A.
KEADAAN
SETIMBANG
Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi
dapat balik. Jika kecepatan reaksi ke kanan = kecepatan reaksi ke kiri,
maka reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang dan untuk menyatakannya digunakan
2 arah anak panah yang berlawanan arah ( <=====> ).
Suatu reaksi yang dapat berlangsung dua arah yaitu ke arah
produk dan ke arah pereaksi disebut reaksi kesetimbangan ( reaksi
reversible ) sedangkan reaksi yang berlangsung searah saja (
menghasilkan produk ) disebut reaksi berkesudahan ( reaksi irreversible ).
Contoh reaksi reversible
N2
(g) + 3H2
(g) <=========> 2NH3(g)
Suatu
reaksi dikatakan berada pada kesetimbangan apabila pada reaksi diatas laju
pembentukan 2 molekul NH3 sama cepatnya dengan
pembentukan 3 molekul H2
dan 1 molekul N2. Sehingga pada keadaan
kesetimbangan jumlah partikel masing-masing zat yang bereaksi dalam satu satuan
waktu adalah sama dengan jumlah yang terbentuk kembali ( kesetimbangan
dinamis ).
B.
PERGESERAN
KESETIMBANGAN
Berdasarkan hasil pengamatan, suatu kesetimbangan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari luar.
1.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kesetimbangan
kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh konsentrasi, volume,
tekanan dan temperatur.
Contoh
: N2O4 (g)
<===========> 2NO2(g)
N2O4 adalah
gas yang tidak berwarna, sedangkan gas NO2 berwarna merah coklat. Jika pada sistem
kesetimbangan tersebut diberikan tekanan dari luar, kemudian diamati maka warna
merah coklat pada sistem itu semakin lama semakin memudar. Hal itu berarti gas NO2 dalam sistem berkurang atau
kesetimbangan bergeser dari kanan ke kiri.
2.
Azas
Le Chatelier
Menurut
Henri-Louis Le Chatelier Jika pada suatu
system kesetimbangan diberikan suatu aksi , maka sistem akan mengadakan reaksi
sehingga pengaruh aksi menjadi sekecil-kecilnya.
a. Pengaruh
perubahan konsentrasi
Pada suatu sistem kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu
zat ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah zat yang konsentrasinya
ditambah. Sebaliknya jika konsentrasi salahsatu zat dikurangi maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang konsentrasinya dikurangi.
Contoh : Pada reaksi 1 apabila ditambahkan sejumlah
tertentu gas N2 maka konsentrasi gas N2 akan bertambah. Menurut asas Le
Chartier system akan berubah
sedemikian rupa sehingga pertambahan konsentrasi N2 menjadi sekecil mungkin. Hal ini terjadi
jika sebagian gas N2 dan H2 diubah menjadi gas NH3. Jadi reaksi bergeser ke arah pembentukan gas NH3. Sebaliknya jika pada system
tersebut konsentrasi gas N2 kita kurangi, maka system akan berubah sedemikian
rupa hingga konsentrasi
N2 bertambah atau reaksi
bergeser ke arah pembentukan gas N2.
Perubahan konsentrasi diatas dapat disimpulkan :
Jika
konsentrasi zat diperbesar maka kesetimbangan bergeser dari arah zat
tersebut dan jika konsentrasi zat diperkecil maka kesetimbangan bergeser ke
arah zat tersebut.
b. Pengaruh
perubahan volume
Pada suatu sistem kesetimbangan, jika volume diperbesar maka konsentrasi
setiap zat dalam sistem itu akan berkurang. Sehingga sistem akan berkurang. Hal
ini maka sistem akan mengadakan reaksi dengan menggeser kesetimbangan ke arah
zat yang jumlah koefisiennya lebih besar.
Hal diatas dapat disimpulkan :
Jika volume diperbesar maka kesetimbangan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih besar dan jika volume diprkecil maka kesetimbangan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
Jika volume diperbesar maka kesetimbangan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih besar dan jika volume diprkecil maka kesetimbangan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
c. Pengaruh
perubahan tekanan
Pada suatu sistem kesetimbangan, jika tekanan diperbesar
maka volume menjadi lebih kecil. Dengan demikian konsentrasi setiap zat pada
kesetimbangan itu akan bertambah. Hal ini akan mengakibatkan kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
Contoh :
Ke dalam alat suntik dimasukkan gas N2O4
sehingga terjadi kesetimbangan :
N2O4 (g) <===========>
2NO2(g)
Tekanan diperbesar dengan cara menekan alat suntik ke dalam.
Ternyata gas NO2 berkurang. Hal ini terjadi karena
jumlah koefisien NO2 lebih besar, sehingga
kesetimbangan bergeser ke kiri atau ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih
kecil.
Kesimpulan dari perubahan tekanan:
Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan bergerser ke arah
zat yang jumlah koefisiennya lebih keci dan jika tekanan diperkecil maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih besar.
d. Pengaruh
perubahan temperatur
Reaksi pembentukan amoniak adalah reaksi eksotermis yaitu
reaksi disertai pelepasan energi (kalor)yaitu :
N2(g)+3H2
(g) <=========> 2NH3(g)
ΔH = -92 kJ
Sedang pada reaksi penguraian amoniak
merupakan reaksi endotermis yaitu reaksi yang memerlukan tambahan energi (
kalor ):
2NH3(g)
<==========> N2
(g) + 3H2
(g) ΔH = +92
kJ
Jika pada reaksi pembentukan amoniak dilakukan dengan
penambahan kalor, system akan berubah mengurangi kalor yaitu sebagian amoniak
akan terurai dan energi akan disimpan dalam N2 dan
H2. Jadi
jika suhu dinaikkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endotermis,
sebaliknya apabila dilakukan penurunan suhu mengakibatkan pergeseran
kesetimbangan ke arah reaksi eksotermis.
Pengaruh
perubahan temperatur dapat disimpulkan sebagai berikut
Jika temperatur dinaikkan maka kesetimbangan bergeser ke
arah reaksi endoterm dan jika temperatur diturunkan maka kesetimbangan bergeser
ke arah reaksi eksoterm.
e. Pengaruh
katalis
Pengaruh penambahan katalis hanya
untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan, dan tidak merubah
pergeseran arah reaksi
Sebagai gambaran misalnya :A + B <===> C
Sebagaimana kita ketahui, suatu katalis mempercepat reaaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi pengaktivan). Dari diagram diatas dapat kita lihat kehadirannya akan menurunkan energi ktivasi ke kanan maupun ke kiri. Hal ini berarti bahwa baik reaksi maju maupun reaksi balik sama-sama dipercepat oleh katalis, sehingga kedua-duanya memperoleh laju yang sama besar. Jadi suatu katalis berfungsi mempercepat tercapainya kesetimbangan.
MATERI DAN SOAL KESETIMBANGAN KIMIA:
- C. KESETIMBANGAN INDUSTRI
- KEADAAN SETIMBANG DAN PERGESERAN KESETIMBANGAN
- PERHITUNGAN KONSENTRASI DAN KESETIMBANGAN Kc
- Soal Kesetimbangan
- TETAPAN KESETIMBANGAN
- soal keadaan setimbang dan pergeseran kesetimbangan
- soal kesetimbangan kimia (2)
Sumber:
KIMIA untuk SMA kelas X, Unggul Sudarmo, Penerbit Erlangga, 2004
KIMIA 1 SMU, untuk Kelas 1, Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad, Penerbit Erlangga, 1999
KIMIA untuk SMA/MA, kelas X, Tarti Harjani, dkk, Penerbit Masmedia, 2012
Kok ora mudeng Babar blas padahal wis tak pikir karo merem ...
BalasHapus