Pages - Menu

Pages

Minggu, 26 April 2015

TEKNOLOGI REPRODUKSI

Alat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi ( kontra = melawan, konsepsi = pembuahan), yaitu suatu alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya pertemuan antara sperma dan ovum atau pembuahan yang mengakibatkan kehamilan. Penggunaan alat kontrasepsi disosialisasikan melalui program keluarga berencana. Alat dan bahan kontrasepsi untuk program keluarga berencana haruslah aman, tidak menimbulkan efek samping, tidak mengganggu kesehatan, tidak menurunkan libido, dan bersifat refersible (jika pemakaian dihentikan maka dapat memiliki anak lagi).

Metode kontrasepsi yang diterapkan antara lain sebagai berikut :
1. Cara mekanik
Cara ini menggunakan alat berupa:
-  IUD (Intra uterin Device) atau yang sering disebut spiral. Alat ni dipasang di dalam uterus yang berfungsi untuk menghalangi pertemuan antara sperma dengan ovum (fertilisasi). Untuk pemasangannya haruslah dikontrol secara periodik guna mengetahui posisi alat tersebut sesuai atau tidak.
- Pada pria, cara mekanik yang dipakai adalah kondom (balon pengaman) yang disarungkan ke penis untuk mencegah masuknya sperma ke dalam saluran rahim. Tetapi cara ini mengandung resiko yaitu jika terjadi kebocoran alatnya.
- Diafragma, alat kontrasepsi ini menyerupai topi yang menutupi mulut rahim, memiliki fungsi yang sama dengan kondom, yaitu mencegah masuknya sperma masuk ke rahim. Perbedaannya jika kondom tipis seperti sutera, sedangkan diafragme terbuat dari karet yang tebal, sehingga cenderung lebih aman, karena terhindar dari kebocoran.
- spermisida, yaitu alat kontrasepsi yang berfungsi untuk mematikan sperma, tetapi cara ini mempunyai efek samping, bagi yang tidak cocok akan menimbulkan alergi.

2. Hormonal
Bahan kontrasepsi hormonal biasanya dikemas dalam beberapa bentuk, misalnya pil yang harus yang harus diminum setiap hari. Suntik yang harus diinjeksikan setiap 1 kali sebulan sampai beberapa bulan. Susuk merupakan jarum kecil yag mengandung hormon. Susuk ini dipasang di lengan dan bertahan selama 3 - 5 tahun sekali tanam.

3. Pembedahan
Pembedahan merupakan pemotongan tuba fallopi (saluran telur) dilakukan terhadap istri disebut tubektomi. Sedangkan pemotongan terhadap vas deferens (saluran sperma) suami disebut vasektomi. Beberapa wanita yang sudah tidak ingin punya anak lagi dapat melakukan dengan cara tubektomi. Sedangkan vasektomi pada seorang pria cenderung lebih sedikit. Pada vasektomi kemungkinan besar darah dalam beberapa detik akan bercampur dengan cairan sperma yang tersimpan di pangkalsaluran sperma. Hal ini menyebabkan bahan penghasil antibodi dalam tubuh (sumsum tulang, limpa, dan kelenjar limfa) menghasilkan zat anti sperma yangdisebut Anti sperm Antibody (ASA), sehingga sperma akan menggumpal dan immobil dan tidak dapat berenang menuju saluran telur, dan menyebabkan pria tersebut infertil (tidak subur)

4. Elektro Kauterisasi
Elektro kauterisasi merupakan pemotongan pangkal saluran sperma tanpa pisau bedah tetapi menggunakan arus listrik. Arus listrik yang dialirkan hanya beberapa detik dan sifatnya mengelas saluran sperma langsung. Dengan cara ini, vasektomi atau tubektomi dapat dilakukan secara lebih cepat dan aman tanpa resiko pendarahan.

5. Preparat Imunologis
Preparat imunologis ada yang berupa serum atau vaksin. Vaksin berasal dari hasil rekayasa genetik protein pembuahan. Jika vaksin itu adalah protein pembuahan yang berada pada membran sel kepala sperma, maka jika disuntikkan ke tubuh suami menyebabkan tubuh suami menghasilkan ASA. Hal ini berakibatkan menggumpalkan sperma. Jika disuntikkan ke dalam tubuh istri , tubuhnya juga akan membentuk ASA, dan jika istri bercampur dengan suami maka ASA akan menggumpalkan sperma di dalam cervix istri.

6. Sistem Kalender / Penanggalan
Cara ini dipakai oles pasangan suami istri dengan memperhatikan masa subur dan tidak subur si istri. Tetapi, cara ini mengandung resiko kehamilan yang tinggi sebab beberapa aspek hormonal, psikis, dan penyakit tertentu menyebabkan daur menstruasi wanita menjadi tidak teratur, sehingga akan lebih sulit untuk menghitung secara tepat masa subur dan tidak subur.


Bayi Tabung .
Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu, istilahnya in vitro vertilization (in vitro bahasa latin, artinya “dalam gelas atau tabung,” vertilization artinya pembuahan). Dalam proses bayi tabung, sel telur matang diambil dari indung telur ibu, dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke rahim dengan harapan berkembang menjadi bayi.
Berikut  tahapan-tahapan dalam proses pembuatan bayi tabung:
- Seleksi pasien. Apakah Anda dan suami layak mengikuti program bayi tabung. Bila layak, baru bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung.
- Stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan banyaknya sel telur. Secara alami, sel telur hanya satu. namun untuk bayi tabung, perlu lebih dari sati sel telur untuk memperoleh embrio.
- Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur di indung telur) melalui ultrasonografi. Tujuannya, melihat apakah sel telur sudah cukup metang untuk ‘dipanen.’
- Mematangkan sel telur dengan menyuntikkan obat agar siap ‘dipanen.’
- Pengambilan sel telur, kemudian diproses di laboratorium.
- Pengambilan sperma suami (pada hari yang sama). Jika tidak ada masalah, pengambilan dilakukan lewat masturbasi. Jika bersamalah, pengambilan sprema langsung dari buah zakar melalu operasi.
- Pembuahan atau (fertilisasi) di dalam media kultur di laboraturium. hasilnya embrio.
- Transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan, setelah embrio terbentuk.
- Penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Dokter emberi obat untuk mempertahankan dinding rahim ibu agar terjadi kehamilan.
- Terakhir, proses simpan beku embrio. Jika ada embrio lebih, bisa disimpan untuk kehamilan selanjutnya. 





Kloning Manusia
Kloning adalah reproduksi aseksual . Untuk melakukan kloning, yang pertama dibutuhkan adalah sebuah sel telur yang matang. Sel telur itu kemudian diambil inti selnya. Inti sel itu kemudian diganti dengan inti sel tubuh dari organisme dewasa yang sejenis. Ketika sel itu mulai berkembang, ia kemudian ditanamkan di rahim. Sel itu akan berkembang di rahim hingga kelahirannya. Individu yang dilahirkan akan menjadi individu yang indentik secara genetis dengan individu donor inti sel. Pada prinsipnya, siapapun dapat dikloning, dan karena sel itu dapat dibekukan, orang bahkan dapat mengklon orang yang sudah meninggal. Kloning bukanlah foto kopi. Ketika ia lahir, ia akan lahir seperti bayi lainnya. Namun ketika dewasa ia akan kembar identik dengan aslinya.
Keberhasilan kloning pada awalnya 3-4 persen dari sekian banyak percobaan. Untuk memperbesar keberhasilan, dibutuhkan lebih banyak sumber daya (sel telur yang matang dan rahim untuk berkembangnya janin) dan karenanya juga lebih banyak biaya. Kendati demikian menjadi yang pertama untuk mengklon manusia telah mendorong banyak orang berpartisipasi dalam penelitian ini.
 Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada manusia, khususnya di bidang medis. Beberapa di antara keuntungan terapeutik dari teknologi kloning dapat diringkas sebagai berikut:
- Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan anak.
- Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan.
- Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli embrio dan sel-sel hasil kloning.
- Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning.
- Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah kecantikan.


MATERI DAN SOAL BIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
  1. AIR SUSU IBU 
  2. FERTILISASI, KEHAMILAN DAN KELAHIRAN 
  3. KELAINAN PADA SISTEM REPRODUKSI
  4. ORGAN KELAMIN WANITA DAN OOGENESIS 
  5. ORGAN REPRODUKSI PRIA DAN SPERMATOGENESIS 
  6. PEMBENTUKAN GAMET PADA TUMBUHAN
  7. PEMELIHARAAN KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI DAN PERILAKU SEKSUAL YANG SEHAT
  8. POLINASI/PERSARIAN DAN FERTILISASI 
  9. PUBERTAS DAN MENSTRUASI. 
  10. REPRODUKSI ASEKSUAL
  11. REPRODUKSI SEKSUAL
  12. Soal Biologi Sistem Reproduksi (2) 
  13. TEKNOLOGI REPRODUKSI 
  14. soal biologi sistem reproduksi



Sumber :
BIOLOGI untuk SMA/MA kelas XI, R Gunawan Susilowarno, dkk, Penerbit Grasindo, 2007
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/10.tahapan.proses.pembuatan.bayi.tabung/001/001/1025/12/-/4
http://www.tipshamil.web.id/2014/06/alat-kontrasepsi.html
http://prosesbayitabung.com/
https://www.facebook.com/TeknologiReproduksi/posts/130617733761158
http://arsyaddel-real.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar