Ketidakpastian
Tidak ada pengukuran yang bebas dari
ketidakpastian, betapaun canggihnya alat yang digunakan. Ketidakpastian disebut
kesalahn atau error. Secara umum, ketidakpastian disebabkan oleh dua faktor.
Kesalahan Sistematik ( Systematic Error)
Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang
berhubungan dengan alat ukur. Contoh kesalahan sistematik diantaranya, zero
error dan penskalaan yang tidak sempurna.
Zero error
Ketika sedang tidak digunakan atau tidak ada
data, alat ukur yang seharusnya menunjukkan angka nol. Tapi sering terjaadi
pada ampere meter, misalnya pada saat tidak dialiri arus listrik, jarum berada
dibawah atau diatas nol, oleh karena itu, ketika alat ukur tersebut digunakan
akan terjadi kesalahan. Data yang diperoleh selalu lebih besar atau lebih kecil
dari data yang sebenarnya.
Kesalahan ini dapat dikoreksi dengan faktor
koreksi. Misalnya ketika tidak ada arus listrik, jarum penunjuk berada pada posisi 0,5mA, namun ketika ada
arus listrik jarum menunjukkan angka 7,5mA. Oleh karena itu, arus listrik hasil
koreksi adalah 8,0 mA.
Penskalaan yang tidak sempurna.
Lebar skala harus konsisten (sama) dan
standar. Kebanyakan alat ukur sudah memenuhi syarat ini. Akan tetapi dalam
pembuatannya mungkin terjaadi ketidaksempurnaan. Kesalahan karena penskalaan
yang tidak sempurna ini dapat diatasi dengan cara membandingkan alat ukur
tersebut dengan alat ukur sejenis.
Kesalahan Acak (Random Error)
Kesalahan acak adalah kesalahan yang
berhubungan dengan faktor pengamatan dan lingkungan. Berikut ini contoh-contoh
kesalahan acak yang sering terjadi.
Paralaks
Paralaks yaitu posisi mata tidak tegak lurus
dengan skala alat ukur. Ketinggian air dalam silinder diukur sampai
miniskusnya. Posisi mata yang benar adalah 180o atau lurus dengan bidang
pengamatan. Posisi miring terjadi paralaks.
Kesalahan menaksir
Memperkiraan angka di antara dua skala selalu
dilakukan dalam setiap kegiatan pengukuran. Dalam membaca skala alat ukur,
tidak boleh hanya sampai pada skala yang sudah pasti saja. Kegiatan ini
membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Sangat sering terjadi, taksiran seorang
pengamat berbeda dengan pengamatan lain. Hal ini adalah wajar.
Kondisi yang berubah-ubah
Kondisi yang berubah-ubah dapat terjadi karena
beberrapa faktor, yaitu : suhu, beda potensial listrik, tekanan udara, dan
goncangan alat ukur.
Kesalahan yang ditimbulkan oleh cara pelaksanaan pengukuran yang kurang sempurna.
Misalnya, pada percobaan kalorimeter, cairan
terpercik keluar; ketika benda panas yang akan dimasukkan ke dalam kalorimeter,
banyak panas yang hilang dalam perjalanan.
Menentukan ketidakpastian
Ketidakpastian suatu besaran yang dapat
diukur, dapat diketahui langsung dari alat ukurnya. Jika nilai suatu besaran
harus dihitung dengan rumus tertentu, maka kitidakpastian tergantung pada
fungsi/persamaanya.
a.
Penjumlahan atau pengurangan
Jika A = B
+ C atau A =
B - C, maka ketidakpastian A adalah sebagai
berikut :
∆A = ∆B
+ ∆C
b.
Perkalian atau pembagian
Jika A = B
x C atau
A = B
- C, maka ketidakpastian A dapat
diketahui melalui persamaan sebagai berikut :
∆A = [ ∆B/B
+ ∆C/C ] x A
c.
Fungsi eksponensial
Jika A = Bn, maka ketidakpastian A adalah
sebagai berikut :
∆A = [n ∆B/B]
x A
Soal
Sebuah papan kecil berbentuk empat persegi panjang hendak dihitung luasnya menggunakan alat ukur jangka sorong yang memiliki ketelitian 0,01 cm. Pengukuran panjang dan lebar papan dilakukan selama lima kali. Hasil pengukuran beserta penghitungan luas dan ketelitian / ketidakpastiannya dilihat pada tabel di bawah ini.
No
|
Panjang (p) dalam cm
|
Ketelitian (Īp) dalam cm
|
Lebar (p) dalam cm
|
Ketelitian (Īp) dalam cm
|
Luas (A) dalam cm2
|
Ketelitian (ĪA) dalam cm2
|
1
|
5,25
|
0,01
|
2,74
|
0,01
|
14,4
|
0,09
|
2
|
5,26
|
0,01
|
2,75
|
0,01
|
14,5
|
0,09
|
3
|
5,27
|
0,01
|
2,74
|
0,01
|
14,4
|
0,09
|
4
|
5,24
|
0,01
|
2,76
|
0,01
|
14,5
|
0,09
|
5
|
5,23
|
0,01
|
2,73
|
0,01
|
14,3
|
0,09
|
Rata-rata
|
14,4
|
0,09
|
Tentukan luas papan, kesalahan mutlak dan kesalahan relatifnya !
Jawab :
Perhatikan nomor 1
Angka 5,25 dan 2,74 diperoleh dari pembacaan skala jangka sorong
angka 0,01 merupakan ketelitian jangka sorong yang bersangkutan
angka 14,4 merupakan hasil perkalian 5,25 dan 2,74 yaitu :
A = 5,25 x 2,74 = 14,385 cm 2 (3 angka penting)
Angka 0,09 merupakan ketidak pastian yaitu :
ĪA =[ (0,01/5,25)
+ (0,01/2,74) ] x 14,4
= 0,0864 =
0,09 (1 angka penting)
Luas papan adalah
(14,4 ± 0,09 ) cm 2.
Kesalahan mutlak/ketelitian/ketidakpastian sebesar 0,09 cm 2
Kesalahan relative atau persentase ketidakpastian adalah
(0,09/14,4 ) x 100% = 0,6 %
Meningkatkan Presisi dan Keakuratan dalam
Pengukuran
Untuk meningkatkan ketelitian dan kekuratan
dalam pengukuran berikut ini langkah-langkah yang harus ditempuh.
Gunakan alat ukur yang sensitif untuk
memperoleh data yang presisinya semakin tinggi.
Selalu lakukan pengecekan posisi nol pada
skala alat ukur untuk menghindari terjadinya zero error.
Lakukan kegiatan yang sama berkali-kali.
Hindari kesalahan paralaks.
Tekun dan sabar dalam menentukan angka perkiraan.
Tuliskan hasil pengukuran termasuk
ketidakpastian/ketelitiannya.
Hati-hati dan serius dalam melakukan kegiatan.
Hasil pengukuran/analisa dapat dilaporkan
dengan menggunakan teori ralat. Melalui cara ini, kita dapat mengetahui
persentase ketidakpastian/ketelitian.
Grafik
Sebuah hukum atau teori dapat dinyatakan dalam
kalimat atau persamaan matematika. Dengan cara itu, berhubungan antar
variabel/besaran yang terlihat semakin jelas. Hubungan antar variabel
digambarkan dalam bentuk grafik, seperti kurva, balok atau lambang yang
merupakan kumpulan dari pasangan koordinat. Jika dalam matematika umumnya sumbu
mendatar dinamakan X dan sumbu tegak dinamakan Y, maka dalam fisika nama sumbu
disesuaikan dengan nama variabel/besarannya. Sumbu X menyatekan variabel bebas,
sedangkan sumbu Y menyatakan variabel terikat (variabel yang berubah akibat
perubahan variabel bebas)
Grafik sangat penting artinya dalam fisika.
Analisis data atau penjelasan suatu konsep kadang lebih mudah jika digunakan
grafik. Grafik yang sering digunakan dalam fisika adalah grafik kurva atau
garis.
Soal :
Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan tetap 5 m/s.
Ini berarti :
- pada detik ke -0, jarak yang di tempuh 0 m
- pada detik ke -1, jarak yang di tempuh 5 m
- pada detik ke -2, jarak yang di tempuh 10 m
- pada detik ke -3, jarak yang di tempuh 15 m
- pada detik ke -4, jarak yang di tempuh 20 m
- pada detik ke -5, jarak yang di tempuh 25 m
Apa arti grafik tersebut ?
Jawab :
Soal :
Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan tetap 5 m/s.
Ini berarti :
- pada detik ke -0, jarak yang di tempuh 0 m
- pada detik ke -1, jarak yang di tempuh 5 m
- pada detik ke -2, jarak yang di tempuh 10 m
- pada detik ke -3, jarak yang di tempuh 15 m
- pada detik ke -4, jarak yang di tempuh 20 m
- pada detik ke -5, jarak yang di tempuh 25 m
Apa arti grafik tersebut ?
Jawab :
Grafik berupa garis lurus menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada sumbu mendatar diikuti perubahan pada sumbu tegak secara linear. Perbandingan antara perubahan pada sumbu tegak terhadap sumbu mendatar Īs/Īt selalu tetap.
Secara matematis, perbandingan antara selisih dua nilai pada sumbu tegak dan sumbu mendatar sama dengan harga tangen sudut antara grafik dengan sumbu datar ( tan Ī± ). Perbandingan ini disebut juga gradien/kemiringan (dilambangankan dengan m). Dalam fisika, gradien sama degan kecepatan (v)
Īs/Īt = tan Ī±= m
Īs/Īt = v
v = tan Ī±
Dengan demikian, kita dapat mencari kecepatan
konstan sebuah benda dengan menghitung gradien atau nilai tangen sudut pada
grafik yang terbentuk.
DIMENSI
Dimensi menunjukkan bagaimemana suatu besaran
tersusun atas besaran pokok penyusunnya. Dimensi besaran pokok biasanya
dinyatakan dengan huruf tertentu yang diapit tanda kurung siku ([]). Dimensi terlihat pada tabel berikut
:
Besaran
|
Satuan dimensi
|
Dimensi
|
Massa
|
kg
|
[M]
|
Panjang
|
m
|
[L]
|
Waktu
|
s
|
[T]
|
Suhu
|
K
|
[Ń²]
|
Kuat arus
|
A
|
[l]
|
Intensitas cahaya
|
cd
|
[J]
|
Jumlah zat
|
mol
|
[N]
|
Pada Dimensi besaran turunan dapat diperoleh
dari rumus atau dari satuan besaran turunan. Selain itu dimensi besaran selalu
disajikan dalam posisi pembilang. Contoh besaran turunan beserta
dimensinya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Besaran
|
Rumus
|
Dimensi
|
Satuan
|
Luas bujur sangkar (A)
|
r2
|
[L2]
|
m2
|
Kecepatan (V)
|
s/t
|
[LT-1]
|
ms-1
|
Percepatan (a)
|
s/t2
|
[LT-1]/[T]=
[LT-1]
|
ms-2
|
Gaya (F)
|
Ma
|
[M] [LT-2] =
[MLT-2]
|
Kg m s-2 = newton
|
Usaha (W)
|
Fs cosĪ±
|
[MLT-2] [L] =
[ML2T-2]
|
Kg m2 s-2
= joule
|
Energi kinetik (Ek)
|
½ mV2
|
[M] [LT-1]2
= [ML2T-2]
|
Kg m2 s-2
= joule
|
Energi potensial (Ep)
|
Mgh
|
[M] [LT-2]
[L] = [ML2T-2]
|
Kg m2 s-2
= joule
|
Keterangan
Massa (m)
perpindahan (s)
Waktu (t)
percepatan grafitasi (g)
Rusuk (r)
ketinggian (h)
Dimensi perubahan kecepatan (∆v =
v2 - v1 )
sama dengan dimensi kecepatan (v).
Besaran yang tidak memiliki dimensi :
a. Bilangan dan konstanta yang memang tidak
memiliki dimensi
b. Nilai fungsi trigonometri
c. Besaran sudut.
Kegunaan dimensi
- Menentukan kesetaraan dua buah besaran. Kesetaraan dua buah
besaran dapat dilihat dari dimensi
masing-masing. Jika dimensinya sama maka dikatakan bahwa kedua besaran itu
setara.
- Menetukan ketepatan suatu persamaan. Benar
tidaknya sebuah persamaan daapt dilihat secara cepat dengan melihat dimensinya.
Jika dimensi di kedua ruas sama, maka persaman tersebut benar.
- Menurunkan persamaan suatu besaran. Kita dapat
menurunkan atau menyempurnakan sebuah persamaan yang belum sempurna, tapi ada
petunjuk hubungan antar variabel-variabel yang terlibat.
- Menetukan satuan besaran turunan dalam besaran
dasar. Satuan gaya adalah newton. Satuan newton ini dapat diubah dalam
satuan-satuan dasar.
- Mengkonversikan satuan dari sistem cgs ke MKS
atau sebaliknya. Satuan gaya dalam MKS adalah dyne. Konversi satuan dari newton
ke dyne dapat dilakukan dengan mudah jika kita mengetahui dimensinya.
MATERI YANG BERKAITAN :
0 komentar:
Posting Komentar