Rabu, 25 Maret 2015

Pembentukan dan pengeluaran Urine
Pembuatan urine dimulai dengan darah yang mengalir masuk ke dalam glomerolus, yaitu suatu lingkaran kapiler arteriol. Tiap glomerolus dikelilingi Simpai Bowman yang bersambung dengan tubulus. Tubulus terdiri atas tubulus kontortus proksimal yang berkelok-kelok, tubulus kontortus distal bagian desendens, lengkung Henle, tubulus kontortus distal bagian asendens, dan masuk kedalam tubulus kolektivus yang mengeluarkan urine.


Secara sederhana proses pembentukan urine di dalam ginjal terjadi sebagai berikut.
1. Darah kurang lebih sebanyak 1 liter yang mengandung air, garam, gula dan urea (sisa metabolisme nitrogen) setiap menit masuk di dalam melalui arteriol aferen glomerolus untuk difiltrasi oleh membran semipermiabel simpai Bowman dan darah setelah difiltrasi keluar dari glomerolus melalui arteriol eferen dengan menghasilkan filtrat glomerolus atau urine primer. Pada filtrasi dalam glomerolus atau urine primer. Pada filtrasi dalam glomerolus, protein tetap tinggal dalam pembuluh darah, karena itu tekanan hidrostatis harus lebih besar daripada tekanan onkotis, bahkan harus lebih besar dari pada tekanan yang disebabkan perubahan interstisial ginjal dan perubahan tekanan dalam ureter pada obstruksi, ini agar filtrasi dapat berjalan terus.
Energi untuk filtrasi ini diperoleh dari tekanan hidrostatis darah. Supaya filtrasi dapat berlangsung terus, tekanan hidrostatis ini harus lebih besar dari kombinasi tekanan onkotis kapiler, tekanan intertisial, tekanan dalam tubuli, dan tekanan dalam ureter. Bila tekanan darah turun sampai begitu rendah sehingga tidak dapat dikompensasi oleh badan maka filtrasi akan turun juga. Misalnya, pada tekanan darah sistolik 70 mmHg filtrasi akan terhenti sama sekali dan akan terjadi anuria bila tekanan darah tidak segera diperbaiki.

2. Urine primer. Setelah darah mengalami filtrasi di glomerulus, maka urin primer yang sudah ditampung dalam kapsul bowman akan masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal untuk mengalami proses penyerapan kembali (reabsorbsi).
Urin primer yang terbentuk melalui proses filtrasi masih mengandung beberapa zat yang berguna bagi tubuh, seperti glukosa, asam amino, dan beberapa ion seperti Na+, Cl, HCO3-, dan K+. Zat-zat yang masih berguna bagi tubuh ini selanjutnya akan masuk ke dalam pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Semantara itu zat-zat yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh seperti amonia, garam, dan urea akan membentuk urin sekunder. Urin sekunder ini lalu masuk ke lengkung henle untuk menuju ke tubulus kontortus distal. Pada saat melewati lengkung henle, air urin akan berubah menjadi lebih pekat dan volumenya menurun karena terosmosis. Pada urin sekunder ini, sudah tidak ditemukan lagi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh. Sementara itu, komposisi zat-zat sisa metabolisme akan bertambah. (http://iwak-pithik.blogspot.com/2012/03/proses-pembentukan-urin.html)

3. Urine sekunder. Setelah mengalami proses reabsorbsi, urin sekunder akan masuk tubulus kontortus distal melalui lengkung henle. Di dalam tubulus kontortus distal, urin sekunder akan kehilangan banyak sekali air (H2O) sehingga urin menjadi lebih pekat. Disini jugalah urin sekunder mengalami penambahan zat sisa dan zat-zat beracun seperti ion hidrogen (H+) dan urea.
Setelah mengalami penambahan berbagai zat sisa pada proses augmentasi, urin sekunder kemudian menuju pelvis lalu masuk ke vesica urinaria melalui saluran ureter untuk ditampung sementara. Dari sana urin akan menuju ke kantung kemih. Kantung kemih hanya mampu menampung kurang lebih 300 ml air urin. Saat kantung kemih terisi penuh, maka dinding kantung kemih akan tertekan sehingga kita merasa ingin buang air kecil.
Urin yang ditampung di dalam kandung kemih ini selanjutnya akan keluar tubuh melalui saluran uretra. Urin sesungguhnya ini memiliki komposisi berupa air 96%, urea 2,5%, garam 1,5%, dan juga telah bercampur dengan zat warna empedu yang memberi warna pada air urin.
 Manusia sendiri normalnya akan memproduksi urin sebanyak dua liter per hari. Banyak sedikitnya air urin yang diproduksi oleh manusia sebenarnya juga disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah jumlah air yang diminum, suhu udara, dan tekanan darah. (http://iwak-pithik.blogspot.com/2012/03/proses-pembentukan-urin.html)

Mekanisme kerja ginjal dalam proses pembentukan urine sangat berat dan panjang. Hal ini dapat terlihat dari perbedaan komposisi filtrat dengan urinenya. Komposisi urine berbeda sekali dari komposisi cairan filtrat, dimana filtrat mengandung :
a. zat-zat diperlukan untuk metabolisme normal, seperti air, glukosa, asam amino, dan klorida karena itu direabsorbsi oleh tubulus,
b. zat-zat yang harus dikeluarkan seperti urea, kreatinin dan asam urat; dan
c. pekerjaan seleksi ini adalah pekerjaan penting ginjal dengan cara reabsorbsi dan ekresi dalam tubulus untuk membuat filtrat menjadi urine.

Fisiologi Ureter
Fungsi ureter adalah untuk mengalirkan air kemih dari rongga pelvis ke kandung kemih. Urine yang sudah terkumpul dalam rongga pelvis akan berjalan ke bawah lewat ureter menuju kandung kemih. Urine dari ureter proksimal menuju ke ureter distal disebabkan oleh gerakan peristaltik ureter, yaitu gerakan mengembang dan mengempis dari ureter sehingga urine terdorong ke bawah.
Sampai sekarang belum diketahui sumber tenaga peristaltik tersebut, walaupun ada suatu saraf mengikuti ureter, akan tetapi tidak ada cabang saraf yang mengikuti ureter atau ganglion yang masuk ke dinding ureter. Jadi lain sekali dengan usus di mana terdapat saraf dan ganglion dalam dinding usus.
Olehkarena itu dicari semacam pacemaker di ureter seperti di jantung yang dapat memberi energi untuk melakukan gerakan peristaltik.
Pendapat lain menyatakan bahwa peristaltik mulai dengan rangsangan pada sel ureter yang berjalan dari satu sel ke sel lain. Di bawah mikroskop elektron tampak jembatan antara tiap dua sel ureter yang mungkin dapat meneruskan rangsangan-rangsangan lewat perbedaan potensial listrik.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Jumlah Urine.
Jumlah urine yang dihasilkan setiap orang berbeda-beda dan tidak merata sepanjang hari. Hal ini disebabkan faktor-faktor sebagai berikut : 
jumlah air yang diminum, Semakin banyak air yang diminum, sekresi ADH akan terhambat. Hal ini menyebabkan permeabilitas tubulus kontortus menurun dan reabsorpsi terhambat sehingga jumlah urin meningkat.
 Suhu Lingkungan , Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
Hormon insulin, Hormon  insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pulau Langerhans. Hormone insulin berfungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormone insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi. Akibatnya dari keadaan ini terjadi gangguan reabsorbpsi didalam tubulus distal, sehingga dalam urin masih terdapat glukosa.
Hormon antidiuretik (ADH), Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak.
Zat-zat diuretik , Misalnya teh, kopi, atau alkohol dapat menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya ADH berkurang sehinggar reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat.
Saraf , Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen. Hal ini menyebabkan aliran darah keglomerulus menurun dan tekanan darah menurun sehingga filtrasi kurang efektif. Hasilnya urin yang diproduksi meningkat.
Gejolak emosi dan stress. Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.

MATERI YANG TERKAIT :
  1. GANGGUAN ATAU PENYAKIT SERTA TEKNOLOGI PENANGGULANGAN KELAINAN SISTEM EKSKRESI
  2. GINJAL (STRUKTUR DAN FUNGSI)
  3. HATI MANUSIA
  4. KULIT MANUSIA
  5. PARU-PARU MANUSIA
  6. PENGERTIAN SISTEM EKSKRESI
  7. SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
  8. Soal Sistem Ekskresi (2)
  9. soal biologi sistem ekskresi
  10. soal biologi sistem ekskresi (2)

Sumber :
BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI, R Gunawan Susilowarno, dkk, Penerbit Grasindo, 2007

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!