Jumat, 14 November 2014

KOMPONEN DAN PENGELOMPOKKAN SISTEM KOLOID

A.      KOMPONEN SISTEM KOLOID
Jika gula pasir dicampurkan kedalam air, molekul gula segera larut dan terbentuk suatu larutan yang jernih. Ukuran partikel gula lebih kecil dari 10-7 cm dan tidak dapat dipisahkan dari air  dengan cara penyaringan.
Jika pasir dicampurkan ke dalam air, pasir dan air akan memisah ketika campuran ini di diamkan. Campuran semacam ini disebut suspensi. Partikel pasir berukuran lebih besar dari 10-5 cm, dan dapat dipisahkan dari air dengan cara penyaringan
Di antara kedua sistem campuran di atas (antara suspensi dan larutan), terdapat sistem koloid. Sebagai contoh, jika tanah liat dicampurkan ke dalam air yang mengandun sedikit NaOH, tanah liat pecah menjadi sejumlah partikel kecil. Campuraan yang terbentuk tidak jernih, tetapi partikel tanah liat tidak mengendap jika didiamkan, dan juga tidak dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Partikel tanah liat cukup kecil untuk mampu menembus kertas saring, tetapi cukup besar untuk menyebabkan campuran menjadi keruh.
Istilah “koloid” diusulkan oleh Thomas Graham dari Inggris pada tahun 1861. Sewaktu meneliti proses difusi berbagai zat dalam medium cairan, Graham mengamati bahwa zat seperti kanji, gelatin dan getah dan albumin berdifusi sangat lambat dan tidak mampu menembus membran tertentu. Kelompok zat ini lalu dinamakan koloid, yang berarti “seperti lem” (bahasa Yunani : kolla = lem, oidos = seperti)
Dewasa ini istilah koloid dipakai untuk menyatakan ukuran partikel serta sistem campuran. Partikel-partikel suatu zat dikatakan berukuran koloid apabila beriameter anatara 10-5 cm sampai 10-7 cm. Yang disebut sistem koloid adalah suatu campuran zat di mana suatu zat tersebar merata dengan berukuran koloid dalam suatu zat lain.
Sebagaimana halnya larutan yang tersusun dari zat terlarut dan pelarut, maka sistem koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fase terdispersi, yatiu zat yang tersebar merata, serta fase terdispersi, yaitu zat medium tempat partikel-partikel koloid tersebar.
Perbedaan antara larutan, sistem koloid dan suspensi dapat terangkum di tabel berikut :

No
Larutan
Sistem koloid
Suspensi
1
Satu fase
Dua fase
Dua fase
2
Jernih
Tidak jernih
Tidak jernih
3
Diameter partikel lebig kecil dari 10-7cm
Diameter partikel antara 10-7 sampai 10-5 cm
Diameter partikel lebih besar dari 10-5 cm
4
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring
Dapat disaring
5
Tidak memisah bila didiamkan
Tidak memisah jika didiamkan
Memisah jika didiamkan


B.      PENGELOMPOKKAN SISTEM KOLOID
Baik fase terdispersi maupun fase pendispersi dalam suatu sistem koloid dapat berupa gas, cair atau padat. Namun perlu segera dikemukakan bahwa campuran gas dengan gas tidaklah membentuk sistem koloid, sebab semua gas akan bercampur homogen dalam segala perbandingan.
Dengan demikian kita mengenal delapan sistem koloid seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini :
Fase terdispersi
Fase pendispersi
Sistem koloid
Contoh
Gas
Cair
Busa
Buih sabun, ombak, limun, krem kocok (whipped cream)
Gas
Padat
Busa padat
Batu apung, lava, karet busa, biskuit
Cair
Gas
Aerosol cair
Kabut, awan, pengeras rambut (hairspray), obat semprot
Cair
Cair
Emulsi
Susu, santan, minyak ikan, mayonnaise
Cair
Padat
Gel
Keju, mentega, nasi, selai, agar-agar, lateks, mutiara, semir padat, lem padat.
Padat
Gas
Aerosol padat
Asap, debu, buangan knalpot
Padat
Cair
Sol
Kanji, cat, tinta, protoplasma, putih telur, air lumpur, semir cair, lem cair
Padat
Padat
Sol padat
Tanah, kaca, permata, perunggu, kuningan


Buih sabun merupakan koloid yang terdiri dari
fase terdispersi gas dan fase pendispersi cair.

Dari tabel diatas nampak jelas bahwa proses di alam sekitar kita banyak berhubungan dengan sistem koloid. Kegunaan dari cabang ilmu “Kimia koloid” terdapat di berbagai bidang. Protoplasma dalam sel makhluk hidup merupakan sistem koloid, sehingga kimia koloid diperlukan untuk menerangkan reaksi dalam sel. Tanah juga merupakan sistem koloid, dan pemahaman tentang koloid sangat membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah. Dalam bidang industri, kimia koloid banyak dimanfaatkan pada pembuatan berbagai produk, antara lain, biskuit, keju, mentega, hairspray, cat, tinta, kosmetik, insektisida, plastik, dan tekstil. Seluruh fakta ini menunjukkan betapa luasnya perananan sistem koloid dalam kehidupan kita.



MATERI BAB SELANJUTNYA

SIFAT-SIFAT KOLOID
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
PENCEMARAN LINGKUNGAN
ZAT ADITIF PADA MAKANAN
PUPUK DAN PESTISIDA

SOAL EVALUASI PENGELOMPOKKAN SISTEM KOLOID

Sumber:
KIMIA untuk SMA kelas Xii, Unggul Sudarmo, Penerbit Erlangga, 2004
KIMIA 3 SMU, untuk Kelas 3, Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad, Penerbit Erlangga, 1999

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!