Surabaya
B. pembuatan kebun plasma nutfat
C. pendirian kebun raya
D. penangkaran penyu di Taman Nasional Meru Betiri.
E. pengenbangbiakan komodo do Kebun binatang.
5. Keanekaragaman hayati berikut ini yang mempunyai nilai ekeologis dan estetika sekaligus adalah...
A. Kayu jati.
B. buah-buahan
C. terumbu karang
D. daun kelapa
E. orag utan
6. Berukikut adalah aktifitas yang mengancam kelestarian keanekaragaman hayati, kecuali...
A. penebangan hutan.
B. pencemaran air limbah industri.
C. budidaya monokultur
D. penggunaan pestisida
E. pemupukan lahan pertanian
7. Garis Wallace yang menjadi berrier penyebaran hewan merupakan garis pemisah antar pulau...
A. Jawa dan Bali
B. Kalimantan dan Sulawesi
C. Sumateraa dan Jawa
D. Maluku dan Nusa Tenggara
E. Sulawesi dan Maluku
8. Ciri-ciri yang tidak dimiliki olek kelompok Plantae adalah...
A. multiseluler
B. dinding sel
C. berklorofil.
D. selnya berinti banyak
E. mempunyai hifa
9. Organisme yang mempunyai familia sama mempunyai...
A. genus, ordo, dan filum yang sama
B. kelas berbeda, ordo dan filum sama
C. spesies, genus sama, kelas berbeda
D. spesies, genus berbeda, kelas sama
E. genus, kelas berbeda, ordo sama
10. Tingkat takson yang paling rendah menempatkan padi dan jagung dalam tingkatan takson...
A. genus
B. familia
C. ordo
D. kelas
E. divisio
11. Tujuan klasifikasi adalah...
A. menyederhanakan objek studi
B. menentukan persamaan ciri
C. memberikan nama ilmia pada makhluk hidup yang ditemukan
D. melestarikan makhluk hidup
E. menentukan hubungan kekerabatan makhluk hidup.
12. Perbedaan ayam yang ditemuakn antara anak-anak ayan dalam satu keturunan menunjukkan keanekaragaman tingkat....
A. gen
B. spesies
C. ekosistem
D. dalam genus
E. dalam familia
13. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat jenis adalah...
A. susunan materi gen
B. lingkungan
C. materi gen dan lingkungan
D. adaptasi dan lingkungan
E. interaksi antara lingkungan biotik dan abiotik
14. Kelompok organisme berikut yang menunjukkan keanekaragaman hayati tingkat gen adalah...
A. mawar, melati, dahlia
B. sirsat, sirkaya, buah nona
C. palem, kelapa, aren
D. pisang ambon, pisang raja, pisang susu
E. kelapa kopyor, kelapa hijau, kelapa hibrida
15. Faktor yang menyebabkan terjadinya tingkat gen adalah...
A. lingkungan
B. adaptasi
C. susunan materi genetik
D. materi genetik dan lingkungan
E. lingkungan dan adaptasi.
16.Urutan takson dari tingkat rendah ke tingkat tinggi adalah sebagai berikut :
A. spesies - genus - familia - ordo - kelas - filum
B. spesies - filum - genus - familia - ordo - kelas
C. spesies - genus - filum - familia - ordo - kelas
D. spesies - genus - familia - filum - ordo - kelas
E. spesies - genus - familia - ordo - filum - kelas
17. Penulisan nama spesies di bawah ini yang benar adalah...
A. Zea Mays
B. Zea mays
C. zea Mays
D. zea mays
E. Zea - mays
18. Sistem klasifikasi yang mendasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson adalah...
A. sistem buatan
B. sistem alami
C. sistem filogenik
D. sistem artifisial
E. sistem terbentuknya takson
19. Keanekaragaman polulasi disebabkan oleh...
A. jumlah polulasi di dunia yang sangat banyak
B. adanya persamaan ciri-ciri antar populasi dengan populasi yang lain
C. adanya persamaan ciri dari anggota populasi tersebut.
D. adanya keanekaragaman dari individu anggota populasi
E. setiap populasi mempunyai ciri khusus
20. Sumber keanekaragaman makhluk hidup terdapat pada...
A. gamet jantan
B. gamet betina
C. protein tubuh
D. kromosom
E. gen
21. Keanekaraman dalam satu spesies disebut...
A. variasi
B. interaksi
C. komunikasi
D. Keanekaragaman gen
E. keanekaragaman ekosistem.
ESSAY
1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati ?
2. Mengapa individu-individu dalam satu spesies menunjukkan keanekaramana ?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi alami ? Berikan contohnya !
4. Keanekaragaman makhluk hidup sangan penting artinya bukan hanya bagi manusia, tetapi juga makhluk hidup lainnya, mengapa demikian ?
5.Melihat kenyataan bahwa kerusakan ekosistem di Indonesia telah menunjukkan angka yang besar, apa yang sebaiknya dilakukan terhadap ekosistem di Indonesia ? Jelaskan !
6. Tuliskan aktivitas manusia yang dapat membahayakan bagi kelestarian ekosistem dan tuliskan pula bahaya yang akan timbul bila hal itu tidak teratasi
7. Tunjukkan pula hewan dan tumbuhan yang di ambang kepunahan dan jelaskan upaya yang dilakukan agar tumbuhan dan hewan yang hampir punah dapat dilindungi dan dikembangbiakkan?
8. Seberapa kerusakan ekosistem di Indonesia dan apa penyebabnya ? Jelaskan !
9. Tuliskan dua daerah cagar alam dan margasatwa di pulau jawa dan tunjukkan jenis hewan yang dilindungi !
10. Apa yang dapat diambil manfaatnya bila kita mempelajari keanekaraman hayati ? Jelaskan !
Materi-Materi yang berkaitan :
Blog ini berisi materi dan soal-soal pelajaran IPA SMA, yaitu mata pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi.
Pages - Menu
▼
Pages
▼
Kamis, 29 Januari 2015
Selasa, 27 Januari 2015
PLATYHELMINTHES
Kelompok hewan ini disebut Platyhelmintes (cacing pipih) dikarenakan mempunyai bentuk tubuh pipih (platy), helminthes (cacing).
Ciri-ciri cacing pipih adalah sebagai berikut :
- bersifat triploblastik aselomata, yaitu mempunyai lapisan embrional 3 lapis (ectodem, mesoderm dan endoderm), dan tidak mempunyai selom (rongga tubuh).
- rongga pencernaan berupa ruang gastrovaskular yang tidak mempunyai anus;
- simetri tubuhnya bilateral;
- tubuhnya lunak, pada epdermisnya mengandung silia;
- pada umumnya hidup sebagai parasit, kecuali planaria yang hidup di air tawar;
- tidak mempunyai sistem peredaran darah;
- pernapasan dilakukan dengan permukaan tubuh dan ruang gastrovaskuler;
- reproduksi secara vegetatif dan generatif, secara vegetatif dengan fragmentasi, contohnya Planaria, mempunyai daya regenerasi sangat tinggi. Reproduksi secara generatif dengan fertilisasi silang, umumnya bersifat hermaprodit.
Platyhelminthes atau cacing pipih diklasifikasikan berdasarkan segmentasi tubuh, ada tidaknya silia, dan alat isap serta alat pencernaan, dan cara hidupnya menjadi tiga kelas, yaitu Turbelaria, Trematoda dan Cestoda.
1. Turbelaria
Ciri-ciri tubuhnya sebagai berikut :
- habitat sebagian besar di laut dan sebagian kecil bebas di air tawar, banyak dijumpai di sungai atau kolam yang tidak terpolusi;
- tubuhnya tidak bersegmen
- tubuhnya tertutup silia;
- pada bagian mulut tidak mempunyai alat isap;
- alat pencernaannya tidak sempurna, karena tidak mempunyai anus.
Contohya adalah Planaria (Dugesia sp).
Ciri-ciri planaria sebagai berikut : panjang antara 0,5 - 2,5 cm, mempunyai kepala yang mengandung sepasang bintik mata untuk mendeteksi cahaya, dan mempunyai sitofaring yang dapat dijulurkan untuk indera penciuman dan menangkap mangsa; tubuhnya berwarna putih transparan dan silia sebagai alat gerak; alat ekskresinya berupa sel api (flame cell) yang merupakan sel-sel bersilia yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik dengan lingkungannya; sistem saraf tangga tali; mempunyai kemampuan regenerasi yang sangat tinggi; merupakan karnivora karena memangsa hewan yang lebih kecil atau hewan yang sudah mati.
2. Trematoda
Cacing ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : hidup secara parasit pada tubuh manusia; tubuhnya tidak bersegmen; permukaan tubuhnya tidak bersilia; mulutnya mempunyai alat isap (sucker) berjumlah dua; alat pencernaannya tidak sempurna karena tidak mempunyai anus; alat ekskresinya dengan sel api (flame cell)
Contoh :
Fasciola hepatica (cacing hati);
Chloronchis sinensis (cacing hati manusia), dan
Shistosoma japonicum (cacing darah),
Paragonimus wetermanii;
Faciolopsis buscii
a)Fasciola hepatica atau disebut juga Cacing hati
c) Schistosoma japonicum dan Schistosoma mansoni (cacing darah)
Schystosoma japonicum atau disebut juga Cacing darah .
Disebut cacing darah karena hidup di dalampembuluh darah balik atau vena pada manusia, kucing, babi, sapi, biri-biri dan anjing, juga binatang pengerat. Banyak dijumpai di daerah Asia Tenggara dan Mediterania, di Indonesia banyak di temukan di Sulawesi.
Ukuran cacing jantan lebih besar daripada cacing betina. Tampak tubuh cacing jantan melipat menutupi tubuh cacing betina yang lebih ramping. Jika cacing ini menulari manusia, maka akan menyebabkan penyakit schystomosis yang menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat terbesar di Asia dan Afrika. Seseorang yang menderita penyakit ini akan mengalami kerusakan hati, kelainan jantung, limpa, ginjal, dan kantung kemih.
Daur hidup cacing ini hampir sama dengan cacing hati. Telur yang dihasilkan akan keluar dari tubuh inang, kemudian akan ikut bersama kotoran dan menetas di dalam air. Oleh sebab itulah hendaklah kita minum air yang telah direbus sampai matang agar terbebas dari telur cacing ini.
3. Cestoda
Materi pelajaran Kingdom Animalia lainnya :
Sumber :
https://beequinn.wordpress.com/nursing/mikrobiologi-dan-parasitologi/cestoda-cacing-pita/
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Fasciola_hepatica
R. Gunawan Susilowarno dkk, BIOLOGI untuk Kelas X, Penerbit Grasindo 2007
Istamar Syamsuri dkk, Biologi Untuk SMA kelas X Semester 2, Penerbit Erlangga, 2007
Ciri-ciri cacing pipih adalah sebagai berikut :
- bersifat triploblastik aselomata, yaitu mempunyai lapisan embrional 3 lapis (ectodem, mesoderm dan endoderm), dan tidak mempunyai selom (rongga tubuh).
- rongga pencernaan berupa ruang gastrovaskular yang tidak mempunyai anus;
- simetri tubuhnya bilateral;
- tubuhnya lunak, pada epdermisnya mengandung silia;
- pada umumnya hidup sebagai parasit, kecuali planaria yang hidup di air tawar;
- tidak mempunyai sistem peredaran darah;
- pernapasan dilakukan dengan permukaan tubuh dan ruang gastrovaskuler;
- reproduksi secara vegetatif dan generatif, secara vegetatif dengan fragmentasi, contohnya Planaria, mempunyai daya regenerasi sangat tinggi. Reproduksi secara generatif dengan fertilisasi silang, umumnya bersifat hermaprodit.
Platyhelminthes atau cacing pipih diklasifikasikan berdasarkan segmentasi tubuh, ada tidaknya silia, dan alat isap serta alat pencernaan, dan cara hidupnya menjadi tiga kelas, yaitu Turbelaria, Trematoda dan Cestoda.
1. Turbelaria
Ciri-ciri tubuhnya sebagai berikut :
- habitat sebagian besar di laut dan sebagian kecil bebas di air tawar, banyak dijumpai di sungai atau kolam yang tidak terpolusi;
- tubuhnya tidak bersegmen
- tubuhnya tertutup silia;
- pada bagian mulut tidak mempunyai alat isap;
- alat pencernaannya tidak sempurna, karena tidak mempunyai anus.
Contohya adalah Planaria (Dugesia sp).
Ciri-ciri planaria sebagai berikut : panjang antara 0,5 - 2,5 cm, mempunyai kepala yang mengandung sepasang bintik mata untuk mendeteksi cahaya, dan mempunyai sitofaring yang dapat dijulurkan untuk indera penciuman dan menangkap mangsa; tubuhnya berwarna putih transparan dan silia sebagai alat gerak; alat ekskresinya berupa sel api (flame cell) yang merupakan sel-sel bersilia yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik dengan lingkungannya; sistem saraf tangga tali; mempunyai kemampuan regenerasi yang sangat tinggi; merupakan karnivora karena memangsa hewan yang lebih kecil atau hewan yang sudah mati.
2. Trematoda
Cacing ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : hidup secara parasit pada tubuh manusia; tubuhnya tidak bersegmen; permukaan tubuhnya tidak bersilia; mulutnya mempunyai alat isap (sucker) berjumlah dua; alat pencernaannya tidak sempurna karena tidak mempunyai anus; alat ekskresinya dengan sel api (flame cell)
Contoh :
Fasciola hepatica (cacing hati);
Chloronchis sinensis (cacing hati manusia), dan
Shistosoma japonicum (cacing darah),
Paragonimus wetermanii;
Faciolopsis buscii
a)Fasciola hepatica atau disebut juga Cacing hati
Cacing
hati mempunyai ukuran panjang 2,5 – 3 cm dan lebar 1 - 1,5 cm. Pada bagian
depan terdapat mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada
sebuah alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang
mulut, juga terdapat alat kelamin. Bagian tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil
dari kutikula sebagai pelindung tubuhnya dan membantu saat bergerak.
Cacing ini tidak mempunyai anus dan alat ekskresinya berupa sel api. Cacing ini bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, jumlah telur yang dihasilkan sekitar 500.000 butir. Hati seekor domba dapat mengandung 200 ekor cacing atau lebih. Karena jumlah telurnya sangat banyak, maka akan keluar dari tubuh ternak melalui saluran empedu atau usus bercampur kotoran. Jika ternak tersebut mengeluarkan kotoran, maka telurnya juga akan keluar, jika berada di tempat yang basah, maka akan menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Larva tersebut akan berenang, apabila bertemu dengan siput Lymnea auricularis akan menempel pada mantel siput. Di dalam tubuh siput, silia sudah tidak berguna lagi dan berubah menjadi sporokista. Sporokista dapat menghasilkan larva lain secara partenogenesis yang disebut redia yang juga mengalami partenogensis membentuk serkaria. Setelah terbentuk serkaria, maka akan meninggalkan tubuh siput dan akan berenang sehingga dapat menempel pada rumput sekitar kolam/sawah. Apabila keadaan lingkungan tidak baik, misalnya kering maka kulitnya akan menebal dan akan berubah menjadi metaserkaria. Pada saat ternak makan rumput yang mengandung metaserkaria, maka sista akan menetas di usus ternak dan akan menerobos ke dalam hati ternak dan berkembang menjadi cacing muda, demikian seterusnya.
Cacing ini tidak mempunyai anus dan alat ekskresinya berupa sel api. Cacing ini bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, jumlah telur yang dihasilkan sekitar 500.000 butir. Hati seekor domba dapat mengandung 200 ekor cacing atau lebih. Karena jumlah telurnya sangat banyak, maka akan keluar dari tubuh ternak melalui saluran empedu atau usus bercampur kotoran. Jika ternak tersebut mengeluarkan kotoran, maka telurnya juga akan keluar, jika berada di tempat yang basah, maka akan menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Larva tersebut akan berenang, apabila bertemu dengan siput Lymnea auricularis akan menempel pada mantel siput. Di dalam tubuh siput, silia sudah tidak berguna lagi dan berubah menjadi sporokista. Sporokista dapat menghasilkan larva lain secara partenogenesis yang disebut redia yang juga mengalami partenogensis membentuk serkaria. Setelah terbentuk serkaria, maka akan meninggalkan tubuh siput dan akan berenang sehingga dapat menempel pada rumput sekitar kolam/sawah. Apabila keadaan lingkungan tidak baik, misalnya kering maka kulitnya akan menebal dan akan berubah menjadi metaserkaria. Pada saat ternak makan rumput yang mengandung metaserkaria, maka sista akan menetas di usus ternak dan akan menerobos ke dalam hati ternak dan berkembang menjadi cacing muda, demikian seterusnya.
b) Chloronorchis sinensis (cacing hati manusia)
Penyebaran
Penyebaran
Clonorchis Sinensis ditemukan terutama di Asia timur dan selatan juga di
Asia Pasifik.Cacing ini menyebar di berbagai negara seperti China, Korea,
Vietnam, Taiwan, jepang, dan lain-lain. Penyakit yang di temukan di indonesia
bukan infeksi autokon.
Habitat
Dalam daur hidupnya Clonorcis
sinensis mempunyai dua
hospes parantara dan hospes definit.Hospes perantara pertamanya bekicot
terutama Parafossarulus
manchouricus,spesies dari genus Bulinus
,Bythinia,Semisulchospira,Alocinna,Tiara.Hospes perantara kedua
nya adalah ikan air tawar dari genus Cyprinidae.
Cacing dewasa hidup pada saluran empedu manusia Ductus choleductus,manusia
adalah hospes definitif dari cacing ini. Selain manusia hospes definitif dari
cacing Clonorchis sinensis bisa juga hewan-hewan karnifora yang
memakan ikan yang terinfeksi meta serkariaClonorchis sinensis.
Morfologi
Telur : Telur
berbentuk oval seperti kendi operkulum besar ,bagian posteriornya menebal dan
biasanya ada tonjolan kecil.Telur berisi mirasiduim,ukuran telur 25-35 X 12-19
mikron,dan warna telur kuning.
Larva : Dalam
siklus hidupnya setelah keluar dari telur cacing Clonorchis sinensisberkembang
berturut-turut menjadi beberapa bentuk larva mirasidium(berenang di
air);sporokista,redia,serkaria(dalam tubuh tubuh bekicot);Metaserkaria(dalam
tubuh ikan dan hospes definitif).
Mirasidium : Berbentuk
oval dan memiliki silia(rambut getar).
Sprokokista : Berbentuk
kantong dan mengandung sel-sel germinal .Sel-sel germinal membentuk membentuk
sporokista generasi kedua atau redia.
Redia : Berbentuk
kantong,memiliki faring yang nyata dan usus rudimenter.Mengandung sel germinal
yang akan berkembang menjadi redia generasi kedua atau serkaria.
Serkaria : Berwarna
coklat,berekor,memiliki dorsal dan ventral sirip untuk bergerak, bintik mata
yang berfungsi sebagai alat sensori,dan kutikula dengan duri-duri kecil.
Metaserkaria : Meta
serkaria merupakan stadium larva berbentuk kista berkembang.Kista memiliki
dinding yang sangat tebal organ larva seperti bintik mata,ekor dan stiletnya
telah hilang.
Cacing dewasa : Cacing pipih berbentuk daun.Bagian posteriornya membulat dan pada
integumenya tidak ditemukan duri.Ukuran cacing dewasa 10-25 X 3-5mm.Batil isap
kepala lebih besar dari pada batil isap perut.Testis berlobus dalam tersusun
membentuk tandem dan terletak dibagian posterior tubuh .Ovarioum terletak
dibagian anterior testis pada bagian tengah tubuh .porus genital di depan dakat
batili sap perut,uterus berisi telur bermuara pada porus genital.Filtelaria
membentuk folikel-folikel lembut dan ter letak di lateral tubuh.
Siklus Hidup
Telur akan menetas dan mengeluarkan mirasidium bila
termakan hospes perantara I keong air.Dalam keong air akan berturut-turut
berkembang menjadi sporokista ridia I,redia II,dan serkaria.Serkaria keluar
keluar dari keong air dan mencari hospes perantara II(famili Cyprinidae).Serkaria menembus
hospes perantara dua dan melepaskan ekornya .Dalam tubuh hospes perantara II
serkaria membuntuk kista yang disebut metaserkaria(bentuk infektif).Dalam
duodenum metaserkaria pecah kemudian mengeluarkan larva dan kemudian masuk
kedalam saluran empedu.Setelah satu bulan didalm saluran empedu,larva
berkembang menjadi dewasa.
c) Schistosoma japonicum dan Schistosoma mansoni (cacing darah)
Schystosoma japonicum atau disebut juga Cacing darah .
Disebut cacing darah karena hidup di dalampembuluh darah balik atau vena pada manusia, kucing, babi, sapi, biri-biri dan anjing, juga binatang pengerat. Banyak dijumpai di daerah Asia Tenggara dan Mediterania, di Indonesia banyak di temukan di Sulawesi.
Ukuran cacing jantan lebih besar daripada cacing betina. Tampak tubuh cacing jantan melipat menutupi tubuh cacing betina yang lebih ramping. Jika cacing ini menulari manusia, maka akan menyebabkan penyakit schystomosis yang menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat terbesar di Asia dan Afrika. Seseorang yang menderita penyakit ini akan mengalami kerusakan hati, kelainan jantung, limpa, ginjal, dan kantung kemih.
Daur hidup cacing ini hampir sama dengan cacing hati. Telur yang dihasilkan akan keluar dari tubuh inang, kemudian akan ikut bersama kotoran dan menetas di dalam air. Oleh sebab itulah hendaklah kita minum air yang telah direbus sampai matang agar terbebas dari telur cacing ini.
3. Cestoda
Ciri-ciri sebagai berikut :
- Merupakan cacing berbentuk pipih panjang seperti pita
- Cacing dewasa hidup pada saluran usus vertebrata, larvanya hidup pada jaringan vertebrata dan invertebrata
- Badannya bersegmen-segmen (disebut proglotid), bl dewasa berisi alat reproduksi jantan dan betina
- Bagian anterior berubah menjadi alat pelekat disebut skoleks
- Telur dilepaskan bersama proglotid atau tersendiri melalui lubang uterus
- Telur berisi embrio (disebut onkosfer) berubah menjadi bentuk infektif (larva) dalam hospes perantara
Infeksi terjadi dengan menelan
larva infektif atau telur.
Contoh spesies cacing ini adalah :
Taenia saginata (cacing pita sapi);
Taenia solium (Cacing pita babi);
Echinococus granulosus ;
Diphyllobothrium latum;
Hymenolepis nana
Contoh spesies cacing ini adalah :
Taenia saginata (cacing pita sapi);
Taenia solium (Cacing pita babi);
Echinococus granulosus ;
Diphyllobothrium latum;
Hymenolepis nana
a) Taenia saginata
Penyakit : Taeniasis
saginata; Hospes : manusia; Hospes
perantara : sapi, kerbau dan lain-lain; Distribusi geografik: kosmopolit; Habitat :
usus halus
Morfologi :
cacing dewasa : ukuran
4-8 m, skoleks Ø 1-2 mm dgn batil isap tanpa kait2, proglotid gravid ukuran 7 x
20 mm dengan uterus 15 – 30 pasang, produksi telur 100.000
telur : bentuk bulat
dengan dinding membentuk gambaran radier, ukuran 30 x 40µ, isi : onkosfer
(embrio heksakan)
larva : bentuk oval,
terbentuk dalam jaringan HP disebut sistiserkus bovis
Siklus hidup : proglotid gravid (100.000 telur) aktif keluar telur (embrio
heksakan) tertelan HP (sapi) larva (sistiserkus bovis) termakan manusia
skoleks keluar melekat pada mukosa usus halus dewasa (8-10 minggu)
Gejala klinis : disebabkan cacing dewasa : bersifat ringan (ulu hati sakit, perut tidak
enak,mual dan muntah, pusing) bersifat berat (apendisitis karena proglotid
masuk apendiks, obstruksi usus ileus)
b) Taenia solium
Penyakit : Taeniasis solium
(karena cacing dewasa) sistiserkosis (karena larvanya); Hospes : manusia
Hospes perantara : babi dan manusia;
Distribusi geografik: kosmopolit ;
Habitat : usus halus
Morfologi :cacing dewasa : ukuran 2-7
m, skoleks Ø 1 mm dgn batil isap dan kait-kait, proglotid gravid ukuran
11 x 15 mm dengan uterus 7-12 pasang, produksi telur 30.000 – 50.000
Telur : bentuk bulat
dengan dinding membentuk gambaran radier, ukuran 30 x 40µ, isi : onkosfer
(embrio heksakan)
Larva : bentuk oval,
terbentuk dalam jaringan HP disebut sistiserkus selulose
Siklus hidup : proglotid
gravid (100.000 telur) keluar bersama tinja telur tertelan manusia
sistiserkosis di otot,mata, otak, kulit dan lain-lain,
telur tertelan HP (babi) , larva
(sistiserkus selulose) , termakan manusia , skoleks keluar , melekat
pada mukosa usus halus , dewasa (8-10 minggu)
Epidemiologi : banyak ditemukan
pada penduduk pemakan babi; cara makan
daging berperan; cara beternak
babi penting
c) Echinococcus granulosus
Penyakit : hidatidosis
(karena larvanya); Hospes : anjing
dan carnivora lain; Hospes perantara :
kambing, manusia, onta, babi; Distribusi
geografik: Australia Selatan, Amerika Selatan, Afrika, Eropa, RRC, Jepang, Negara-negara
Arab ; Habitat : usus halus anjing
Morfologi :
- cacing dewasa : terdiri
dari 3 proglotid (imatur, mature, gravid),
ukuran 3 – 6 mm, skoleks bulat dengan batil isap dan kait-kait
- Telur : dikeluarkan bersama
tinja anjing
Siklus hidup :
Telur dikeluarkan bersama tinja anjing tertelan oleh inang (kambing, manusia dan lain-lain) telur menetas di rongga duodenum embrio menembus dinding usus saluran limfe dan pembuluh darah ke alat-alat dalam (hati, paru, otak dan lain-lain) membentuk kista hidatid.
Bila kista termakan anjing cacing dewasa
Telur dikeluarkan bersama tinja anjing tertelan oleh inang (kambing, manusia dan lain-lain) telur menetas di rongga duodenum embrio menembus dinding usus saluran limfe dan pembuluh darah ke alat-alat dalam (hati, paru, otak dan lain-lain) membentuk kista hidatid.
Bila kista termakan anjing cacing dewasa
Epidemiologi : Hidatidosis
penting pada daerah ternak domba yang berhubungan anjing.
Materi pelajaran Kingdom Animalia lainnya :
- ANNELIDA
- ARACHNIDA
- ARTHROPODA
- CHORDATA
- CRUSTACEA
- ECHINODERMATA (HEWAN BERKULIT DURI)
- INSEKTA
- KINGDOM PARAZOA (FILUM PORIFERA)
- KINGDOM RADIATA
- MOLLUSCA (HEWAN LUNAK)
- MYRIAPODA
- NEMATHELMINTHES
- ORDO-ORDO DARI EKSOPTERYGOTA
- ORDO-ORDO DARI ENDOPTERYGOTA
- PERKEMBANGAN HEWAN
- PLATYHELMINTHES
- REPTIL, AVES, DAN MAMALIA
- soal animalia
Sumber :
https://beequinn.wordpress.com/nursing/mikrobiologi-dan-parasitologi/cestoda-cacing-pita/
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Fasciola_hepatica
R. Gunawan Susilowarno dkk, BIOLOGI untuk Kelas X, Penerbit Grasindo 2007
Istamar Syamsuri dkk, Biologi Untuk SMA kelas X Semester 2, Penerbit Erlangga, 2007
http://analiskesehatan-indonesia.blogspot.com/2011/04/clonorchis-sinensis_08.html
KINGDOM RADIATA
Kingdom Radiata (Coelenterata : Ctenopora dan Cnidaria)
Kelompok hewan ini dinamakan radiata karena mempunyai simetri tubuh radial, sedangkan dinamai dengan Coelenterata karena mempunyai rongga (coelom) yang berfungsi sebagai saluran pencernaan (enteron = usus) dan sistem peredaran (sirkulasi). Disebut Ctenophora karena tentakel dari hewan ini berjumlah delapan dan tersusun seperti sisir (ctenophore = mengandung sisir). Sedangkan, disebut Cnidaria karena hewan ini pada tentakelnya mengandung cnidae atau nematokist yagng berarti sengat.
Hewan ini mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
- eukariotik-multisluler, di mana kumpulan sel-selnya terdeferensi menjadi beberapa jaringan, diantaranya epidermis dan gastrodermis;
- tubuh radial simetris;
- diploblastik, yang terdiri lapisan epidermis dan gastrodermis, di antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan gelatin yang disebut mesoglea;
- alat pencernaannya tidak lengkap, di mana mulut dikelilingi tentakel, dan tidak mempunyai anus;
- pencernaan makanan berlangsung secara intraseluler di sel-sel gastrodermis dan secara ekstrasseluler di rongga gastrovaskuler;
- mempunyai dua tipe kehidupan, yaitu polip (menempel) dan medusa (berenang bebas). Polip tubuh berbentuk silindris, bagian dasar melekat, bagian mulut dikelilingi oleh tentakel,biasanya membentuk koloni. Medusa umumnya berbentuk seperti patung (mangkok terbalik). Mulut terletak pada bagian bawah (manubrium) yang disekitarnya terdapat tentakel. Medusa mempunyai peran dalam reproduksi seksual dengan fertilisasi eksternal.
- Mempunyai jaringan otot berupa epiteliomuskuler, yang dapat berkontraksi untuk menggerakkan tentakel, menutup rongga mulut dan bergerak bebas;
- mempunyai rongga gastrovaskuler yang berungsi untuk pencernaan dan peredaran zat makanan dan air.
- belum mempunyai organ respirasi dab ekskresi;
- habitat air tawar maupun air laut;
- perkembangbiakkan dengan pergiliran keturunan antara vegetatif dan generatif;
- sistem syaraf difus (menyebar), dimana jaringan saraf tersebar secara radial dilengkapi dengan reseptor sederhana di permukaan tubuh. Hewan inimendeteksi dan dapat memberikan respon terhadap rangsangan dengan merata ke segala arah.
Coelenterata (Cnidaria)
Coelenterata (Cnidaria) dikalsifikasikan berdasarkan tipe (bentuk) kehidupan dan habitatnya menjadi 3 kelas, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
1. Hydrozoa
Mempunyai ciri-ciri sebahai berikut :
- biasanya membentuk koloni kecil-kecil;
- bentuk polip lebih dominan daripada medusa.
- medusanya mempunyai velum, yaitu bentukan seperti laci dalam payung.
- habitat di air tawar maupun air laut.
Contoh : Hydra, Obelia, Physalia, dan Geninonemus.
*) Hydra, berupa polip yang hidup di air tawar, ukuran tubuh 6 - 15 mm, jumlah tentakel 6 - 10 buah, dan mempunyai kelamin ganda.
Lapisan epidermis (ectoderm) tubuh hydra terdiri atas :
- sel epiteliomusculer untuk kontraksi otot dan menyokong tubuh;
- sel interstesial untuk membentuk tunas, sel gamet, dan regenasi;
- nematokist untuk melumpuhkan mangsa;
- sel sensoris untuk alat peraba
Lapisan Gastrodermis (endodermis) terdiri atas :
- sel epitiliomusculer untuk kontraksi otot dan untuk pencernaan secara mekanis di gastrovaskular.
- sel interseluler untuk membentuk sel-sel gamet;
- sel berf lagela untuk mengambil zat makanan dari rongga gastrovaskuler.
- sel sensori untuk alat peraba.
Reproduksi Hydra secara vegetatif dilakukan jika kondisi lingkungan memungkinkan. Reproduksi vegetatif dilakukan dengan membentuk tunas (budding) yang dapat memisahkan diri dari induknya. Jika kondisi lingkungan buruk, Hydra melakukan reproduksi generatifnya melalui pembuahan ovum oleh sperma. Zigot hasil pembuahan antara sperma dan ovum ini bersifat resisten (dorman) sampai kondisi membaik. Alat kelamin yang berfungsi untuk pembuahan ini tidak bersifat permanen dan hanya terbentuk pada masa tertentu saja.
**) Obelia.
Merupakan bentuk polip yang berkoloni di laut dan menghasilkan medusa jantan dan betina. Polipnya dibedakan menjadi dua, yaitu hidran an gonangium. Hidran merupakan polip yang bertugas mengambil dan mencerna makanan karena ujungnya mengandung tentakel. Gonangium merupakan polip yang bertugas untuk reproduksi vegetatif dengan membentuk medusa, Obelia mempunyai siklus hidup seperti berikut ini :
Pada obelia dewasa yang tampak pada siklus hidup di atas, mempunyai dua cabang polip, yaitu polip yang mempunyai tentakel dan mulut (hidran) yang bertugas untuk menangkap dan mencerna makanan. Sedangkan polip yang lainnya (gonangium) berfungsi untuk pembiakan vegetatif secara fragmentasi yang menghasilkan medusa. Medusa yang dihasilkan gonangium berupa medusa jantan dan betina. Medusa betina selanjutnya menghasilkan ovum dan medusa jantan menghasilkan sperma yang dilepaskan ke air sehingga terjadi fertilisisasi eksternal yang menghasilkan zigot. Zigot tumbuh dan berkembang menghasilkan morula. Morula berkembang menjadi blastula dan selanjutnya menjadi blastula dan selanjutnya menjadi gastrula, dan akhirnya menjadi larva bersilia yang disebut planula. Planula berenang bebas sampai menemukan tempat untuk menempel dan planula akan menjadi polip muda. Polip muda selanjutnya akan tumbuh dilengkapi dengan hidran. Polip muda selanjutnya berkembang menjadi obelia dewasa yang mempunyai hidran dan gonangium.
***) Physalia
Merupakan koloni dengan ciri khas mempunyai gelembung tubuh sebagai pelampung. Bagian tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu gastrozoid yang berfungsi untuk makan, gonozoid berfungsi untuk reproduksi, dan daktilozoid yang berfungsi untuk menangkap makanan.
****)Gonionemus
Merupakan medusa besar (berdiameter 15 mm) yang hidup di daerah pasang surut. Medusa hewan ini sama dengan medusa obelia. Berbeda dengan obelia dan hydra, generasi polip sangat sedikit, bahkan seringkali tidak ada generasi polipnya.
Kelompok hewan ini dinamakan radiata karena mempunyai simetri tubuh radial, sedangkan dinamai dengan Coelenterata karena mempunyai rongga (coelom) yang berfungsi sebagai saluran pencernaan (enteron = usus) dan sistem peredaran (sirkulasi). Disebut Ctenophora karena tentakel dari hewan ini berjumlah delapan dan tersusun seperti sisir (ctenophore = mengandung sisir). Sedangkan, disebut Cnidaria karena hewan ini pada tentakelnya mengandung cnidae atau nematokist yagng berarti sengat.
Hewan ini mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
- eukariotik-multisluler, di mana kumpulan sel-selnya terdeferensi menjadi beberapa jaringan, diantaranya epidermis dan gastrodermis;
- tubuh radial simetris;
- diploblastik, yang terdiri lapisan epidermis dan gastrodermis, di antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan gelatin yang disebut mesoglea;
- alat pencernaannya tidak lengkap, di mana mulut dikelilingi tentakel, dan tidak mempunyai anus;
- pencernaan makanan berlangsung secara intraseluler di sel-sel gastrodermis dan secara ekstrasseluler di rongga gastrovaskuler;
- mempunyai dua tipe kehidupan, yaitu polip (menempel) dan medusa (berenang bebas). Polip tubuh berbentuk silindris, bagian dasar melekat, bagian mulut dikelilingi oleh tentakel,biasanya membentuk koloni. Medusa umumnya berbentuk seperti patung (mangkok terbalik). Mulut terletak pada bagian bawah (manubrium) yang disekitarnya terdapat tentakel. Medusa mempunyai peran dalam reproduksi seksual dengan fertilisasi eksternal.
- Mempunyai jaringan otot berupa epiteliomuskuler, yang dapat berkontraksi untuk menggerakkan tentakel, menutup rongga mulut dan bergerak bebas;
- mempunyai rongga gastrovaskuler yang berungsi untuk pencernaan dan peredaran zat makanan dan air.
- belum mempunyai organ respirasi dab ekskresi;
- habitat air tawar maupun air laut;
- perkembangbiakkan dengan pergiliran keturunan antara vegetatif dan generatif;
- sistem syaraf difus (menyebar), dimana jaringan saraf tersebar secara radial dilengkapi dengan reseptor sederhana di permukaan tubuh. Hewan inimendeteksi dan dapat memberikan respon terhadap rangsangan dengan merata ke segala arah.
Coelenterata (Cnidaria)
Coelenterata (Cnidaria) dikalsifikasikan berdasarkan tipe (bentuk) kehidupan dan habitatnya menjadi 3 kelas, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
1. Hydrozoa
Mempunyai ciri-ciri sebahai berikut :
- biasanya membentuk koloni kecil-kecil;
- bentuk polip lebih dominan daripada medusa.
- medusanya mempunyai velum, yaitu bentukan seperti laci dalam payung.
- habitat di air tawar maupun air laut.
Contoh : Hydra, Obelia, Physalia, dan Geninonemus.
*) Hydra, berupa polip yang hidup di air tawar, ukuran tubuh 6 - 15 mm, jumlah tentakel 6 - 10 buah, dan mempunyai kelamin ganda.
Lapisan epidermis (ectoderm) tubuh hydra terdiri atas :
- sel epiteliomusculer untuk kontraksi otot dan menyokong tubuh;
- sel interstesial untuk membentuk tunas, sel gamet, dan regenasi;
- nematokist untuk melumpuhkan mangsa;
- sel sensoris untuk alat peraba
Lapisan Gastrodermis (endodermis) terdiri atas :
- sel epitiliomusculer untuk kontraksi otot dan untuk pencernaan secara mekanis di gastrovaskular.
- sel interseluler untuk membentuk sel-sel gamet;
- sel berf lagela untuk mengambil zat makanan dari rongga gastrovaskuler.
- sel sensori untuk alat peraba.
Reproduksi Hydra secara vegetatif dilakukan jika kondisi lingkungan memungkinkan. Reproduksi vegetatif dilakukan dengan membentuk tunas (budding) yang dapat memisahkan diri dari induknya. Jika kondisi lingkungan buruk, Hydra melakukan reproduksi generatifnya melalui pembuahan ovum oleh sperma. Zigot hasil pembuahan antara sperma dan ovum ini bersifat resisten (dorman) sampai kondisi membaik. Alat kelamin yang berfungsi untuk pembuahan ini tidak bersifat permanen dan hanya terbentuk pada masa tertentu saja.
**) Obelia.
Merupakan bentuk polip yang berkoloni di laut dan menghasilkan medusa jantan dan betina. Polipnya dibedakan menjadi dua, yaitu hidran an gonangium. Hidran merupakan polip yang bertugas mengambil dan mencerna makanan karena ujungnya mengandung tentakel. Gonangium merupakan polip yang bertugas untuk reproduksi vegetatif dengan membentuk medusa, Obelia mempunyai siklus hidup seperti berikut ini :
Pada obelia dewasa yang tampak pada siklus hidup di atas, mempunyai dua cabang polip, yaitu polip yang mempunyai tentakel dan mulut (hidran) yang bertugas untuk menangkap dan mencerna makanan. Sedangkan polip yang lainnya (gonangium) berfungsi untuk pembiakan vegetatif secara fragmentasi yang menghasilkan medusa. Medusa yang dihasilkan gonangium berupa medusa jantan dan betina. Medusa betina selanjutnya menghasilkan ovum dan medusa jantan menghasilkan sperma yang dilepaskan ke air sehingga terjadi fertilisisasi eksternal yang menghasilkan zigot. Zigot tumbuh dan berkembang menghasilkan morula. Morula berkembang menjadi blastula dan selanjutnya menjadi blastula dan selanjutnya menjadi gastrula, dan akhirnya menjadi larva bersilia yang disebut planula. Planula berenang bebas sampai menemukan tempat untuk menempel dan planula akan menjadi polip muda. Polip muda selanjutnya akan tumbuh dilengkapi dengan hidran. Polip muda selanjutnya berkembang menjadi obelia dewasa yang mempunyai hidran dan gonangium.
***) Physalia
Merupakan koloni dengan ciri khas mempunyai gelembung tubuh sebagai pelampung. Bagian tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu gastrozoid yang berfungsi untuk makan, gonozoid berfungsi untuk reproduksi, dan daktilozoid yang berfungsi untuk menangkap makanan.
****)Gonionemus
Merupakan medusa besar (berdiameter 15 mm) yang hidup di daerah pasang surut. Medusa hewan ini sama dengan medusa obelia. Berbeda dengan obelia dan hydra, generasi polip sangat sedikit, bahkan seringkali tidak ada generasi polipnya.
Scyphozoa
Scyphozoa
adalah salah satu dari tiga kelas Phylum Coelenterata. Scyphozoa berasal dari bahasa
Yunani,scypho = mangkuk dan Zoa = hewan. Jadi dengan demikian Scyphozoa
adalah hewan yang memiliki bentuk tubuh seperti mangkuk. Pada umumnya,
Scyphozoa memiliki bentuk dominan berupa medusa. Medusa Scyphozoa dikenal
dengan ubur-ubur. Medusa Scyphozoa umumnya memiliki ukuran 2-40 cm. Scyphozoa
bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Lihat gambar di bawah ini
SIKLUS AURELIA
Polip yang berukuran kecil (skifistoma) tumbuh
menjadi polip berukuran besar ( Strobila ). Kemudian satu persatu kuncup
stobila itu lepasa dan menjadi efira. Efira itu akan tumbuh menjadi medusa
jantan ataupun betina. Medusa jantan menghasilkan sperma sedangkan medusa
betina menghasilkan ovom. Ketika itu terjadilah fertilisasi di dalam air. Hasil
dari fertilisasi itu membentuk zigot. Zigot itu berkembang menjadi planula dan
kemudian menempel di tempat yang cocok hingga menjadi polip (skifistoma)
Secara sederhana, siklus Aurelia dapat di tulis sebagai berikut.
Secara sederhana, siklus Aurelia dapat di tulis sebagai berikut.
Fertilisasi sperma dan ovum di air -- zigot planula
(larva bersilia) -- skifistoma (fase polip) -- strobila (kuncup) -- efira --
medusa -- medusa jantan dan betina.
Contoh dari scyphozoan antara lain :
1. Cyanea
2. Chrysaora fruttescens
1. Cyanea
2. Chrysaora fruttescens
Anthozoa
Anthozoa merupakan salah satu dari tiga kelas
dalam Filum Coelenterata. Anthozoa berasal dari bahasa Yunani (anthus
= bungan dan zoa = hewan). Jadi Anthozoa itu hewan yang bentuknya
seperti bunga. Hewan ini memiliki tubuh yang berbentuk seperti polip, tidak
membentuk medusa, tidak bertangkai, terbungkus skeleton eksternal (karang),
serta memiliki tentakel yang banyak dan tersusun di sekitar mulut. Mulut
bermuara ke stomodaeum, dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual.
Contohnya, anemon dan hewan karang laut.
Anthozoa memiliki banyak tentakel yang berwarna
warni. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, ia hanya berbentuk polip. Polip
anthozoa itu lebih besar dari hydrozoa maupun scyphozoa. Anthozoa bereproduksi
secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi serta reproduksi seksual dengan
menghasilkan gamet.
Tubuh Anthozoa berbentuk silinder pendek. Pada
salah satu ujungnya terdapat mulut berupa celah yang dikelilingi oleh tentakel
yang mengandung nematosista. Ujung yang lain berupa lempeng untuk
melekatkan diri pada suatu dasar. Di bawah mulut terdapat kerongkongan yang
disebut stomodeum. Sepanjang stomodeum, pada satu sisi atau pada kedua
sisi terdapat saluran sempit yang bersilia dan
disebut sifonoglifa yang merupakan alat pernapasan yang paling
sederhana. Di bawah stomodeum terdapat rongga gastrovaskuler yang
terbagi menjadi ruang-ruang kecil oleh sekat-sekat yang berasal dari dinding
kerongkongan. Pada sekat ini terdapat nematosista yang mengeluarkan racun untuk
melumpuhkan mangsanya. Makanannya berupa udang-udangan kecil dan invertebrata
lain.
Anthozoa dibagi menjadi dua subkelas, yaitu :
*) Hexacorallia, memiliki sedikit tentakel yang kadang
bercabang. Contoh : Metridium sp. (anemon laut)
**) Octocorallia, memiliki delapan tentakel yang
bercabang cabang seperti bulu dan memiliki delapan sekat. contoh
: Euplexaura sp. (akar bahar)
Anthozoa adalah kelas dari anggota hewan
tak bertulang belakang yang termasuk dalam filumCnidaria. Anthozoa berasal dari
bahasa Yunani, anthos berarti bunga, dan zoon berarti
hewan. Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga,
yang meliputi anemon laut serta hewan-hewan karang. Anthozoa hidup sebagai
polip. Contoh anemone laut adalah Metridium.
Materi Pelajaran Kingdom Animalia lainnya :
- ANNELIDA
- ARACHNIDA
- ARTHROPODA
- CHORDATA
- CRUSTACEA
- ECHINODERMATA (HEWAN BERKULIT DURI)
- INSEKTA
- KINGDOM PARAZOA (FILUM PORIFERA)
- KINGDOM RADIATA
- MOLLUSCA (HEWAN LUNAK)
- MYRIAPODA
- NEMATHELMINTHES
- ORDO-ORDO DARI EKSOPTERYGOTA
- ORDO-ORDO DARI ENDOPTERYGOTA
- PERKEMBANGAN HEWAN
- PLATYHELMINTHES
- REPTIL, AVES, DAN MAMALIA
- soal animalia