Sabtu, 15 November 2014


A.      Pengertian Laju Reaksi

Reaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi yang cepat, misalnya pembakaran kertas, adapula yang lambat, misalnya perkaratan logam. Dalam bidang industri kimia, pengetahuan mengenai laju rekasi sangat penting dalam penentuan kondisi yang diperlukan untuk membuat suatu produk secara cepaat dan ekonomis.
Agar suatu reaksi berlangsung, partikel-partikel (atom-atom atau molekul) dari zat yang bereaksi harus bertumbukan satu dengan yang lain, akan tetapi tidak semua tumbukan antar partikel itu efektif (membuahkan hasil). Ketika dua partikel saling mendekat, elektron terluar dari kedua partikel tersebut menimbulkan gaya tolak menolak dan memperlambat gerakan partikel. Jika kedua partikel itu memiliki sedikit energi kinetik, maka mereka akan berhenti sebelum sempat bersentuhan. Sebaliknya jika kedua pertikel itu cukup banyak energi kinetiknya, maka elektron terluar saling menembus dan berpenetrasi yang menyebabkan perombakan ikatan , ada ikatan yang terputus dan ada ikatan yang terbentuk. Jadi suatu reaksi akan terjadi apabila partikel yang bertumbukan mempunyai energi kinetik yang cukup.
Energi kinetik minimum yang harus dimiliki atau harus diberikan kepada partikel agar tumbukan mereka menghasilkan reaksi disebut energi pengangktifan (energi aktivasi), dengan lambang Ea. Makin kecil (rendah) harga Ea, makin mudah suaatu reaksi terjadi, sehingga makin cepat reaksi berlangsung.
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam satuan waktu.
Misalnya : Reaksi 
                   A(g/aq )  +  B(g/aq )     ------------  C(g/aq )
            Maka  : υA  =  _ Δ[ A ]  ,    υC  =   Δ[ C ]
                                   Δt                        Δ t
                               υB  =  _ Δ[ B ]
                                        Δ t
 Dengan     υi    = laju reaksi zat i
               Δ[ i ]  = perubahan konsentrasi zat i  
               Δ t      = selisih atau perubahan waktu
          tanda “-” = pengurangan konsentrasi




B. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi                          
     Laju reaksi dipengaruhi oleh:
1. Konsentrasi
Pada data percobaan reaksi :
2NO(g) + 2H2(g)       -------------       N2(g) + 2H2O(g)
           Tabel 1. Hasil percobaan reaksi 2NO(g)   + 2H2(g)                             
                                          N2(g) + 2H2O(g)   pada berbagai konsentrasi    

                                                  
Percobaan
Konsentrasi mula-mula
Laju reaksi ,
X 10 – 7mol/L/det
[ NO ]
[ H]
1
0.004
0,0015
            32
2
0,004
0,003
64
3
0,004
0,006
130
4
0,002
0,006
32
5
0,001
0,006
7,9

Misalkan persamaan laju reaksinya : V = k [NO]m[H2]n
Untuk menentukan orde reaksi dari NO ( m ), amati dua data [H2] yang sama namun [NO] berubah. Misalnya diambil data No. 4 dan 5, lalu bandingkan
Data 4 :      32  = k [0,002][0,006]n
Data 5 :      7,9 = k [0,001][0,006]n
                    4   = 2m        jadi nilai m = 2
Menentukan orde n dengan mengamati [H2] tetap dan [ NO] berubah, diambil data No. 2 dan 3
Data 2 :      64  = k [0,004]2[0,003]n
Data 3 :     130 = k [0,004]2[0,006]n
                    ½  = [ ½]n , n = 1          
Laju reaksi,  υ  ~ [ H2 ]   dapat ditulis  υ  ~  [ NO ]2[H2]
                    υ   ~ [ NO ] 2    atau    υ   = k  [ NO ]2[H2]
adalah suatu ketetapan yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan zat yang bereaksi. Harga k dapat dihitung dengan memasukkan data percobaan ke dalam persamaan. Misalnya dipakai hasil percobaan no. 1
                  υ   =  k  [ NO ][H2]
    32 x 10 –7    =  k ( 4x 10 –3 )2 .(1,5x10 –3 )
    32 x 10 –7    =  k  ( 24x 10 –9 )    
                    k  =    32 x 10 –7    /   24x 10 –9  = 133
Persamaan laju  reaksi   υ   =  133 [ NO ][H2]
Jika suatu persamaan reaksi  υ   =  [ A ] x [ B ] y , maka nilai  x + y  adalah orde/ tingkat  reaksi. Jadi pada persamaan laju reaksi  υ  = 133 [ NO ][H2], mempunyai orde reaksi = 2 + 1 = 3

2.       Luas Permukaan Zat
Zat berwujud serbuk mempunyai luas permukaan lebih besar daripada zat berwujud kepingan atau bongkahan. Karena luas bidang kontak serbuk lebih luas maka zat berupa serbuk bereaksi lebih cepat dari pada zat yang berwujud bongkahan atau kepingan.

     3.   Suhu
        Laju reaksi akan bertambah cepat dengan  bertambahnya suhu. Umumnya setiap kenaikan       10 ºC akan menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua kali.
Vt =  2 ∆T. Vo        .     
        dengan     υ = laju reaksi pada suhu T oC,mol/detik
                       Δ T = selisih suhu ( T2 – T1 )
Adanya kenaikan suhu menyebabkan penambahan energi kinetik pada molekul-molekul sehingga mempercepat gerak molekul-molekul tersebut, akibatnya kemungkinan tabrakan antar molekul yang menghasilkan reaksi (tabrakan efektif) makin banyak terjadi. Energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan efektif disebut energi pengaktifan. Hubungan antara energi pengaktifan dan energi yang diserap atau dilepaskan selama reaksi berlangsung dapat dibaca pada grafik berikut.

                                                                                     
3.       Katalis
        Katalis adalah zat dapat mempercepat laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan. Kerja katalis ini dengan menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi.
        Apabila suatu reaksi berlangsung bertahap maka laju reaksi keseluruhan ditentukan oleh tahap yang paling lambat.

MATERI TERKAIT

A. KEMOLARAN (MOLARITAS)
B. KONSEP LAJU REAKSI
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
D. ORDE REAKSI
E. PERSAMAAN LAJU REAKSI
F. TEORI TUMBUKAN



Sumber:
KIMIA untuk SMA kelas XI, Unggul Sudarmo, Penerbit Erlangga, 2004
KIMIA 2 SMU, untuk Kelas 2, Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad, Penerbit Erlangga, 1999
KIMIA untuk SMA/MA, kelas XI, Tarti Harjani, dkk,  Penerbit Masmedia, 2012
 

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!