Membran sel mempunyai kemampuan melintaskan molekul-molekul ke dalam dan keluar sel (permeabilitas) karena mempunyai sifat-sifat khas, misalnya sebagai berikut :
Osmosis.
Proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut melewati sebuah membran semipermeabel. Osmosis dapat juga diartikan sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati sebuah membran semipermeabel. Masuknya air ini dapat menyebabkan tekanan air yang disebut tekanan osmotic atau tekanan turgor pada sel tanaman
Transpor aktif
Transpor aktif adalah proses pengangkutan zat (glukosa dan asam amino) yang dilakukan oleh sel yang memerlukan energi (ATP) uuntuk melewati membran semipermiabel. Dengan adanya energi kemungkinan zat akan bergerak dari konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi. Mekanisme transpor aktif, dibantu adanya protein kotranspor dan pompa ion Na dan ion K, di mana ion Na keluar dan ion K masuk.
Sumber:
BIOLOGI untuk SMA / MA kelas XI, R Gunawan Susilowarno, dkk, Penerbit Grasindo, 2007
https://hasanahnanalee.wordpress.com/2013/07/29/mekanisme-transpor-pada-sel/
- Adanya mekanisme yang disebut pompa Natrium (sodium pump) yaitu suatu usaha untuk menjaga keseimbangan ion Na dan ion K di luar dan di dalam sel dengan mengeluarkan ion-ion Na ke luar sel dan sebaliknya ion K masuk ke dalam sel.
- Makromolekul protein tidak dapat melintasi membran, maka sitoplasma yang sebagian besar merupakan protein akan tetap tinggal terkurung oleh membran sel.
- adanya perbedaan tekanan osmosis di dalam sel dan di luar sel akan mengakibatkan terjadinya pengangkutan air ke tekanan osmosis yang lebih tinggi.
- untuk transpor glukosa, asam amino, dan asam lemak ke dalam sel dibutuhkan energi dan pembawa yang terdapat dalam membran, yang disebut "transpor aktif "
- Zat-zat yang tidak terlarut dalam lipid, tetapi dapat menembus membran plasma dapat dijelaskan bahwa membran plasma mempunyai pori atau saluran sehingga dapat dilalui air ataupun ion-ion kecil.
Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan suatu zat yang terjadi secara spontan ketika ada perbedaan tekanan difusi, dari tekanan yang tinggi ke arah tekanan yang lebih rendah. Tekanan difusi berkorelasi positif dengan konsentrasi zat tersebut. Artinya, semakin tinggi konsentrasinya, semakin tinggi pula tekanan difusi zat tersebut.
Difusi merupakan proses perpindahan suatu zat yang terjadi secara spontan ketika ada perbedaan tekanan difusi, dari tekanan yang tinggi ke arah tekanan yang lebih rendah. Tekanan difusi berkorelasi positif dengan konsentrasi zat tersebut. Artinya, semakin tinggi konsentrasinya, semakin tinggi pula tekanan difusi zat tersebut.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, di
antaranya suhu, tekanan, konsentrasi larutan, dan zat yang berdifusi. Dengan naiknya suhu, energi kinetik yang
dimiliki molekul suatu zat menjadi lebih tinggi sehingga pergerakan molekul zat
menjadi lebih cepat.
Zat yang memiliki berat molekul kecil akan lebih cepat
berdifusi dibandingkan zat dengan berat molekul besar. Oleh karena itu, zat
yang paling mudah berdifusi adalah gas. Cairan relatif lebih lambat berdifusi
dibandingkan dengan gas.
Tidak seluruh molekul dapat berdifusi masuk ke dalam sel.
Membran sel terdiri atas molekul-molekul fosfolipid dengan pori-pori
ultramikroskopik yang dapat melewatkan molekul-molekul berukuran kecil dan ion.
Molekul-molekul yang dapat melewati membran sel di antaranya adalah oksigen,
karbon dioksida, air, dan beberapa mineral yang larut dalam air.
Molekul berukuran sedang, seperti molekul gula dan protein,
tidak dapat berdifusi melewati membran sel. Membran sel juga mampu menyediakan
kemudahan biokimiawi untuk memindahkan ion-ion mineral, gula, asam-asam amino,
elektron, serta metabolit lain melewati membran. Substansi-substansi dalam
larutan ini melewati membran dengan cara difusi dan transpor aktif serta proses
osmosis tidak spesifik. Pertukaran oksigen dan CO2 pada proses
respirasi hewan merupakan salah satu contoh difusi.
Pada prinsipnya, difusi membran sel bersifat pasif. Membran
sel tidak mengeluarkan energi untuk memindahkan molekul ke luar maupun ke dalam
sel.
Peristiwa difusi akan berakhir ketika tercapai larutan isotonis, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini, difusi pada pelarutan gula :
Osmosis.
Proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut melewati sebuah membran semipermeabel. Osmosis dapat juga diartikan sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati sebuah membran semipermeabel. Masuknya air ini dapat menyebabkan tekanan air yang disebut tekanan osmotic atau tekanan turgor pada sel tanaman
Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan pergerakan
air pada osmosis, yaitu:
- Hipertonik, Suatu larutan dikatakan hipertonik jika memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dibandingkan larutan pembandingnya
- Hipotonik, larutan pembanding akan bersifat hipotonik karena memiliki konsentrasi zat terlarut lebih kecil.
- Isotonic, larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama dengan larutan pembanding .
Pergerakan molekul air melalui membran semipermeabel selalu
dari larutan hipotonis menuju ke larutan hipertonis sehingga perbandingan
konsentrasi zat terlarut kedua larutan seimbang (isotonik). Misalnya,
sebuah sel diletakkan di dalam air murni. Konsentrasi zat terlarut di dalam sel
lebih besar (hipertonik) karena adanya garam mineral, asam-asam organik, dan berbagai zat lain yang
dikandung sel. Dengan demikian, air akan terus mengalir ke dalam sel sehingga
konsentrasi larutan di dalam sel dan di luar sel sama. Namun, membran sel
memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengembang sehingga sel tersebut tidak
pecah. Pada sel darah merah, peristiwa ini disebut hemolisis.
Pada sel tumbuhan, peristiwa ini dapat teratasi karena sel
tumbuhan memiliki dinding sel yang menahan sel mengembang lebih lanjut. Pada
sel tumbuhan keadaan ini disebut turgid. Keadaan sel turgid
membuat tanaman kokoh dan tidak layu. Di alam, air jarang ditemukan dalam
keadaan murni, air selalu mengandung garam-garam dan mineral-mineral tertentu.
Dengan demikian, air aktif keluar atau masuk sel. Hal tersebut berkaitan dengan
konsentrasi zat terlarut pada sitoplasma. Pada saat air di dalam
sitoplasma maksimum, sel akan mengurangi kandungan mineral garam dan zat-zat
yang terdapat di dalam sitoplasma. Hal ini membuat konsentrasi zat terlarut di
luar sel sama besar dibandingkan konsentrasi air di dalam sel.
Jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, air akan
terus-menerus keluar dari sel. Sel akan mengerut, mengalami dehidrasi, dan
bahkan dapat mati. Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut
dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Dengan
demikian, pada saat tertentu, sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat
dalam sitoplasma untuk menaikkan tekanan osmotik di dalam sel. Cara sel
mempertahankan tekanan osmotiknya ini disebut osmoregulasi.
Demikian seterusnya, sel selalu aktif dan hal tersebut
dilakukan untuk mempertahankan kondisi setimbang antara sel dan lingkungannya.
Proses metabolisme membutuhkan air dan mineral atau garam dan berbagai zat yang
terkandung dalam sitoplasma. Akibatnya, tekanan osmotik dan konsentrasi
molekul-molekul lain berubah sehingga terjadi aliran difusi dan osmosis yang
terus-menerus dari sel ke luar atau dari luar ke dalam sel.
Transpor aktif
Transpor aktif adalah proses pengangkutan zat (glukosa dan asam amino) yang dilakukan oleh sel yang memerlukan energi (ATP) uuntuk melewati membran semipermiabel. Dengan adanya energi kemungkinan zat akan bergerak dari konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi. Mekanisme transpor aktif, dibantu adanya protein kotranspor dan pompa ion Na dan ion K, di mana ion Na keluar dan ion K masuk.
Endositosis dan eksositosis
Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari luar
ke dalam sel. Istilah endositosis berasal dari bahasa Yunani, endo
artinya ke dalam dan cytos artinya sel. Membran sel membentuk pelipatan ke
dalam (invaginasi) dan “memakan” benda yang akan dipindahkan ke dalam sel.
Di dalam sel, benda tersebut dilapisi oleh sebagian membran
sel yang terlepas membentuk selubung. Proses makan pada Amoeba adalah contoh
mudah untuk menggambarkan proses endositosis. Endositosis membran sel pada
Amoeba , akan membentuk vakuola.
Terdapat tiga bentuk endositosis, yaitu
- fagositosis, contoh roses makan pada Amoeba merupakan contoh fagositosis. Pada proses fagositosis, benda yang dimasukkan ke dalam sel berupa zat atau molekul padat
- pinositosis,benda yang dimasukkan ke dalam sel berupa zat atau molekul zat cair
- endositosis dengan bantuan reseptor. pada endositosis dengan bantuan reseptor hanya menerima molekul yang sangat spesifik. Di dalam lekukan membran plasma terdapat reseptor protein yang akan berikatan dengan protein molekul yang akan diterima sel.
Proses Endositosis
Eksositosis adalah proses mengeluarkan benda dari
dalam sel ke luar sel. Membran yang menyelubungi sel tersebut akan bersatu atau
berfusi dengan membran sel. Cara ini adalah salah satu mekanisme yang digunakan
sel-sel kelenjar untuk menyekresikan hasil metabolisme. Misalnya, sel-sel
kelenjar di pankreas yang mengeluarkan enzim ke saluran pankreas yang bermuara
di usus halus. Sel-sel tersebut mengeluarkan enzim dari dalam sel menggunakan
mekanisme eksositosis.
Proses pengeluaran sekret dapat dilakukan dengan cara
eksositosis.
Pada umumnya, eksosistosis dan endositosis digunakan untuk
memindahkan benda-benda yang berukuran besar. Kedua proses tersebut, saling
menyeimbangkan luas permukaan plasma membran sehingga volume sel tidak harus
menjadi lebih kecil dari semula.
Sumber:
BIOLOGI untuk SMA / MA kelas XI, R Gunawan Susilowarno, dkk, Penerbit Grasindo, 2007
https://hasanahnanalee.wordpress.com/2013/07/29/mekanisme-transpor-pada-sel/
0 komentar:
Posting Komentar